100 Pencerahan dan Kiat Inspiratif B.J. Habibie

- Namun, berkali-kali pula Pak Habibie mengutarakan bahwa sasarannya sebenarnya bukan pesawat terbangnya, melainkan bagaimana putra-putri Indonesia mendapat nilai tambah -

9 Januari 2023, 14:52 WIB

Nusantarapedia.net, Gerai | Resensi — 100 Pencerahan dan Kiat Inspiratif B.J. Habibie

Edi Warsidi

SEORANG tokoh yang dianugrahi gelar doktor honoris causa dalam bidang filsafat teknologi, dan merupakan Presiden ke-3 RI. B. J. Habibie banyak dijadikan panutan terutama oleh pemuda-pemudi Indonesia, seorang yang sederhana yang mencintai kedamaian. Presiden yang menjabat kurang lebih satu setengah tahun dan tidak mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilu berikutnya tahun 1999. Sebanyak 211 halaman terdapat penggalan gagasan yang berkisar 100 pencerahan dan kiat inspiratif dari salah satu Presiden Indonesia.

Buku yang berisi kutipan gagasan-gagasan pencerahan dan kiat inspiratif B.J. Habibie yang bersumber dari berbagai wawancara, media, dan rujukan lainnya. Penyunting menampilkan kutipan penggalan gagasan pencerahan degan olahan yang ringan, tetapi tidak sesederhana kandungan maknanya. Walaupun setiap gagasannya tercetak sedikit akan kata, tetap maknanya melebihi itu. Kiat inspiratif yang berasal dari para sahabatnya.

“Orang yang Bisa Menjawab Segala Hal adalah Orang yang Tidak Bisa Bertanya pada Orang Lain, Apa Anda Begitu? Oh, saya bertanya. Jikalau orang tanya kepada saya, kok selalu tahu? Kenapa? Karena saya sering bertanya. Biasanya yang sudah tahu pun, saya tanya lagi check and recheck. Mungkin bisa sepuluh kali saya tanyakan kepada berbagai sumber. Lalu, saya simpulkan. Anak saya pun saya ajari begini. Hanya orang bodoh yang tidak mau bertanya” (hlm. 33).

Dalam buku ini, penyunting tidak hanya menyuguhkan gagasan-gagasana pencerahan, tetapi bisa juga menguji konsistensi B.J. Habibie dalam berbagai gagasan yang pernah dilemparkannya. Ternyata gagasan yang telah melewati waktu, esensinya tidak berbeda dengan yang disampaikannya 30 tahun yang lalu, yakni tentang, keilaman, keindonesiaan, teknologi, nilai tambah, dan lain-lain.

Buku ini dapat menjadi sebuah pencerahan bagi pembacanya sesuai dengan harapan penulis “pencerahan dan kiat inspiratif”. Sosok B. J. Habibie sangat perpengaruh terhadap kemajuan teknologi bangsa Indonesia, dengan salah satu penemuan terbesarnya dalam pesawat terbang. Namun, berkali-kali pula Pak Habibie mengutarakan bahwa sasarannya sebenarnya bukan pesawat terbangnya, melainkan bagaimana putra-putri Indonesia mendapat nilai tambah.

“Nilai tambah” adalah frasa yang sering disebut-sebut dalam buku ini, hal itu yang selalu ditekankan oleh Pak Habibie. Nilai itu adalah fungsi teknologi, sains dan SDM. Semua aktivitas ekonomi menghasilkan nilai tambah tertentu. Dalam berbagai proses, nilai tambah itu ada proses nilai tambah yang hasilnya rendah, setengah menengah, menengah, tinggi, dan tinggi-tinggi sekali. Nilai tambah itu seperti mengolah bahan mentah menjadi barang jadi, begitulah yang disampaikan Pak Habibie.

”Saya tidak dibenarkan untuk ragu-ragu karena yang dipimpin juga akan ikut ragu-ragu. Apalagi jika keputusan ragu-ragu itu dijelaskan secara bertele-tele, maka masyarakat makin tambah bingung dan ikut ragu-ragu” (hlm. 126). (*)

Peresensi, tinggal di Bandung.
Pernah menjadi editor paruh waktu untuk buku pelajaran Bahasa Indonesia di South Australian Certificate of Education (SACE), Board of South Australia, Adelaide.

Tahap Tarikat Inti dari Tashawwuf

Andy Noya Gagal Menjadi Penjahat
Kado untuk Suami (Cerita Pendek O. HENRY)
Roket SLS Dorong Pesawat Orion NASA Terbang ke Bulan Tanpa Awak
Fantastis! Skema-skema dan Skema Pembiayaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Terkait

Terkini