2022 Ekonomi Resilience, Bekal Optimisme Pasar Modal Indonesia 2023

2 Januari 2023, 16:58 WIB

Nusantarapedia.net, Jakarta — Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi membuka Perdagangan BEI (Bursa Efek Indonesia) Tahun 2023, di Gedung BEI, Jakarta, Senin (02/01/2023).

Dalam sambutannya, Presiden menyampaikan rasa syukur karena di tahun 2022, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu tumbuh positif di tengah penurunan yang dialami oleh bursa di negara lain.

“Kita juga patut bersyukur bahwa indeks di tahun 2022 itu mengalami kenaikan 4,1 persen dibandingkan bursa-bursa di negara-negara lain yang mengalami penurunan yang sangat tajam,” ujar Presiden, dilansir dari Setkab.

Selain itu, Presiden juga mengapresiasi perdagangan saham yang mampu mencatatkan pertumbuhan di tengah gejolak perekonomian global.

Market cap (kapitalisasi pasar: red) juga tumbuh 15 persen sampai di angka Rp9.499 triliun. Ini juga bukan sebuah angka yang kecil, angka yang besar di tengah turbulensi ekonomi global di tahun 2022,” ujarnya.

Presiden juga mengungkapkan kegembiraannya, karena 55 persen investor di bursa saat ini adalah generasi muda di bawah umur 30 tahun dan 70 persen di bawah 40 tahun. Artinya, prospek ke depan betul-betul masih sangat menjanjikan.

Meski demikian, Presiden berpesan, 2023 tetap menjadi ujian bagi perekonomian global maupun Indonesia, kiranya agar semua pihak tetap hati-hati dan waspada dengan tetap optimis.

“Kita semuanya harus optimistis bahwa kita bisa menyelesaikan tantangan-tantangan yang ada dan bisa mengarungi 2023, tahun ujian, dengan ekonomi yang lebih baik,” ujarnya.

Optimisme tersebut dengan target pertumbuhan Indonesia di tahun 2023 dapat mencatatkan angka di atas lima persen.

“Kalau tahun 2022 dipastikan sudah di atas 5 persen tapi kita harap di tahun 2023 juga masih di atas 5 persen,” ujarnya.

Sri Mulyani meyakini kinerja yang ditunjukkan pasar modal Indonesia dalam menghadapi turbulensi ekonomi global di tahun 2022 menjadi modal yang baik untuk menghadapi tahun 2023.

“(Capaian: red) menutup tahun 2022 dengan sangat resilience dengan tantangan yang sungguh tidak mudah, dan ini adalah bekal yang bagus untuk memasuki tahun 2023,” ujar Menkeu.

Di tahun 2023, lanjut Sri Mulyani, pihaknya akan terus meningkatkan integritas, akuntabilitas, dan kredibilitas pasar modal yang ditopang dengan pelaksanaan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK), yang mana merupakan tanggung jawab bersama antara Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) selaku Sekretariat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk secara konsisten membangun fondasi sektor keuangan yang kuat, stabil, kredibel, akuntabel dan terpercaya.

“Ini adalah suatu tugas yang tidak mudah, namun harus dilakukan. Ini juga merupakan tugas untuk tadi menggapai potensi capital market yang begitu sangat besar di Indonesia,” ujarnya.

Menkeu pun berharap agar seluruh pemangku kepentingan termasuk KSSK dapat terus menjaga stabilitas ekonomi nasional sektor keuangan, termasuk perluasan akses jasa keuangan, peningkatan sumber pembiayaan jangka panjang untuk pembangunan infrastruktur, peningkatan daya saing dan efisiensi bursa, serta meningkatkan instrumen serta regulasi di dalam mitigasi risiko dan perlindungan konsumen di sektor keuangan.

“Penerapan prinsip aktivitas sama, risiko dan regulasi yang setara menjadi sangat penting,” pungkasnya. (**/ASM)

Sumber: Setkab

Kinerja dan Fakta APBN 2022 Terjaga, 2023 Optimis dan Waspada
Harga Komoditas di Jakarta Hari Ini 2 Januari 2023
Hilirisasi Jalan Terus! Stop Ekspor Bauksit Juni 2023
YLBHI: Penerbitan Perpu Cipta Kerja Kudeta Atas Konstitusi
Perpu Cipta Kerja Terbit Di Akhir Tahun
2023, Dicari Cendekiawan yang Jujur dan Mendobrak, Menyentuh Wacana Publik Tujuan Indonesia

Terkait

Terkini