APBN KiTa Bulan November, Kinerja Ekonomi Indonesia Masih Tumbuh Kuat
Nusantarapedia.net, Jakarta — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat konferensi pers APBN KiTa Bulan November secara daring, (24/11/2022), menjelaskan bahwa kinerja ekonomi Indonesia masih tumbuh cukup kuat, meskipun outlook ekonomi global melemah.
Outlook ekonomi global melemah, terkonfirmasi dengan indikator manufaktur PMI (Purchasing Managers’ Index) global bulan Oktober (49,4) yang kontraktif dan menurun (PMI September 49,8). Harga komoditas global masih tinggi dan cenderung volatile.
Pelemahan demand mulai memengaruhi harga energi, sementara beberapa komoditas pangan mulai menunjukkan tendensi kenaikan kembali. Sementara itu, tekanan inflasi di banyak negara maju masih tinggi, sehingga kenaikan suku bunga acuan masih dilakukan di banyak negara.
“Pada sisi pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di Indonesia, yaitu 5 persen berturut-turut selama 4 kuartal. Kuartal terakhir tahun lalu juga tumbuh di atas 5 persen, maka perekonomian Indonesia sudah 6,6 persen di atas pre-pandemic level yaitu tahun 2019. Ini termasuk pemulihan yang relatif kuat dan cepat, dibandingkan banyak negara lain yang bahkan banyak atau beberapa yang masih belum, termasuk Inggris very very late, sampai hari ini mereka hampir belum pulih pada level pre-pandemic level. Negara emerging biasanya bisa tumbuh lebih cepat. Tapi di sini, Thailand dan Jepang masih di bawah dari pre-pandemic level,” jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Di tengah pelemahan tersebut, pemulihan ekonomi Indonesia merupakan salah satu yang paling kuat di antara negara G-20 dan ASEAN-6. Tercatat, pertumbuhan ekonomi kuartal III 5,72 persen (yoy), lebih tinggi dari ekspektasi.
Sejalan dengan hal tersebut, ekonomi Indonesia di tahun 2022 diperkirakan masih akan tumbuh lebih baik. Demikian pula sebagaimana yang diproyeksikan oleh lembaga internasional terkemuka seperti ADB (5,4 persen), IMF (5,3 persen), Bloomberg (5,2 persen), Bank Dunia (5,1 persen), dan yang terbaru OECD (5,3 persen).
Di tengah beragam tantangan, kinerja APBN hingga Oktober 2022 tetap positif dan terkendali, ditopang pendapatan yang sangat baik. Sementara itu, belanja negara tumbuh, namun perlu tetap terus diakselerasi.
Pengelolaan fiskal yang inklusif dan pruden di tengah kondisi kenaikan suku bunga dan pelemahan nilai tukar, mendorong penurunan kebutuhan pembiayaan.
Secara keseluruhan, APBN 2022 berkinerja baik, namun berbagai ketidakpastian dan risiko akibat tekanan global harus diwaspadai dan dimitigasi.