“Bancakan” Transmigrasi Budaya Tradisional ke Tradisi Transaksional

Hidangan bancakan para kerah putih ini tak sesederhana penyajian kenduri yang digelar juragan kacang akan bangun warung rujak di kampung

7 November 2022, 07:32 WIB

Nusantarapedia.net, Jurnal | Sosbud — BancakanTransmigrasi Budaya Tradisional ke Tradisi Transaksional

“Jika bancakan di kampung sebatas perkara doa dan isi perut. Tidak dalam bancakan yang disajikan di tengah-tengah dunia politik, selalu ada suguhan kepentingan besar membungkusnya, mulai dari jaminan keamanan, kelancaran urusan, dan upaya mengunci rapat sesuatu perkara, sehingga menjadi hal yang tak pernah diketahui dan terungkap ke hadapan khalayak.”

DI lingkungan masyarakat kekinian tak asing dengan acara potong kue saat perayaan jabatan atau peresmian tempat usaha. Jauh sebelum aktivitas tersebut ada, masyarakat terdahulu sudah mengenalkan tradisi makan beramai-ramai, yang kemudian lebih akrab dikenal istilah “bancakan.”

Cara makan bancakan dilakukan dengan makan bersama dalam satu wadah. Tradisi bancakan ini masih sangat populer di kampung-kampung. Bahkan, pemandanagan tradisi makan bancakan ini juga biasa dijumpai di lingkungan pesantren. Cara makan seperti sudah akrab di kalangan santri.

Bancakan berasal dari istilah dalam bahasa Jawa yang kemudian diserap dan menjadi bagian dari kosakata dalam bahasa Indonesia. Kata ‘bancakan’ menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) punya 3 arti, yaitu 1) selamatan; kenduri; 2) hidangan yang disediakan dalam selamatan; 3) selamatan bagi anak-anak dalam merayakan ulang tahun atau memperingati hari kelahiran disertai pembagian makanan atau kue-kue.

Tradisi makan bancakan mempunyai filosofi yang luhur dan sudah mengakar dalam masyarakat. Masakannya ditempatkan dalam satu nampan, setiap orang duduk sama rendah, mengelilingi. Tidak ada perbedaan, apakah dari golongan orang kaya atau miskin, orang tua atau muda. Semua dipandang sama derajat statusnya.

Pada acara makan bersama ini. Orang-orang menikmati hidangan. Tidak ada rasa jijik saat menyantap makanan bersama, malah mengikuti bancakan merupakan kegiatan yang menarik minat dan mampu membangkitkan selera makan mereka. Budaya ini juga mencerminkan semangat gotong-royong dan kerukunan dalam bermasyarakat.

Terkait

Terkini