Alma, Cahaya Bintangku di Jannah
Nusantarapedia.net | SASTRA — Alma, Cahaya Bintangku di Jannah
Oleh : Hasan Hasir
SERIBU hari telah berlalu, sejak mentari senja terakhir menyapa Alma Alfatihah Kamilaturrohmah, putri sulungku yang tersayang.
Seribu hari langit kehilangan mentari cerahnya, bumi kehilangan tawa cerianya, dan hatiku, kehilangan seonggok cinta yang begitu hangat dan meneduhkan.
Alma, kau lahir di bawah langit biru Bangkalan, 25 Juni 2002, membawa secercah harapan dan kegembiraan dalam hidupku. Kau tumbuh bagaikan bunga yang mekar di taman hatiku, menebarkan aroma harum kasih sayang dan keceriaan.
Namun, takdir berkata lain. Pada tanggal 20 Desember 2021, di kota Surabaya, kau melangkah pergi, meninggalkan jejak-jejak kasih dan kebaikan yang tak lekang oleh waktu.
Seribu hari telah berlalu, dan rinduku tak pernah padam. Senyummu yang menawan, tawa ceriamu yang merdu, dan tatapan matamu yang teduh penuh kasih sayang masih terbayang jelas di benakku. Kau adalah mentari pagi yang menerangi hari-hariku, membimbingku melalui suka dan duka.
Setiap sudut rumah ini menyimpan kenangan tentangmu, Alma. Setiap barang yang kau sentuh, setiap jejak langkahmu, menjadi saksi bisu atas kasih sayang dan cintamu.
Kau, putriku tersayang, telah mengajarkan aku tentang arti pengorbanan, ketulusan, dan makna hidup yang sesungguhnya.
Kau telah membuktikannya dengan cinta yang tak ternilai, yang tak pernah padam hingga saat ini.
Kini, kau telah menjelma menjadi bintang yang bersinar di langit keabadian. Cahaya bintangmu menuntun aku, mengingatkan aku akan kebaikan dan kasih sayangmu.
Kenangan tentangmu akan tetap terukir indah di hatiku, menjadi cahaya yang terus menghangati semangat jalanku.
Alma, putriku tersayang, kepergianmu adalah duka yang mendalam bagiku. Namun, aku ikhlas menerima takdir ilahi. Aku percaya, kau berada di tempat terbaik di sisi-Nya.
Seribu hari telah berlalu, dan aku belajar untuk menerima kepergianmu. Aku belajar untuk merelakanmu pergi, karena aku tahu, setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Setiap kepergian adalah pertemuan dengan Sang Pencipta.
Aku selalu mencintai dan merindukanmu, Alma. Semoga kau tenang di sisi-Nya, mendapatkan tempat terbaik di surga-Nya. Insya Allah, kita akan bertemu kembali di Jannah-Nya. Sampai jumpa di sana, putriku yang terkasih.
Sampang, 14 September 2024
Hasan Hasir | jurnalis tinggal di Bangkalan, pegiat seni budaya Madura