10 Pemetaan Wilayah Kebudayaan Jawa Timur (1)

- Di dalam satu wilayah budaya tersebut, terdiri dari beberapa kelompok masyarakat dengan ciri budaya yang sama, dan berasal dari satu sumber budaya yang sama. Dalam bahasa Jawa disebut dengan "Klakah" atau "Tlatah." -

17 Juni 2022, 19:02 WIB

Nusantarapedia.net, JURNAL | SOSBUD — 10 Pemetaan Wilayah Kebudayaan Jawa Timur

“Keberagaman budaya di Jawa Timur tentu dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti halnya daerah-daerah lainnya, namun Jawa Timur mempunyai faktor historis yang mempunyai perspektif nasional. Hal tersebut dibagi dalam dua hal besar, yakni ketika daerah Jawa bagian timur menjadi pusat kebudayaan Jawa dan poros Nusantara pada era Mataram Hindu dan peralihan ke Islam.”

JAWA TIMUR adalah wilayah geografis dan administratif, pada realitasnya sejarah Jawa Timur adalah poros kebudayaan Nusantara yang begitu penting perjalanannya dalam kesatuan budaya Nusantara (Indonesia). Jawa Timur bukanlah sebuah entitas kebudayaan tunggal, melainkan plural. Dengan demikian, secara spesifik, telaah mengenai wilayah kebudayaan di Jawa Timur hasil dari periode pembentukan kebudayaan dari masa ke masa perlu dipetakan.

Perlu diketahui bahwa, yang dimaksud dengan wilayah kebudayaan adalah, mengacu pada sebuah kawasan yang memiliki konsep budaya yang sama dengan ciri-ciri kultural yang juga sama. Di dalam satu wilayah budaya tersebut, terdiri dari beberapa kelompok masyarakat dengan ciri budaya yang sama, dan berasal dari satu sumber budaya yang sama. Dalam bahasa Jawa disebut dengan “Klakah” atau “Tlatah.”

Jawa bagian timur saat ini menjadi Jawa Timur, secara administratif adalah sebuah pemerintahan daerah setingkat provinsi atau daerah tingkat 1 (Provinsi Dati I Jawa Timur).

Letaknya berada di pulau Jawa bagian timur, berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan, dan Provinsi Jawa Tengah di barat.

Jawa Timur dengan luas wilayah 47.922 km², dan jumlah penduduk 37.070.731 jiwa (2005) bertambah menjadi 40.665.696 jiwa (2020) dan kepadatan penduduk 851 jiwa/km2 (wikipedia). Jawa Timur merupakan provinsi terluas di antara 6 provinsi di pulau Jawa, dan menempati lima besar jumlah penduduk terbanyak berdasarkan rasio kepadatan penduduk pada provinsi-provinsi di Indonesia.

Keberagaman budaya di Jawa Timur tentu dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti halnya daerah-daerah lainnya, namun Jawa Timur mempunyai faktor historis yang mempunyai perspektif nasional. Hal tersebut dibagi dalam dua hal besar, yakni ketika daerah Jawa bagian timur menjadi pusat kebudayaan Jawa dan poros Nusantara pada era Mataram Hindu dan peralihan ke Islam.

Nama raja-raja besar seperti Airlangga, Jayabaya, Kertanegara, Ken Arok dan Hayam Wuruk hingga masa peralihan Islam, seperti Syekh Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik), Sunan Ampel, Giri Kedaton, Raden Patah, dlsb, merupakan nama besar dalam sejarah Jawa Timur.

Secara geografis, era Medang Kamulan (Jawa timur-an) di mulai dari daerah Wwatan (Magetan) sebagai daerah awal berpindahnya pusat ibu kota kerajaan Mataram kuno dari poros Jawa bagian tengah (Prambanan) ke Jawa Timur. Dalam perkembangannya, wilayah Jawa Timur dengan konsep kebudayaan pegunungan di selatan, seperti daerah Pacitan, Ponorogo, Tulungagung, Blitar hingga Kediri. Daerah di tengah seperti Ngawi, Madiun, Jombang, Mojokerto, maupun daerah pesisiran di utara seperti Lamongan, Tuban, Gresik, Surabaya, Sidoarjo, serta daerah tapal kuda mulai dari Pasuruan hingga Banyuwangi, juga pada daerah kepulauan seperti Madura. Kluster geografi tersebut dari masa ke masa telah tumbuh dan membentuk kebudayaan dengan ciri khasnya masing-masing.

Seiring tumbuhnya konsep bernegara dengan penerapan geo-politik dan geo-strategi oleh kerajaan atau entitas budaya, pemetaan wilayah sudah dijadikan kesatuan dalam proyeksi politik dengan unsur mitologi atau kepahaman tentang harmonisasi manusia dengan alam. Konsep segara-gunung, agraris-maritim sudah diterapkan oleh entitas kebudayaan Jawa Timuran, setidaknya sudah dimulai abad ke-10.

Kepahaman Hindu-Buddha, Islam dan lokal Jawa, telah bertemu di Jawa bagian timur, melahirkan perpaduan yang unik antar kebudayaan yang dibawa oleh entitas dunia, hingga menjadi budaya baru di wilayah Jawa bagian timur.

Periode formativ pembentukan kebudayaan di Jawa Timur tidak terlepas dari budaya Hindu Buddha, politik global Islam dan Jawa sendiri sebagai kebudayaan asli. Artinya, Jawa Timur telah bertransformasi dari konsep agraris di pegunungan atau selatan ke konsep perdagangan/pelabuhan/pesisiran di utara, seiring globalisasi dunia yang terus terjadi disetiap masa. Meski pada bagian tertentu, Majapahit sudah mencatatkan sebagai kerajaan semi maritim dengan membangun pelabuhan besar di Ujung Galuh (Surabaya) dengan rangkaian catatan ekspansinya.

Terkait

Terkini