10 Tragedi Sepak Bola Terbesar Sepanjang Sejarah, Sepak Bola dalam Antropologi (2)
Aparat keamanan harus dengan pendekatan komprehensif sebagai langkah antisipasi, pun dengan panitia pelaksana bila dugaannya karena over kapasitas. Sedangkan para suporter harus lebih rasional lagi soal dukung mendukung, karena ini semua adalah "industri"
Nusantarapedia.net, Jurnal | Olah Raga — 10 Tragedi Sepak Bola Terbesar Sepanjang Sejarah, Sepak Bola dalam Antropologi (2)
Dalam kasus tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 130 lebih suporter Aremania (Singo Edan), tidak terjadi bentrok antara Aremania vs Arek Bonek, namun justru bentrok terjadi antara Singo Edan dengan pihak kepolisian. Meski begitu, potensi bentrok antar suporter tetap rawan terjadi, bila aparat tidak mengambil tindakan, sebagai alasan pembenar.
Apakah tindakan yang diambil dengan menembakkan gas air mata diambil sebagai upaya mencegah bentrok antar keduanya, ataukah murni bentrok antara Singo Edan dengan aparat kepolisian. Dan di sini yang masih di investigasi oleh pihak yang berwenang, sejauh mana pihak aparat di lapangan dalam menjalankan prosedur pengamanan dan penanganan, termasuk dalam hal penggunaan gas air mata, yang mana penggunaan gas air mata tidak dibenarkan oleh aturan FIFA.
Pihak aparat keamanan dalam hal ini polisi, berusaha mengendalikan situasi agar tidak terjadi rusuh dan bentrok meluas antar suporter, karena para suporter Singo Edan telah masuk ke lapangan, meskipun konsekuensinya harus berhadapan langsung dengan suporter yang akhirnya mengambil tindakan dengan menembakkan gas air mata, bahkan gas air mata juga ditembakkan ke tribun penonton. Hal tersebut yang kemudian membuat situasi menjadi kacau, panik, berdesakan, jatuh dan terinjak-injak.
Dari berbagai informasi, hampir keseluruhan korban tewas dari pihak Singo Edan, tidak ada pihak dari Arek Bonek. Beruntung korban dari satu kelompok suporter, tidak dari keduanya. Artinya, potensi untuk melahirkan luka sejarah di kemudian waktu tidak terjadi, mengingat rivalitas keduanya kerap bersitegang.
Dari opini yang saya tulis ini, bagaimana nanti akan pelik dalam hal investigasi di dalamnya. Tentu, aparat keamanan punya argumentasi pembenaran atas tindakan yang dilakukan. Sedangkan pihak suporter Aremania juga sebaliknya, tidak dalam rangka “bentrok” dengan Arek Bonek atau melakukan tindakan anarkis lainnya, melainkan tindakan represif polisi telah menyebabkan kekacauan.
Mana yang benar? kita tunggu investigasi dan pengusutan kasus ini secara terang benderang.