Atasi Solusi Jangka Pendek Saat Vaksin Habis, Dinas Pertanian Sikka Hentikan Vaksinasi
Nusantarapedia.net, MAUMERE, SIKKA — Sambil tetap melakukan koordinasi, informasi dan edukasi, Dinas Pertanian Kabupaten Sikka menghentikan sementara pelaksanaan vaksinasi hewan penular rabies karena kehabisan vaksinasi. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka Yohanes Emil Satriawan, S.Pm, M.Si.
Kabupaten Sikka telah ditetapkan terkait kasus rabies dengan kejadian luar biasa (KLB). Terkait stok vaksin, dijelaskan Emil dalam wawancara bersama melalui telepon, Rabu (14/6/2023) saat mengikuti rapat koordinasi penanggulangan virus rabies untuk daratan Flores, Lembata dan Timor, antara bulan Mei dan awal bulan Juni, stok vaksin yang merupakan bantuan dari Kabupaten Flores Timur sebanyak 1000 dosis yang telah habis digunakan, namun dalam perjalanan waktu ada terjadi lagi kasus gigitan bahkan sampai menimbulkan kematian korban gigitan tersebut.
Dengan status KLB, antara Pemerintah Kabupaten Sikka dan DPRD Sikka mengambil langkah cepat, harus cepat ditangani segera, sehingga pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian mengusulkan tambahan anggaran kepada DPRD, sehingga untuk saat ini telah diproses. Melalui mekanisme perubahan anggaran, selanjutnya dengan mekanisme pengadaan vaksin yang bersumber dari dana APBD Kabupaten.
“Berbagai cara kami akan lakukan, tentunya dengan melobi pemerintah provinsi sampai pemerintah pusat melalui berbagai anggaran yang ada. Tentunya melibatkan atau berkoodinasi antara Dinas Pertanian, Dinas Kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sikka,” kata Emil.
Menurut Emil, laporan untuk kasus gigitan per tanggal 8 Juni ada 36 kasus gigitan, yang mana 1 orang meninggal dari hasil sampel yang dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVET) Denpasar, 26 positif 9 negatif masih 1 sampel yang masih menunggu hasilnya dari BBVET.
“Soal korban gigitan yang negatif ini setelah digigit banyak yang sudah tahu cara pertama mengatasinya, yakni dibilas dengan sabun cuci pada air yang mengalir selama 15 menit, kemudian dibawa ke Puskesmas. Yang menangani rabies di Sikka ada 7 Puskesmas sekaligus pos rabies, selanjutnya para medis melakukan vaksin anti rabies,” terang Emil.
Untuk solusi jangka pendek penangan kasus rabies sambil ada vaksin kami terus melakukan koordinasi informasi edukasi lintas sektor tingkat kecamatan sampai RT/RW melibatkan petugas.
“Kepada pemilik anjing ada penegasan khusus bagi pemilik ternak harus dikandangkan, jika tidak akan dieliminasi,” jelas Emil.
“Saya sangat mengharapkan buat semua pemangku termasuk media masa agar bantu menghimbau lewat media masa, baik di mimbar, urusan adat, urusan kemasyarakatan agar disampaikan, sehingga banyak masyarakat mengerti dan mempunyai kesadaran akan bahaya penularan rabies,” tutup Emil. (Icha)
64 Jemaah Haji Asal Sikka, Diberangkatkan Menuju Embarkasi Surabaya
TGP Belum “Clear”, PKO Sikka Kembali Terendus Pembangunan SMP Negeri 2 Nara Dipaksakan PHO
Kementerian Agama Kabupaten Sikka Tanda Tangani PKS dengan BPJS Ketenagakerjaan Sikka