100 Hari Pertama, Gubernur Melki dan Wagub Johni Siapkan 6 Program Quick Win

4 Maret 2025, 08:26 WIB

Nusantarapedia.net | NTT – “Sebagai langkah awal 100 hari pertama (Quick Win), kami telah menyiapkan 6 program prioritas, sebuah langkah inisiatif yang dirancang untuk memberikan dampak nyata bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur.” Demikian disampaikan Gubernur Melki Laka Lena dalam Pidato Perdana pada Rapat Paripurna ke-21 Masa Persidangan II Tahun Sidang 2024-2025 DPRD Provinsi NTT, di Ruang Sidang Utama DPRD Provinsi NTT yang dipimpin oleh Ketua DPRD Provinsi NTT Emilia Nomleni, Senin (3/3/2025).

“Program ini bukan sekadar inisiatif 100 hari pertama, melainkan fondasi awal yang akan terus dilanjutkan dan diperkuat seiring dengan berbagai program lain yang telah dirancang. Seluruh upaya ini berorientasi pada satu tujuan besar, yaitu mewujudkan NTT yang maju, sehat, cerdas, sejahtera, dan berkelanjutan dalam 5 (lima) tahun ke depan. Sehingga kami mengharapkan dukungan penuh dari seluruh pihak, agar program ini dapat dijalankan secara efektif dan bermanfaat langsung bagi rakyat,” ungkap Melki.

Program Quick Win pertama Melki-Johni adalah memperkuat posyandu dan kader kesehatan dalam upaya menurunkan angka stunting di NTT.

“Anak-anak NTT adalah masa depan kita, sehingga stunting harus dicegah. Kelembagaan posyandu akan diperkuat dengan mengoptimalkan perannya dalam deteksi dini risiko stunting, edukasi gizi, dan kampanye hidup sehat. Saat ini, bersama Kementerian Kesehatan RI, kami juga sedang menyiapkan program pelatihan bagi para kader bersama dengan lembaga non-profit untuk mengakselerasi pengetahuan dan keterampilan para kader dalam mencegah, melakukan deteksi dini, serta mengintervensi stunting di lapangan,” jelas Melki.

Kedua adalah “Gerakan Beli NTT”. Menurutnya, ini merupakan sebuah inisiatif untuk mendorong konsumsi dan pemasaran produk lokal guna memperkuat perekonomian daerah.

“Program ini akan dijalankan melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, untuk memperluas layanan pengembangan usaha dan akses keuangan bagi produsen desa, sekaligus memastikan adanya pasar yang stabil bagi komoditas unggulan daerah. Sehingga dapat meningkatkan ekonomi lokal dengan memastikan setiap produk yang dihasilkan bisa diserap oleh pasar, lalu produsen bisa fokus kepada proses produksi dan pengembangan,” tambahnya.

Ketiga adalah pengembangan One Village One Product (OVOP), berbasis hilirisasi yang harapannya mempu mengembangkan produk unggulan desa atau kelurahan sesuai dengan potensi lokal di setiap daerah.

Terkait

Terkini