Bayi Anda Gampang Rewel? Hati-Hati Bisa Jadi Ini Sinyal Watak Perfeksionis

Karena memang Allah menghendaki kita untuk bisa memahami watak dan karakter orang-orang yang kita sayangi dari peran kita sebagai perawat, pengasuh dan pendidik mereka

19 September 2023, 13:11 WIB

Nusantarapedia.net | JURNAL – KESEHATAN — Bayi Anda Gampang Rewel? Hati-Hati Bisa Jadi Ini Sinyal Watak Perfeksionis

Oleh : Ndari Purwanda

“Pada situasi demikian, coba kita belajar tentang watak yuk, bun, biar kita bisa menghadapinya dengan lebih ikhlas, sabar dan legawa, agar si buah hati juga dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat tanpa harus dibanding-bandingkan seumur hidupnya.”

“Masya Allah, babyku yang satu ini kok beda ya sama kakaknya dulu, ditinggal bentar aja udah nangis, mau tengkurap nangis, pipis nangis, buang air besar nangis, keringetan nangis, kedinginan nangis, bahkan pampersnya ganti merk aja bisa tahu lho dia, rewel tidak karuan”

“Dulu kakaknya adem-ayem, bahkan waktu keluar dari perut aja, enggak nangis, anteng bayinya, sampai bisa saya tinggal kemana-mana karena ikut siapa aja mau, bobok terus, paham bener ibunya lagi sibuk, kalau yang adiknya ini, makan aja sampai gak sempat!”

Dalam satu kandungan kok bisa beda banget ya, bun? Geregetan dan gondok  kadang udah gak bisa dikendalikan. Apalagi pada kondisi bunda yang sibuk harus membantu menyokong ekonomi keluarga. Bunda berharap anak-anaknya nurut gak rewel dan semuanya bisa memahami kondisi ibunya. Namun bagaimana jika fakta berbicara lain? Bunda dianugerahi anak yang super rewel dan benar-benar tidak bisa ditinggal satu detikpun! Apakah memaksakan keadaan akan berdampak baik pada tumbuh kembangnya kelak?

Berikut beberapa alasan yang bunda wajib paham sebagai pertimbangan untuk menentukan apa yang harus bunda lakukan.

Perlu bunda tahu bahwa watak adalah rezeki yang telah ditanamkan Allah pada setiap otak manusia dan datanya sudah tertanam rapi pada salah satu bagian otak, yakni lobus paretalis yang letaknya tepat di belakang lobus frontalis atau prefontal korteks yang merupakan pusatnya pembelajaran. Berbeda dengan lobus frontalis yang datanya masih kosong dan kelak akan diinput oleh orang tua, ilmu pengetahuan, dan lingkungannya, maka data di lobus paretalis, sudah terisi penuh bahkan mengikuti genetik dari kedua orang tuanya, dan perlu anda garis bawahi bahwa data ini sifatnya permanen dan tidak bisa diubah. Kita orang tua hanya bisa membentuk watak menjadi yang kita sebut karakter tapi jangan pernah bermimpi akan bisa mengubah watak yang sudah tertanam pada otak mereka.

Katakanlah (Muhammad), “Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing.” Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. (al-Isra’: 84)

Demikian Allah menyebutkan dengan gamblang pada ayat tersebut, bahwa manusia telah diciptakan sesuai dengan pembawaannya masing-masing, berbanding lurus dengan hasil penelitian otak yang dilakukan oleh para ilmuwan neurosains, bahwa memang dalam lobus paretalis, data tentang watak dan bakat sudah lengkap terprogram di sana. Inilah yang kemudian mendasari penelitian tentang pembagian jenis watak yakni introvert, extrovert dan ambivet yang dipecah lagi menjadi watak plegmatis, melankolis, koleris dan sanguinis, kemudian pembagian 9 kecerdasan majemuk yaitu  linguistik, logika matematis, visual spasial, music, interpersonal, intra personal, kinestetik, naturalis dan spiritual.

Karena sudah tertanam programnya bahkan sejak anak dalam kandungan, jadi watak bisa dideteksi bahkan sejak anak lahir pertama kali ke dunia. Ini merupakan jawaban kenapa anak terlahir dengan tangisan dan ada pula yang tidak menangis sama sekali, dengan pola pengasuhan balita yang sama, ada anak yang anteng-damai, ada pula yang rewel dan super sensitif. Jika anak bunda terlahir aman, damai dan anteng tentunya tidak terlalu menguras tenaga dan pikiran dalam mengasuh dan merawat mereka. Bahkan bunda yang berkarir tidak terkendala sama sekali meski tersibukkan oleh jadwal bunda yang sangat padat. Namun bagaimana jika kondisinya ternyata anak bunda super rewel? Seolah jika dia sudah bisa bicara, dia akan bilang “Bunda, di sini aja!”

Pada situasi demikian, coba kita belajar tentang watak yuk, bun, biar kita bisa menghadapinya dengan lebih ikhlas, sabar dan legawa, agar si buah hati juga dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat tanpa harus dibanding-bandingkan seumur hidupnya. Karena ketidaktahuan orang tua bahwa semua manusia berbeda dan tergantung pada pembawaannya masing masing. Seperti yang bunda tahu, masalah pada kesehatan mental yang terjadi pada anak usia remaja dan dewasa, salah satunya karena ketidakmampuan orang tua dalam menerima anaknya secara penuh dan sering membanding-bandingkan dengan saudara maupun lingkungannya.

Jika pada bayinya, anak telah menunjukkan kerewelannya, dalam konteks yang rewel pada sebab yang menurut kita sepele, bisa jadi ini adalah salah satu sinyal bahwa kelak anak akan tumbuh menjadi watak perfeksionis. Watak ini sering dinilai paling nyebelin pada lingkungan dimanapun dia berada, karena kebiasaannya yang semua harus sempurna dan standarnya tinggi. Bahkan di lingkungan keluarga, dia yang paling rewel di masa bayinya, masa kanak kanak, bahkan ketika dia dewasa, jika kita tidak bisa membentuk wataknya, maka dia akan menjadi pribadi yang mudah goyah, gampang tersinggung, sensitive, mudah curiga, pemurung, mudah sedih, dan sulit membangun kehidupannya karena selalu ingin sempurna dulu, bahkan dalam urusan bisnis sekalipun.

gambarartikel 1655918270 74457
Gambar bagian otak dengan fungsinya masing-masing. Ada yang telah terisi alami maupun hasil intervensi.

Terkait

Terkini