Bunda yang Sabar, ya! Harga-harga Melonjak Naik
- Maklum saja, mereka tidak pernah mendapatkan penyuluhan tentang pertanian. Apalagi jika ditanya tentang Undang-Undang pertanian, bisa dipastikan tidak ada yang tahu dan tak sekali pun tebersit dibenak mereka -
Nusantarapedia.net, Jurnal | Puspawarna — Bunda yang Sabar, ya! Harga-harga Melonjak Naik
“Memang sulit untuk mengubah pola pikir petani yang masih tradisional untuk sedikit berpikir ilmiah. Mereka menanam hanya menanam saja tanpa perhitungan lebih lanjut. Ataukah memang tidak ada keberpihakan kepada petani dari para pemangku kepentingan.”
AKHIR-AKHIR ini sebagian ibu-ibu dipusingkan dengan harga-harga yang melonjak naik. Mulai kebutuhan pokok berupa beras, telur, gandum, gula, dan lain sebagainya. Namun, tak hanya itu, ternyata harga sayur mayur juga mengalami kenaikan. Segala macam sayur harganya meroket dan mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Entah efek menyambut tahun baru, atau memang ketersediaan barang yang terbatas dari produsen/petani, ataukah rantai pasok distribusinya, atau juga banyak faktor lainnya. Ambil contoh, sayur pare yang biasanya sekilo 5 ribu sekarang 10 ribu. Terong yang biasanya 4-5 ribu harga perkilonya sekarang 10 ribu lebih. Kubis yang beberapa waktu lalu hanya 500 hingga seribu, sekarang berkisar antara 7-10 ribu. Belum lagi bermacam sayur, bumbu dan komoditas lainnya.
Satu hal yang cukup mengejutkan adalah kenaikan harga tomat. Setelah beberapa waktu yang lalu saya menuliskan tentang harga tomat yang murah dengan harga hanya 500 rupiah. Sekarang melonjak naik sampai 15 ribu lebih. Bahkan, untuk mendapatkannya pun kesulitan karena tak banyak dijumpai di tukang sayur. Mungkin karena saking mahalnya atau langkanya buah tomat, perbiji sampai seribu rupiah harga ecerannya. Ada sebagian penjual sayur keliling yang berspekulasi mending tidak bawa daripada bawa tapi mereka merugi karena saking mahalnya. Pada akhirnya, banyak ibu-ibu yang memilih menghemat dengan tidak menggunakan buah ini dalam memasak.
Menilik tulisan saya dua bulan yang lalu tentang murahnya harga tomat. Hanya berselang dua bulan, sekarang harga tomat meroket. Alasannya, tentu karena tidak adanya barang dari petani sementara permintaan meningkat.
Tulisan ini berdasarkan pengalaman saya di sekitar lingkungan tempat tinggal, di daerah Magelang Jawa Tengah. Kalau dilihat di area pesawahan yang ada, memang tidak ada petani yang menanam tomat pasca harga tomat anjlok kemarin. Mungkin, ada ketakutan di hati petani untuk menanam tomat lagi, sehingga mereka lebih memilih menanam yang lain. Ada yang menanam timun, kacang dan kalau dilihat, lebih banyak yang menanam cabai. Bisa dipastikan efek harga cabai yang fantasis beberapa bulan lalu. Dan sekarang ada yang mulai panen cabai dengan kisaran harga jual 20-25 ribu rupiah perkilonya. Dan itu masih dikisaran harga normal untuk harga jual.