“Body Language” Jokowi Diarahkan kepada Ganjar? PDIP Panik!

- Sudah pasti dalam tubuh pengurus elit PDIP ucapan ini seakan-akan menampar dan sekaligus tidak menghormati ibu Megawati sebagai nahkoda dari kapal politik yang bernama PDIP -

28 November 2022, 16:48 WIB

Nusantarapedia.net, Netizen | Artikel — Body Language” Jokowi Diarahkan kepada Ganjar? PDIP Panik!

Oleh: Marianus Gaharpung, dosen Fakultas Hukum UBAYA Surabaya

“Dan, ketidakpuasan ini terlihat dari pernyataan elit PDIP bahwa ucapan Jokowi di Gelora Bung Karno menurunkan martabatnya sebagai orang nomor satu di republik ini.”

PERTEMUAN para relawan Jokowi di Stadion Gelora Bung Karno beberapa waktu yang lalu dengan tema “Gerakan Nusantara Bersatu”. Acara yang dihadiri oleh semua elemen relawan se-Indonesia untuk melakukan temu kangen dengan Presiden Jokowi.

Pada gelaran tersebut Jokowi berpidato, yang mana ucapan dan bahasa tubuhnya (body language) membuat pasukan partai berlambang moncong putih uring-uringan.

Terjadi pergunjingan hangat bahwa Jokowi sudah terang-terangan agar relawan harus tempur untuk Gubernur Jawa Tengah, yang mana juga berangkat dari peta jalan, bahwa semua hasil lembaga survei menempatkan Ganjar Pranowo dalam posisi rangking teratas.

Sebab anggapan publik, ucapan Jokowi dalam sambutan tersebut menyebut, presiden yang melanjutkan tongkat kepemimpinannya di 2024 nanti harus tergambar dari kerutan di kening dan rambut yang putih, itu artinya pemimpin siap kerja dan terus memikirkan rakyatnya jika ingin Indonesia menjadi negara yang hebat.

Harusnya, ucapan ini tidak salah dan rasanya rakyat pun semua sepakat, hanya partai politik saja yang terlalu mementingkan partainya saja. Sehingga dilihat dari kacamata kepentingan bangsa dan negara ini ke depannya, ucapan Jokowi Presiden RI ke 7 ini tidak salah. Karena dirinya ingin, orang yang melanjutkan kerja besar yang sudah dirintis sejak awal pelantikannya sebagai presiden pada 20 Oktober 2014 sampai dengan 2024 (dua periode), jangan sekejap saja kembali ke titik awal jika memilih pemimpin hanya untuk kepentingan membangun oligarki ekonomi untuk kelompok tertentu di bumi pertiwi ini.

Jadi, bagi warga Tanah Air, ucapan Jokowi hal yang biasa-biasa saja, hanya bagi partai politik khususnya PDIP sesuatu yang di luar dari kebiasaan bagi seorang presiden yang sejatinya berdiri tegak di atas semua kepentingan. Memang ucapan presiden asal Solo ini menjadi diskursus publik jagat Indonesia. Dengan simbol demikian, tidak lain diarahkan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Sudah pasti dalam tubuh pengurus elit PDIP ucapan ini seakan-akan menampar dan sekaligus tidak menghormati ibu Megawati sebagai nahkoda dari kapal politik yang bernama PDIP. Dan, ketidakpuasan ini terlihat dari pernyataan elit PDIP bahwa ucapan Jokowi di Gelora Bung Karno menurunkan martabatnya sebagai orang nomor satu di republik ini.

Jujur saja maaf, jika dugaaan kami keliru bahwa secara psikologis Jokowi adalah juga manusia normal, bahwa dalam dirinya ada harapan besar bagi penerusnya di 2024.

Dugaan saya barangkali karena sangat penasaran dengan sikap diam dan lamban dari Ketua Umum PDIP yang belum saja mengumumkan siapa sejatinya calon presiden yang dicalonkan PDIP. Dan, perlu diingat, ucapan Jokowi adalah menyuarakan suara-suara yang selama ini tidak bersuara, yakni rakyat Indonesia, agar PDIP segera mengumumkan capresnya, dan signal ini sebaiknya kepada Gubernur Jawa Tengah yang di mata Jokowi dan sebagian besar publik Tanah Air orang yang pantas untuk melanjutkan kepemimpinan Jokowi.

Terkait

Terkini