Benteng Oranje Ternate

Cornelis Matelieff seorang laksamana VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), persekutuan dagang asal Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia, membantu Sultan Ternate untuk mengusir bangsa Spanyol dari Kesultanan Ternate

27 Maret 2022, 15:36 WIB

Nusantarapedia.net, Ternate, Maluku Utara — Benteng Oranje Ternate, 27/03/2022 | foto: ©2022/Npj/MHI. Benteng Oranje terletak di Jalan Boe Oirie, Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara.

Benteng ini berdiri di atas lahan seluas 12.680 m2. Berbentuk trapesium (bangunan segi empat yang kedua sisinya sejajar) dengan ukuran 180 m x 160 m. Serta mempunyai empat buah benteng pertahanan (bastion) di setiap sudut.

Benteng ini juga memiliki tembok dengan ketinggian 5 m. Dan memiliki kemiringan 4 derajat, serta ketebalan tembok bangunan luar 1 m. Dan ketebalan bangunan dalam 0,75 m. Di atas tembok juga terdapat jalan keliling yang menghubungkan ke-empat sudut benteng pertahanan.

Benteng ini berada pada ketinggi 3,5 m dari tanah dan memiliki jarak sekitar 1,1 m dari ketinggian tembok dinding bangunan.

Dari keempat sudut bagian dalam benteng pertahanan tersebut, terdapat ramp berukuran 15 m x 3 m. Menuju ke bagian atas bastion, yang terletakan di dua sudut bagian bastion, di sisi barat laut serta sisi timur laut.

Selain itu ada dua buah tangga yang berbentuk melingkar pada bagian dalam pintu gerbang utama dari sisi benteng pertahanan di barat daya.

“Selain itu Sultan juga memberi izin pada VOC untuk melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah di wilayah kekuasaan Kesultanan Ternate.”

“Pada tahun 1609 pembangunan benteng di selesaikan, akhirnya diubah nama bentengnya menjadi Benteng Oranje oleh penguasa perdana di Maluku, Paulus Van Carden.”

Sejarah

Ringkas cerita, sejarah singkat Benteng Oranje, pada Tahun 1607 Cornelis Matelieff seorang laksamana VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), persekutuan dagang asal Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia (Wikipedia), membantu Sultan Ternate untuk mengusir bangsa Spanyol dari Kesultanan Ternate (Kota Ternate, Maluku Utara). Atas pencapaian tersebut ia mendapat izin dari Sultan untuk membangun sebuah benteng di tempat yang sama dengan benteng Malayo, sebuah benteng Portugis.

Selain itu Sultan juga memberi izin pada VOC untuk melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah di wilayah kekuasaan Kesultanan Ternate.

Pada tahun 1609 pembangunan benteng di selesaikan, akhirnya diubah nama bentengnya menjadi Benteng Oranje oleh penguasa perdana di Maluku, Paulus Van Carden.

Namun demikian benteng Malayo masih tetap di pakai hingga beberapa tahun kemudian, tanggal 17 Februari 1613 di angkat Gubernur Jenderal VOC perdana Pieter Both, oleh dewan komisaris VOC di Belanda dan menetapkan kawasan Maluku sebagai pusat kedudukan resmi VOC, serta Benteng Oranje menjadi tempat tinggal resmi para Gubernur Jenderal VOC Pieter, dan beberapa jendrel setelahnya.

Seperti diketahui, makna dari VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) atau bisa di sebut persekutuan dagang asal Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia.

Hegemoni VOC di Nusantara masuk melalui selat Malaka dengan mengalahkan kerajaan Malaka (Melayu), kemudian merangsek ke timur menguasai Nusantara di daerah Maluku-Ambon dan sekitarnya dengan berhasil mengalahkan Portugis.

Tahun 1602, VOC memindahkan pusat dagangnya dari Ambon ke Sunda Kelapa/Jayakarta kemudian lahir sebuah kota bernama Batavia (Jakarta), melalui kerjasama dengan Kesultanan Banten.

Tahun 1680, VOC baru bisa masuk ke Jawa pedalaman pada saat kekuasaan Raja Amangkurat I, putra Sultan Agung Mataram. Dengan demikian, pasca 1680 VOC berkuasa penuh atas Nusantara, hingga kemudian lahirlah pemerintahan administratif kerajaan Belanda bernama Hindia Belanda pada tahun 1800 an. (MHI)

Alarm Berkunjung ke Pulau Sayafi dan Liwo Sudah Dekat
Candi Ijo, Kemegahan Peradaban dalam Eksotisme Bentang Alam
Minahasa Raya; Indahnya Bunaken, Musik Kolintang Hingga Kue Klappertaart

Terkait

Terkini