Banyak Jalan Menuju Roma

- jika gagal mencoba lagi, banyak celah pekerjaan yang bisa kita coba, seperti pepatah mengatakan, 'banyak jalan menuju Roma', -

9 Oktober 2022, 10:49 WIB

Nusantarapedia.net, Galeri | Potret Sosial — Banyak Jalan Menuju Roma

“Profesi pemulung adalah pekerjaan yang mulia, karenanya ‘pemulung’ adalah pahlawan kebersihan, penjaga lingkungan hidup, yang mana tak banyak perusahaan/pabrik yang mengeluarkan produknya kurang memberikan perhatian pada dampak yang ditimbulkan atas penggunaan kemasan/packing yang nyampah di mana-mana. Sudahkah setiap perusahaan diwajibkan memiliki unit pengolahan limbah?”

NAMANYA Lismanto, laki-laki berusia 45 tahun, warga Kampung Kepungan RT.001/RW.005, Kelurahan Bojongbata, Kecamatan Pemalang kota, Jawa Tengah.

Berpuluh tahun tinggal di negeri orang, mencoba mengadu nasib di sejumlah kota di Indonesia, mulai dari kota Indramayu, Bogor, Jakarta, sampai di kota Jambi pulau Sumatera.

Lismanto bekerja dari mulai menjadi kuli bangunan, berdagang sampai menjadi pemulung barang bekas, semua sudah dilakoninya demi merubah nasib.

Lelaki kelahiran asli Pemalang 45 tahun yang lalu, ketika ditemui awak media beberapa waktu yang lalu (10/2022), terlihat sedang sibuk menata berbagai macam barang bekas hasil buruannya selama hampir satu bulan lamanya.

Sembari membuatkan kopi hitam untuk awak media, “Silahkan diminum mas, kopinya,” katanya.

“Saya belum lama mas, pulang ke kampung halaman Pemalang” ucapnya membuka pembicaraan.

“Sudah hampir 25 tahun saya merantau mas, di berbagai kota, saya mencoba mengadu nasib, hidup bersama anak istri saya di kota perantauan, sampai akhirnya karena beberapa kali gagal di perantauan, memutuskan untuk pulang kampung, mencoba mengawali hidup di sini,” terangnya.

“Saya bekerja dari pagi sampai malam, dari mulai kerja di bagian gudang salah satu mall di Pemalang, kemudian siangnya keliling berdagang buah, hingga malam hari menata barang-barang bekas yang akan ditimbang. Hidup itu sudah ada yang mengatur mas, saya yang dulu membayangkan bisa berhasil di perantauan, ternyata gagal,” jelas Anto.

Kini seorang Lismanto telah pulang ke kampungnya, setelah beberapa kali gagal di perantauan, nasib tak kunjung membaik. Lismanto mencoba mengawali hidup baru di tanah kelahirannya, dan ada perubahan yang didapat, bahkan ada kemajuan dalam hidupnya untuk urusan ekonomi.

Lismanto dari hasil mengumpulkan barang bekas yang dijual setiap satu bulan sekali, berupa aneka barang bekas seperti kardus, plastik, kertas, botol mineral, hingga rongsokan besi, setiap satu bulan dia setorkan ke pengepul dengan menghasilkan uang 3 hingga 5 juta.

Dimasa wabah pandemi Covid-19 dan pasca pandemi dalam rangka pemulihan ekonomi, ketika banyak orang kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, namun tidak dengan Lismanto, justru bisa mengatasinya, mampu keluar dari beban hidup himpitan ekonomi, mampu menghadirkan potensi ekonomi dan keuangan, meski harus bergumul dengan barang-barang bekas. Lismanto mampu menafkahi keluarganya.

“Intinya jangan pernah putus asa dalam mencari nafkah, untuk memenuhi nafkah keluarga, jika gagal mencoba lagi, banyak celah pekerjaan yang bisa kita coba, seperti pepatah mengatakan, ‘banyak jalan menuju Roma’,” kata Lismanto sang pejuang hidup, mengakhiri obrolan.

Profesi pemulung adalah pekerjaan yang mulia, karenanya “pemulung” adalah pahlawan kebersihan, penjaga lingkungan hidup, yang mana tak banyak perusahaan/pabrik yang mengeluarkan produknya kurang memberikan perhatian pada dampak yang ditimbulkan atas penggunaan kemasan/packing yang nyampah di mana-mana. Sudahkah setiap perusahaan diwajibkan memiliki unit pengolahan limbah?

©2022/Ragil74/Npj

Hitam Legam Sehitam Arang
Kusworo Pejuang Lingkungan, Berkat “Barkas” Bisa Menghidupi Keluarganya
Pasar Klithikan, Cermin Semangat Pelaku Ekonomi Pinggiran
Bertahan Demi Sesuap Nasi dan Nafkah Keluarga
Dengan Ini: Saya Menyatakan Mundur dari Jabatan … atas …, Misalnya! (1)

Terkait

Terkini