Bertahun-tahun Sampah Menggunung Cemari Pemukiman Warga, Aktivis Lingkungan Hidup Pemalang Turun Tangan

Nusantarapedia.net, Pemalang, Jawa Tengah — Menamakan dirinya “Koalisi Kawali Indonesia Lestari Jawa Tengah” beserta warga Dusun Pesalakan, Desa Pegongsoran, Pemalang, melakukan aksi unjuk rasa di pintu gerbang Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Pesalakan, pada Kamis (14/5/2023). Mereka meminta agar TPA Sampah di Pesalakan agar ditutup secara permanen, hal itu diantaranya tuntutan oleh para warga.
Sejumlah poster dibentangkan, diantaranya berisi tuntutan desakan agar TPA Sampah Pesalakan ditutup permanen.
Para warga merasa selama 30 tahun TPA Pesalakan beroperasi, tidak ada kompensasi baik untuk sisi kesehatan ataupun kompensasi lainya kepada masyarakat.
Tak hanya itu, lebih dari 10 tahun ini, TPA Pegongsoran tak serius dalam pengelolaanya. Oleh Pemerintah Daerah, sampah dibiarkan menumpuk seperti gunung, ditambah alat berat rusak dan dibiarkan mangkrak di lokasi TPA Pesalakan.

Andi Rustono selaku Ketua Kawali Jawa Tengah mengatakan, persoalan TPA Pesalakan itu telah lama terjadi dari mulai carut marut penataan, alat berat yang mangkrak dan rusak.
Tidak hanya itu, septic tank pembuangan tinja tertutup sampah, sehingga menimbulkan persoalan baru seperti bau menyengat dan belatung yang masuk ke pemukiman.
“Alat berat rusak bertahun-tahun dibiarkan tanpa solusi, sehingga sampah menggunung tidak bisa mendorong sampah ke tempat yang masih kosong. Sampah sudah mendekat ke pemukiman menimbulkan berbagai penyakit karena belatung masuk ke pemukiman,” katanya.
Ditegaskan oleh koordinator aksi Andi Rustono, untuk sementara waktu TPA Pesalakan ditutup menunggu penanganan awal sebagaimana dijanjikan oleh Plt Bupati Pemalang Mansur Hidayat untuk mendatangkan alat berat.
Truk sampah sementara tidak boleh masuk atau membuang sampah di TPA Pesalakan.
“Sementara truk sampah tidak boleh masuk menunggu usaha pemerintah Kabupaten Pemalang, berikan waktu penanganan, dan kami akan kawal,” tegasnya.


Menanggapi hal itu, Plt. Bupati Pemalang Mansur Hidayat, merespon aksi unjuk rasa warga tersebut. Di hadapan warga, Mansur memohon agar TPA Pesalakan tidak ditutup dulu, menunggu regulasi pemerintah daerah, sambil menunggu menyiapkan lahan pengganti TPA Pegongsoran.
“Saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menangani sampah dan berikan kami waktu 1 tahun, saya merasa bau dahsyat sampah ini, tetapi saya tidak berdaya terkait anggaran” ujarnya.
Mansyur Hidayat meminta agar TPA Pesalakan ditata, yaitu mendatangkan alat berat, seperti excavakator dan buldozer sebagai solusi awal, dengan kapasitas besar untuk meratakan sampah pada lahan yang masih kosong.
“Jadi kami memohon, agar TPA Pesalakan ini jangan ditutup dulu. Kami meminta waktu untuk menyiapkan regulasi lahan baru, termasuk anggaran dan perizinan, dan dalam waktu sesingkat ini, kami akan mendatangkan alat berat untuk menyingkirkan sampah ke lahan yang masih kosong,” kata Mansur. (Ragil74)
“Nenek Moyangku Seorang Pelaut” Tapi Harus CKB Dulu Sebelum Berlayar
Buntut Penurunan Baliho Balon Bupati Pemalang, DPMPTSP Digugat Tim Relawan
Menanti Cicilan Visi-Misi Capres 2024, Sederhana namun Revolusioner!
Dua atau Tiga Poros Capres, Akankah Desain Pilpres 2019 atau Pilgub DKI 2017 Terulang
Banyak Jalan Menuju Roma