Bancakan, Simbol Kesyukuran dan Semangat Berbagi

Bancakan memang mirip kenduri, tetapi acara bancakan biasanya diperuntukkan bagi anak-anak kecil (usia TK, SD, atau SMP). Kenduri adalah bentuk ritual resmi yang biasa dilakukan oleh orang dewasa untuk memanjatkan doa bersama.

9 Juli 2022, 20:24 WIB

Nusantarapedia.net, Jurnal | Sosbud — Bancakan, Simbol Kesyukuran dan Semangat Berbagi.

“Secara filosofis, bancakan mempunyai makna yang mendalam. Bancakan adalah ungkapan rasa syukur atas suatu pencapaian yang diraih.”

Pernah dengar kata bancakan? Atau pernah makan nasi bancakan? Seiring waktu bancakan menjadi jarang dihelat oleh masyarakat Jawa. Mengapa, ya? Lalu bancakan itu apa?

Menurut KBBI  daring, bancakan punya 3 arti, yaitu 1) selamatan; kenduri; 2) hidangan yang disediakan dalam selamatan; 3) selamatan bagi anak-anak dalam merayakan ulang tahun atau memperingati hari kelahiran disertai pembagian makanan atau kue-kue.

Bancakan memang mirip kenduri, tetapi acara bancakan biasanya diperuntukkan bagi anak-anak kecil (usia TK, SD, atau SMP). Kenduri adalah bentuk ritual resmi yang biasa dilakukan oleh orang dewasa untuk memanjatkan doa bersama.

Bancakan adalah bentuk kenduri yang jauh lebih sederhana. Sering orang menggunakan kata bancakan untuk menyebut kenduri atau selamatan sederhana dalam merayakan pernikahan atau khitan.

Bancakan juga merupakan bagian dari selamatan atau syukuran yang biasanya diadakan sebagai bentuk rasa syukur untuk memperingati kelahiran atau weton anak. Weton adalah gabungan hitungan hari di kalender Masehi dengan hitungan hari di sistem penanggalan Jawa yang terdiri dari lima hari dalam setiap siklus, yaitu Wage, Legi, Pon, Pahing, dan Kliwon.

Keluarga atau orang tua yang hendak mengadakan selamatan memasak nasi, lauk-pauk, dan sayuran dalam porsi besar untuk acara ini. Bumbu yang biasanya ada dalam menu bancakan adalah urapan.

desain tanpa judul 40 f4b5546b6c8b5ac8354c09ba85227994
foto:idntimes
bancaan
foto: cookpad

Urapan dibuat dari sayuran rebus dicampur dengan parutan kelapa muda yang diberi bumbu yang terdiri dari cabe, lengkuas, bawang merah, bawang putih, daun jeruk purut, gula, dan ditambah garam secukupnya. Jika biasanya bumbu urapan dimasak dengan cara dikukus.

Tak lupa menambahkan lauk pelengkap untuk menambah kenikmatan, seperti gereh (ikan asin), tempe, tahu, telur, dan bisa ditambahkan sesuai selera dan anggaran.

Dulu, nasi bancakan dibungkus nenek menggunakan daun pisang yang memanfaatkan biting untuk menyematkan bungkusnya.

Nasi, lauk, dan bumbu disajikan di atas nampan besar atau tampah. Anak-anak dan para tetangga diundang untuk ikut makan bersama dalam satu nampan besar tersebut. Sebelum makanan tersebut disajikan, ada sesepuh yang membacakan doa dengan tujuan demi keselamatan si anak. Selain dimakan bersama, makanan bancakan tersebut juga dibagikan pada tetangga dekat dan kerabat dekatnya.

Secara filosofis, bancakan mempunyai makna yang mendalam. Bancakan adalah ungkapan rasa syukur atas suatu pencapaian yang diraih. Bancakan yang dikelilingi anak-anak adalah cermin kerukunan dengan duduk sama rendah, tidak pandang status. Bancakan juga mengajarkan kita legawa mendoakan kebaikan bagi orang lainyang diyakini kebaikan itu akan menjadi kebaikan bagi diri sendiri.

noel
Suasana bancakan khitanan di desa. foto: Noel/Npj

Bancakan adalah simbol. Bagaimana rasa syukur ingin diejawantahkan tanpa harus banyak berkata-kata. Persembahan makanan adalah alat tebus doa-doa yang diminta dari para peserta bancakan. Teori interaksi simbolik merupakan teori yang memiliki asumsi bahwa manusia membentuk makna melalui proses komunikasi.

Kajian sosial menilai ini adalah ranah teori interaksi simbolik, di mana teori ini memberi makna dengan simbol dalam interaksi kelompok. Teori ini berfokus pada pentingnya konsep diri dan persepsi yang dimiliki individu berdasarkan interaksi dengan individu lain, juga mencermati perilaku komunitas kecil yang memiliki keunikan tertentu dalam interaksi sosial di antara mereka.

Dalam pandangan teori Interaksionisme Simbolik, manusia adalah “animal symbolicum”. Segala sesuatu (objek) yang ada di dalam kehidupan manusia mempunyai makna simbolik. Makna-makna ini tidak datang dengan sendirinya, melainkan dihadirkan dan kemudian disepakati dan dijadikan simbol. Simbol di sini dipahami sebagai tanda yang mengandung kesepakatan makna.

Oleh sebab itu, perilaku manusia, baik sebagai individu maupun kelompok bertitik tolak dari makna-makna simbolik dari objek itu tadi, sebagaimana bancakan hadir sebagai simbol kesyukuran dan semangat berbagi.

Tradisi Nyumbang, Benteng Sosial Bagi Masyarakat
Resepsi Budaya Bhairawa Tantra dan Sadranan, hingga Slametan Kendurenan (1)
Tradisi Nyumbang dan Pergeseran Nilainya
Rapor Pendidikan, Terobosan Baru Model Evaluasi Belajar

Terkait

Terkini