APMP Jatim Unjuk Rasa Beberkan Dokumen Tindak Pungli di Sekolah-sekolah Wilayah Jawa Timur

Nusantarapedia.net, Surabaya — Sejumlah massa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda dan Mahasiswa (APMP) Jawa Timur, Kamis pagi (17/11/2022) menggelar aksi demontrasi di Kantor Dinas Pendidikan (Dindik) Provinsi Jawa Timur.
Kedatangan mereka ingin beraudiensi dengan Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) Dr. Ir. Wahid Wahyudi, MT., untuk melaporkan hasil temuan investigasi APMP Jatim di sejumlah SMA/SMK Negeri di Jawa Timur, atas laporan–laporan dari para orang tua dan wali murid yang resah adanya pungutan dana oleh kepala sekolah.
Tetapi, aksi unjuk rasa APMP Jatim yang bersikeras ingin masuk untuk menemui Kadindik Jatim, dihadang oleh aparat keamanan dari kepolisian dan satuan tugas kantor Dindik Jatim.
Bahkan, saat kedatangan massa aksi, pagar kantor Dindik Jatim ditutup rapat dan dijaga ketat oleh aparat keamanan, hingga lebih dari 1 jam, massa tak kunjung dipersilakan masuk. Hal itu membuat mereka kecewa dan terpaksa berorasi serta membentangkan poster tuntutannya di depan pagar.
“Kami datang untuk menemui kepala dinas pendidikan di sini, untuk meminta ketegasan dan tindakan Dinas Pendidikan Jawa Timur, terhadap para kepala sekolah yang melakukan pungutan yang diduga kuat melakukan perbuatan korupsi. Jika kami tidak diizinkan, kami akan memaksa menerobos masuk. Kenapa kami tidak juga ditemui?, ada apa dengan orang nomor wahid di kantor dinas pendidikan ini?,” ujar Sibromulis, SH., dalam orasinya bersama pengunjukrasa dari APMP Jatim.
Tak hanya berorasi, pengunjukrasa APMP Jatim di depan pagar kantor Dindik Jatim juga melakukan aksi membeber sejumlah bukti otentik dokumen tindak pungli hasil investigasinya.
Kordinator aksi demo APMP Jatim, Acik Kusuma, mengungkapkan, pihaknya menemukan tindak pungli di beberapa sekolah dari beberapa kota di Jawa Timur.
“Indikasi beberapa pungli di beberapa sekolah negeri di Surabaya, di Gresik, di Sidoarjo dan di Tuban dari temuan kami. Salah satunya bukti pungli dengan dugaan indikasi korupsi, para orang tua murid dimintai sumbangan melalui komite sekolah-sekolah, dengan dalih sumbangan pembangunan sekolah. Padahal sudah ada BOS dan BOPDA dari pemerintah. Pungli ada yang senilai Rp3,5 Juta, dan diangsur bagi orang tua yang kurang mampu. Kami punya bukti otentiknya,” ungkap Acik.
Bukan sekali ini saja AMP Jatim gelar aksi di Kantor Dindik Jatim. Hingga aksi terkini, masih tuntutan yang sama, tapi lagi-lagi tidak ditemui oleh Kadindik Jatim.
“Kenapa Kepala Dinas lagi–lagi tidak mau menemui kami? Kami juga sudah melaporkan ke polisi ada dugaan kuat indikasi penyelewengan dana BOS yang melibatkan kantor ini. Bila kami tidak juga diitemui Kadindik Jatim yang sudah kesekian kalinya dan tidak menindaklanjuti bukti otentik temuan pungli ini, kami akan menyegel kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jatim,” tandasnya.


Aksi demo APMP Jatim, mendapat pengaman ketat dari satuan dalmas Polsek Genteng Surabaya. Wadal PAM Polsek Genteng. Iptu Suchairi mengatakan, pengamanan unjuk rasa tersebut atas intruksi Polrestabes Surabaya, pihaknya juga mendapatkan BKO masing–masing satu unit minibus dari Polres Tuban dan Polresta Pasuruan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi keamanan kota Surabaya, dimana sebelumnya beredar informasi pengerahan massa mahasiswa dan pemuda se-Jawa Timur.
Sekitar sebulan lalu, massa aksi APMP Jatim juga mendatangi kantor Direktortar Reserse Kriminal Khusus dan Tindak Pidana Korupsi (Ditreskrimsus Tipikor) Polda Jawa Timur. Mereka melaporkan pungutan–pungutan yang meresahkan tersebut, dan menyerahkan bukti dokumen-dokumen hasil investigasinya. Oleh Ditreskrimsus Polda Jatim ditindaklanjuti dengan melimpahkan laporan perkara tersebut ke Polrestabes Surabaya dan sejumlah Polres terkait. (Hasan)
Aktivis APMP Melaporkan 5 SMA/SMK ke Tipikor Polda Jatim
Fantastis! Skema-skema dan Skema Pembiayaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Gelaran G20 Bali, Ajang “Silaturahmi” Mega – SBY
China Ekspor Perdana Unit EMU ke Indonesia, Sebelumnya PMN Rp.4,1 Triliun Untuk KCJB Klir
“Bancakan” Transmigrasi Budaya Tradisional ke Tradisi Transaksional