Bahaya Psikologis di Balik Fenomena “Celebrity Worship” di Era Digital

Nusantarapedia.net | SOSBUD — Bahaya Psikologis di Balik Fenomena “Celebrity Worship” di Era Digital
Oleh : Rara Oktavia Arina
DI zaman sekarang yang serba digital, banyak orang sangat mengidolakan selebriti. Melalui media sosial dan platform hiburan, kita sering melihat kehidupan mewah para idola, yang membuat penggemar merasa terhubung secara emosional dengan mereka. Namun, di balik ketertarikan ini, ada beberapa dampak psikologis yang perlu kita perhatikan. Menurut McCutcheon, Zsila, dan Demetrovics (2021), celebrity worship dapat didefinisikan sebagai “Celebrity worship has been defned as an increased admiration towards a famous person, which sometimes manifests in an excessive interest in the life of a celebrity” (McCutcheon et al., 2021).
Fenomena ini sangat jelas di kalangan penggemar K-Pop, di mana mereka tidak hanya menyukai musik dan penampilan idola mereka, tetapi juga aktif menunjukkan dukungan dengan berbagai cara. Misalnya, penggemar K-Pop sering mengikuti kabar terbaru tentang artis favorit mereka seperti melalui media sosial, dan menghadiri konser. Kadang-kadang, mereka menghabiskan banyak waktu dan uang hanya untuk membeli merchandise, tiket konser, dan menghadiri acara fan meeting, yang menunjukkan betapa besar keterlibatan mereka.
Mengidolakan selebriti memang bisa membawa kebahagiaan bagi sebagian orang, tetapi jika berlebihan, hal ini juga bisa berdampak buruk pada kesehatan mental. Perilaku celebrity worship ini memiliki dampak negatif pada psikologis individu, yang pertama adalah kesehatan mental yang menurun. Individu yang terobsesi dengan selebriti sering kali merasa cemas, sedih, dan kurang percaya diri. Mereka mungkin merasa tidak puas dengan hidup mereka sendiri ketika membandingkan diri dengan gaya hidup mewah selebriti, yang sering kali ditampilkan secara tidak realistis di media (Isril & Yulianto, 2024).
Kedua, yaitu obsesi dan ketergantungan. Obsesi yang berlebihan terhadap selebriti dapat mendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang berisiko, seperti melanggar aturan atau melakukan hal-hal ekstrem demi menarik perhatian idolanya. Perilaku ini mencerminkan tindakan yang tidak sehat dan berpotensi merusak kehidupan pribadi mereka. Selain itu, ketergantungan emosional juga sering kali muncul, di mana beberapa orang menjadikan idola sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan. Akibatnya, ketika sesuatu yang buruk menimpa idolanya, mereka bisa merasa hidupnya menjadi kacau dan sulit untuk merasa bahagia lagi. Ketergantungan semacam ini juga dapat menghambat seseorang dalam menemukan kebahagiaan dari hal-hal lain di kehidupannya (Isril & Yulianto, 2024).
Ketiga, yaitu isolasi sosial. Celebrity worship juga dapat menyebabkan individu mengisolasi diri dari hubungan sosial. Ketika seseorang lebih terfokus pada kehidupan selebriti daripada interaksi dengan teman dan keluarga, mereka berisiko kehilangan dukungan sosial yang penting bagi kesehatan mental. Hal ini dapat memperburuk perasaan kesepian dan meningkatkan risiko masalah psikologis (Kusmawan & Sari, 2024).