Agustus, Masa Kepemimpinan Roby dan Romy Berakhir
Warga Nian Tana wajib berterima kasih kepada Roby dan Romy telah memimpin Nian Tana, apapun realitas keberhasilan selama memimpin Nian Tana

Nusantarapedia.net, Artikel | Opini — Agustus, Masa Kepemimpinan Roby dan Romy Berakhir
Oleh: Marianus Gaharpung, dosen FH UBAYA dan lawyer di Surabaya
“Drs. Flory Mekeng, yang sudah memproklamirkan dirinya siap “perang” di Pemilukada 2023 tetapi belum jelas siapa pendampingnya. Paket lain yang masih malu-malu kucing, Ken Didimus dan Hengky Sally. Roby Idong, sebagai mantan bupati sudah pasti akan maju lagi,”
TIDAK terasa dengan kesibukan membuat perjalanan waktu begitu singkat. Kepemimpinan Roby Idong dan Romanus Woga sebagai Bupati dan Wakil Bupati Sikka masa bhaktinya akan segera berakhir pada Agustus 2023. Awal ketika kedua figur ini mencalonkan diri sebagai bupati dan wakil bupati akrab dengan paket (pasangan) ‘ROMA’ untuk maju di Pilkada (pemilihan kepala daerah), ternyata ekspektasi warga Nian Tana Sikka terhadap figur Roby dan Romy, panggilan akrab keduanya terlalu tinggi, khusus terhadap peningkatan pembangunan fisik, SDM, ekonomi dan terutama penegakan hukum di Nian Tana Sikka.
Setelah terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Sikka, harapan tersebut ternyata jauh dari kenyataan. Fakta membuktikan Bupati Sikka ini keakehan (kebanyakan) janji ketimbang realiasasi selama masa bhaktinya dan berakhir Agustus nanti. Dengan kata lain suka janji tanpa bukti nyata.
Korupsi Marak di Era Roma
Janji dari sang calon pemimpin sudah menjadi jualan murahan agar dipilih oleh masyarakat. Hal demikian ini sudah lumrah di mata masyarakat. Janji bangun Rumah Sakit di Doreng, bangun stadion, peningkatan ekonomi dengan pengurangan tenaga pengangguran melalui pembukaan lapangan kerja baru, pembangunan jalan serta pembukaan jalan baru, pembangunan gedung-gedung, dari dana APBD dan pinjaman daerah, serta kegiatan public hearing tiga bulan sekali agar mendapatkan kritikan dan masukan dari warga Nian, rencana pembangunan prestisius berupa menara lonceng Santo Paulus, semua ternyata realisasinya hanya janji manis.
Ini menunjukkan Roby dan Romy tidak sepenuhnya memenuhi ekspektasi warga Nian Tana. Hal yang demikian ini suka atau tidak menjadi sejarah buram yang pertama terjadi di era kepemimpinan ROMA.
Slogan ‘ROMA’ datang semua masalah selesai ibarat jauh panggang dari api. Kasus korupsi di Nian Tana ternyata silih berganti. Pengawasan terhadap tata kelola administrasi pemerintahan sangat buruk, terbukti Sikka tidak bisa keluar dari zona korupsi. Oknum-oknum pejabat tata usaha negara Pemkab Sikka silih berganti dipanggil – diperiksa Kejaksaan dalam kaitan dengan dugaan tindak pidana korupsi. Semua ini semakin menunjukan bahwa kepemimpinan Roby dan Romy gagal dalam menekan perilaku koruptif.