Ancaman Resesi Global Mulai Dirasakan Pengusaha dan Pekerja
Menurut data dari Kemenaker per September, ada 10 ribu pekerja yang di-PHK. Sementara catatan APINDO pengurangan pekerja khusus di Jawa Barat saja per Oktober hampir 80 ribu
Nusantarapedia.net, Jakarta — Resesi global 2023 semakin dekat, pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat, inflasi tinggi, serta kebijakan menaikkan suku bunga pada bank sentral, serta konflik geo-politik seperti Rusia-Ukraina. Atas dasar tersebut, ancaman krisis pangan atau krisis biaya hidup, isu krisis energi, krisis pangan, dan krisis ekonomi dan keuangan, secara umum perlahan tapi pasti mulai dirasakan banyak negara. Terlebih pada negara-negara yang tersandera utang.
Menurut laporan IMF (Dana Moneter Internasional), perjalanan ke depan ekonomi dunia diproyeksi hanya tumbuh 2,7% dari sebelumnya 2,9%.
Berdasarkan liris dari IMF dalam World Ekonomic Outlook/WEO, sejumlah negara akan mengalami pertumbuhan negatif. Negara dengan ekonomi terbesar seperti Amerika Serikat, China, dan kawasan Euro pun mengalami tekanan.
Menurut Pierre Olivier Gourinchas, Kepala Ekonom IMF dalam World Ekonomic Outlook mengatakan, sepertiga ekonomi dunia menghadapi pertumbuhan ekonomi negatif pada dua kuartal berturut-turut.
Selain itu, angka inflasi yang terus bergerak naik, menjadikan situasi cukup sulit. Harga aneka barang dan jasa yang terus naik berpotensi sulit dikendalikan hingga mengular ke berbagai indikator ekonomi serta turunnya nilai mata uang. Inflasi Indonesia per Juli 2022 berada pada angka 4,94 persen (year on year) masih yang terbaik dibandingkan dengan tingkat inflasi di Uni Eropa sebesar 8,9 persen, Turkey 7,9 persen, Uni Eropa 8,9 persen, atau Amerika 8,5 persen.
Di beberapa wilayah di Indonesia, seperti yang terjadi di wilayah Jawa Barat, terdapat 18 pabrik garmen yang sudah tutup di Jawa Barat. Pabrik tersebut telah mengalami penurunan produksi yang berimbas pada pemangkasan jumlah tenaga kerja.
Sariat Arifia, juru bicara Perkumpulan Pengusaha Produk Tekstil Provinsi Jawa Barat (PPTPJB) Sariat Arifia seperti dilansir dari CNBC Indonesia, Selasa (1/11/22), mengatakan, terdapat penurunan permintaan terhadap produk tekstil (garmen) dalam negeri, dampaknya banyak pabrik dalam keadaan krisis.
Hal tersebut seperti di atas, juga diungkapkan oleh Anggota Komisi IX DPR RI Dewi Asmara saat memberi sambutan pembuka dalam pertemuan dengan Pemda Kabupaten Bogor, para pengusaha, dan para pekerja di Kantor Bupati Bogor, Jawa Barat, Kamis (17/11/2023).