Belajar Tak Oleng Dari Boger si “Penari Oleng”
Sudah hukum alam, akan muncul pro-kontra di setiap keadaan apapun. Begitu juga kehadiran Boger bersama tariannya. Awal kemunculannya kerap jadi bahan olokan warganet sejagat maya.
Nusantarapedia.net | JURNAL, SENI — Belajar Tak Oleng Dari Boger si “Penari Oleng”
Oleh : Hasan Hasir
“Dari Boger dapat belajar bahwa hukum semesta tak buta. Keberhasilan hanya dapat diraih dengan semangat yang orisinal (baca murni), tak gerah karena dikritik dan tak terbuai sebab dipuja. Hasil tak akan mengkhianati usaha.”
MUNCUL dengan tarian unik dan model rambut eksentrik. Nama Boger viral di medsos. Goyangannya mengundang perhatian ribuan pasang mata warganet. Seakan kobra di hadapan pawang main seruling. Gerakan tariannya bebas tak beraturan. Boger meliuk gemulai. Sesekali ia menopang tubuhnya dengan bertumpu satu kaki, mirip gaya bangau yang galau menunggu ikan santapannya. Tapi Boger tidak seperti itu, justru ia hura dengan gayanya.
Soal percaya diri jangan ditanya. Ia tetap santai meski tak semua penontonnya memberi sambutan mengenakkan. Tak sedikit orang menyebutnya alay, lebay, norak, kampungan, atau apalah yang bau nyinyir. Tapi si pemilik rambut pencakar langit ini tak alergi dengan kritikan dan celaan orang. Ia tetap santuy beraksi dengan gerakan bebasnya.
Boger makin eksis menampilkan tayangan videonya di medsos. Namanya kian kesohor–menggaung seantero jagad maya. Tak ayal industri hiburan pun mulai penasaran dengan tari kocaknya. Boger menyebut aksinya “Tarian Oleng,” nama yang tak kalah lucu daripada tampilan rambutnya yang mirip-mirip gaya rambut anak punk, tapi Boger tidak sama. Karena sebagian rambut ditata sedemikian rupa menjulang menantang langit. Sebagian lain di sisi telinga dibiarkan menjuntai menunjuk bumi.