Arjuna dan Werkudara di Pemilukada Bangkalan 2024
Nusantarapedia.net | OPINI, POLHUKAM — Arjuna dan Werkudara di Pemilukada Bangkalan 2024
Oleh : Hasan Hasir
“Cangkir berisi kopi pahit juga ikut membisu, menantikan jawaban dari teka-teki pemilukada yang akan segera terjawab. Di kedai ini, di antara hiruk pikuk obrolan para pelaku budaya, mereka menyadari bahwa politik bukanlah sekadar perebutan kekuasaan, tapi juga sebuah drama kehidupan yang penuh dengan intrik, strategi, dan kekuatan”
– Orang pandai dan bijak pastilah teliti menilai dan mengamati, makhluk seperti apakah yang berpotensi besar memiliki motif untuk memanfaatkan “kekuatan uang” untuk memasung gerakan-gerakan yang berusaha menegakkan demokrasi dan keadilan –
MALAM minggu terasa dingin menusuk tulang. Hingga menjelang tengah malam, seorang laki-laki berkaus lengan panjang warna abu-abu masih bergeming duduk di kursi kayu tua di kedai kopi beraroma rempah. Seolah ia ingin menelan malam tanpa sisa.
Konon, kaus abu-abu berbahan benang rajut yang dipakainya untuk menghalau dingin itu adalah pemberian dari kekasih hatinya, yang hingga sekarang tak diketahui kabar dan keberadaannya.
Bangunan kuno nan klasik itu dihiasi lampu-lampu yang menyerupai lilin, menghadirkan suasana hangat dan intim. Api menari-nari di sudut-sudut ruangan, menciptakan nuansa klasik yang menawan. Di sini, di kedai kopi ini, para pelaku budaya, pelukis, dan penulis biasa bercengkerama dan saling berbagi inspirasi.
Malam itu, laki-laki berkaus abu-abu itu ikut terlibat dalam percakapan. Topik pemilukada di Bangkalan 2024 menjadi santapan obrolan mereka. Lukman dan Fauzan, pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati, diusung oleh 14 partai.
Formasi koalisi raksasa mereka menjanjikan kemenangan telak. Namun, di seberang mereka, Mathur Husyairi dan Jayus Salam, pasangan yang hanya didukung 4 partai, tak mau menyerah begitu saja.
“Kisah Mathur dan Jayus ini mengingatkan ku pada kisah Arjuna dan Werkudara,” celetuk seorang pelaku budaya, matanya berbinar.
Ia melanjutkan komentarnya, “Kisah Mathur dan Jayus mengingatkan ku pada kisah Arjuna dan Werkudara dalam pewayangan. Mathur, seperti Arjuna, memiliki kemampuan dan pengalaman berpolitik yang mumpuni, serta memiliki sejarah yang baik dalam memperjuangkan keadilan dan lantang memerangi korupsi.”
“Di sisi lain, Jayus bagaikan Werkudara (Bima), loyal dan memiliki hati yang kuat. Seperti Werkudara yang memiliki pengaruh besar di kalangan kaum desa, Jayus juga memiliki dukungan yang kuat dari para kepala desa,” tambahnya.
Mereka pun larut dalam diskusi, membandingkan kedua pasang calon dengan tokoh pewayangan.