Boneka Cantik
Dan seketika tubuhku menegang, menatap nanar sosok boneka cantik yang dimaksud istriku. Teronggok tak bernyawa dengan beberapa bagian tubuh yang terpotong.
Nusantarapedia.net, Jurnal | Sastra, Creepypasta — Boneka Cantik
Mobil yang aku kemudikan berjalan pelan membelah lalu-lintas kota Jogja. Akhir pekan adalah jam sibuk, tak heran kondisi ini akan menambah lama perjalanan pulang karena macet.
Untukku, akhir pekan adalah saatnya pulang ke rumah, menemani anak dan istri yang aku tinggal. Yah, LDR_an terpaksa aku jalani demi mengejar rupiah. Aku putuskan untuk pulang seminggu sekali mengingat perjalanan Magelang-Jogja yang cukup menguras tenaga. Tak terasa, rutinitas ini sudah berlangsung hampir satu tahun.
Rasa lelah tersamarkan dengan bayangan putri semata wayangku, Cantika Prameswari. Dia selalu menyambut kepulanganku dengan senyumnya di depan pintu. Setelah itu dia akan bergelayut manja di lenganku, kemudian, aku balas dengan kecupan sayang di puncak kepalanya, yang ditumbuhi rambut panjang sebahu, lurus berwarna hitam legam. Cantik sekali putriku, tak salah aku memberikan nama itu.
Minggu lalu dia tepat berusia tiga tahun, dan aku memberikan kado istimewa. Sebuah boneka yang bisa bergerak sendiri. Bisa tertawa, menangis dan menari-nari, dengan daya tiga baterai untuk menghidupkannya. Anakku senang sekali memiliki boneka itu karena bisa dijadikan kawan bermain. Dia memang tak begitu suka main di luar. Lebih banyak di dalam rumah. Dia pun menyematkan sebuah nama “Boneka Cantik”, untuk teman bermainnya itu.
Setelah hampir dua jam perjalanan, sampai juga di depan rumah yang aku rindukan. Aku heran karena tidak ada Cantika yang biasanya menyambut kepulanganku.
Aku langsung masuk rumah.
“Ceklekk!”
Aku buka pintu kamar anakku, dan berharap menemukannya sedang tiduran di kasur. Namun, ternyata kamar tidurnya kosong, kemudian aku lanjut ke ruang belakang. Ternyata, di sana ada Marlina, istriku. Dia pun menyambutku.
“Eh, Ayah sudah pulang, kebetulan sekali Bunda pengen cerita. Kemarin malam, boneka cantik berisik banget, sampai Bunda nggak bisa tidur, padahal capek banget. Terus Bunda ambil aja baterai dan memotong kabelnya. Setelah itu boneka cantik diam dan Bunda bisa tidur dengan tenang.” Istriku berbicara dengan datar, tanpa ekspresi.
Mendengar ceritanya, tiba-tiba aku bergidik ngeri. Mataku segera menyapu ruangan sekitar. Dan seketika tubuhku menegang, menatap nanar sosok boneka cantik yang dimaksud istriku. Teronggok tak bernyawa dengan beberapa bagian tubuh yang terpotong. Boneka cantik yang dimaksud istriku berada di sebuah ember besar yang ada di depan kamar mandi, menyatu dengan baju kotor lainnya.
“Apa yang telah kau lakukan pada Cantika!”
Seketika aku menjerit getir.
Creepypasta | Mundy Sae
Ketika Seorang Murid Mencari Pengakuan
Catatan Hati Seorang Ustazah
Penjual Klepon
Pengertian Feature dan Langkah Menulisnya (1)
Editor Bagai Matador