Bunga Udumbara, Konon Mekar 3000 Tahun Sekali, Bagaimana Ilmiahnya?

Pengetahuan Uḍumbara jelas berawal dari teks dan kitab-kitab Buddhis, namun secara ilmiah bunga ini belum diklaim sebagai ciri khas suatu negara (endemik). Uḍumbara atau bunga youtan poluo ini tersebar di seluruh dunia.

15 Mei 2022, 02:00 WIB

Nusantarapedia.net, Jurnal | Iptek — Bunga Udumbara, Konon Mekar 3000 Tahun Sekali, Bagaimana Ilmiahnya?

“Di samping itu, adakah korelasi antara bunga Udumbara (Youtan Poluo) dengan pohon atau buah Udumbara Loa (Ficus racemosa), misalnya, bunga Youtan Poluo tumbuh di pohon atau buah Lo. Penghubungan ini berangkat dari pemikiran sederhana akan kesamaan nama ‘Udumbara.’ Menarik kiranya dilakukan pengamatan pada pohon Lo di Indonesia, barangkali terdapat bunga Udumbara Youtan Poluo yang tumbuh.”

BUNGA Udumbara, tumbuh dan mekar setiap 3000 tahun sekali. Bagaimana penjelasan ilmiahnya? Sudahkah ilmuan merilisnya dengan memberikan nama binomal nomenklatur?

Bunga Uḍumbara terlihat dengan batang yang sangat minimalis, bentuk bunga yang sangat kecil, berwarna putih bersih, dan terlihat rapuh, namun sebenarnya memiliki karakter yang kuat.

Bunga Uḍumbara adalah bunga pohon. Disebut Uḍumbara dalam bahasa Sansekerta Pali. Mengacu pada literatur Buddha, Udumbara yang dimaksud adalah bunga dan buah dari Ficus racemosa (Ficus glomerata) atau buah “Loa” atau buah “Lo” dalam bahasa Jawa.

Bahkan definisi Uḍumbara juga digunakan merujuk pada bunga Teratai Biru: Nymphaea caerulea Sav.

Namun yang dimaksud bunga Udumbara dalam tulisan ini bukan Udumbara buah Loa, Udumbara Teratai Biru, namun Uḍumbara atau Youtan Poluo atau dalam bahasa Jepang disebut Udonge, sebagai bunga pohon yang bersifat parasitisme.

Belum banyak penelitian mengenai Udumbara bunga pohon, bahkan belum diklasifikasikan sebagai tanaman bunga, lebih pada flora yang bersifat parasit. Masih minim sumber-sumber ilmiah mengenai Uḍumbara bunga pohon. Namun faktanya, bunga ini sering muncul di beberapa tempat dunia yang berhasil didokumentasikan.

Uḍumbara Dalam Kepercayaan Dunia

Udumbara ada dalam literatur Buddhis, sebagai simbolisme Buddhis, dalam teks Veda, Udumbara sebagai sumber kayu untuk ritual dan jimat. Udumbara adalah bunga yang tak terlihat tertutup di dalam buahnya, seperti pada semua buah ara (penyerbukan buah ara).

Bunga yang tersembunyi di dalam buah, menjadikan simbolisasi untuk menjelaskan ketiadaan (kelangkaan). Udumbara mekar hanya sekali setiap 3000 tahun, sumber tersebut berasal dari mitologi Buddha untuk melambangkan peristiwa langka.

Di Jepang pada abad pertengahan, teks klasik mengenai Udumbara disebut sebagai Heian Utsubo Monogatari, yang dipercayai mampu menyelamatkan nyawa yang sekarat karena penyakit.

Singgungan terhadap simbolisme Udumbara ada dalam teks-teks seperti Uraga Sutta dari Buddhisme Theravada, Lotus Sutra dari Buddhisme Mahayana. Berikut petikannya :

Uḍumbara adalah salah satu dari beberapa pohon yang dikenal sebagai “buah ara pencekik,” karena sering berkembang sebagai biji yang dijatuhkan di cabang-cabang pohon inang (oleh hewan yang memakan buah pohon ara) dan, saat pohon ara tumbuh di cabang, pohon itu menyelubungi pohon inangnya dengan akar dan cabangnya sendiri, kadang-kadang menghancurkan dan mengganti pohon inangnya. Berdasarkan siklus hidup ini, Mahārukkha Sutta (SN 46.39) menyamakan “kesenangan indria” (kāma) dengan pohon ara seperti itu, menyebabkan inang manusia mereka menjadi “membungkuk, terpelintir, dan terbelah” (obhaggavibhaggo vipatito seti), dikutip dari wikipedia.

Dalam Sastra Sansekerta, menurut Bhikkhu Bodhi, pengorbanan Veda menggunakan kayu Uḍumbara untuk berbagai tujuan ritual seperti sendok dan tiang, serta jimat yang terbuat dari kayu Uḍumbara disebutkan dalam teks-teks Veda.

Udumbara disebut sebagai nama untuk Ficus racemosa atau buah Loa atau Lo dalam kitab Atharvaveda, Taittiriya Samhita, Aitareya Brahmana, Shatapatha Brahmana dan Mahabharata.

Dalam teks pengobatan Hindu, Sushruta Samhita, Uḍumbara adalah nama yang diberikan untuk jenis kusta dengan bintik-bintik tembaga.

Sedangkan dalam kesusastraan Pali, pohon Uḍumbara dan bunganya digunakan secara konkret (sebagai pohon di mana seorang mantan Buddha memperoleh pencerahan), secara metaforis (sebagai perwakilan dari sebuah kasta) dan secara simbolis menunjukkan ketidak-substansian benda- benda dan diri.

Uḍumbara Dalam Pengetahuan Masa Kini

Bunga Uḍumbara dapat tumbuh di sembarang tempat, namun sangat sulit ditemukan. Bunga ini familiar dikatakan sebagai tanaman/bunga dari surga, karena jarang bisa tumbuh di bumi, dan membutuhkan 3.000 tahun untuk tumbuh. Legenda tersebut sebenarnya berawal dan menjadi penafsiran generasi selanjutnya dan masa kini yang melegenda dari induk simbolisme Buddhis, yang akhirnya multi penafsiran (definisi).

Bunga Uḍumbara yang pernah ditemukan ukurannya sangat kecil, namun indah dan berwarna putih bersih. Pada beberapa kasus, bunga ini dapat dilihat kasat mata, namun lebih jelasnya dideteksi atau dinikmati dengan lensa pembesar.

Pengetahuan Uḍumbara jelas berawal dari teks dan kitab-kitab Buddhis, namun secara ilmiah bunga ini belum diklaim sebagai ciri khas suatu negara (endemik). Uḍumbara atau bunga youtan poluo ini tersebar di seluruh dunia.

Keistimewaan lain dari bunga Udumbara terletak pada baunya yang sangat harum. Harumnya semerbak memenuhi area yang luas, meski dari sumber rumpun Uḍumbara yang sangat kecil/sedikit. Bau harum yang kuat dan menyebar luas tidak linier dengan sumber bau (Uḍumbara) yang dihasilkan dari skala tumbuh bunga.

Uḍumbara dapat hidup di mana saja, di tanah, kayu, kaca, logam, dan menempel di buah, pohon, dahan, dlsb, dengan sistem parasit. Uḍumbara tumbuh di semua cuaca, suhu yang panas, lembab, atau dingin, bunga ini dapat bertahan hidup.

Penemuan Bunga Uḍumbara

Pada beberapa kasus penemuan di dunia, Uḍumbara atau Youtan poluo pernah ditemukan oleh Ding, petani dari Provinsi Liaoning timur laut China pada tahun 2007. Ding mendapatkan sekitar 38 bunga udumbara di pipa logam kebunnya.

Uḍumbara juga ditemukan di Teipei Chen Guodong yang tumbuh mekar di halaman rumah seorang warga.

Pada tahun 2010, seorang biarawati China, Miao Wei, di Gunung Lushan, menemukan bunga ini di bawah mesin cucinya. Mulanya berpikir sekelompok serangga. Tapi keesokan harinya ternyata tumbuh mekar dengan aroma yang memenuhi ruangan.

Pada tahun 1997 di Chonggye-sa Temple di Seoul, Korea Selatan. Uḍumbara ini tumbuh dan berkembang di dahi dan pipi patung Buddha. Sontak peristiwa ini begitu fenomenal bagi dunia, karena memang Uḍumbara tersebut terlihat indah berbunga di wajah patung Buddha yang terbuat dari logam berwarna emas.

Peristiwa menjadi semakin heboh karena pada tahun 1997, merupakan 3.024 tahun sejak Budhisme muncul pertama kali. Dipercayai menurut kitab-kitab kuno, terakhir kali bunga Uḍumbara tercatat mekar sebelum kelahiran Budha Gautama.

Uḍumbara juga membuat heboh di Indonesia, tepatnya di Jimbaran, Bali pada 2016 lalu. Kadek Suardana menemukan Uḍumbara di gagang pintu dan ranting pohon jeruk miliknya. Suardana mengatakan bahwa bunga dari surga ini membawa keberuntungan ekonomi bagi keluarganya. Namun sayang, Suardana tidak bisa mengembangbiakan bunga ini.

Di Kelurahan Guntung Manggis, Kabupaten Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rizki Amelia takjub melihat dinding dalam pintu berbahan baja di ruang kerja percetakan miliknya tumbuh Uḍumbara. Saat ini ada yang menghubung-hubungkan bahwa penemuan Uḍumbara kala itu terbukti membawa keberuntungan bagi daerah Kalimantan Selatan yang akan menjadi ibu kota negara.

Fisiologi Uḍumbara

Bunga Uḍumbara berukuran satu sampai dua milimeter, sangat sulit dilihat dengan mata normal biasa tanpa dibantu dengan alat bantu seperti lensa. Dilihat kasat mata nampak seperti telur cacing. Bila dilihat dengan mikroskop nampak seperti jamur atau payung.

Warnanya yang putih bersih, dengan efek cahaya putih dan beraroma harum. Mekar bunganya dapat bertahan selama satu tahun. Setelah mati, ada kemungkinan akan tumbuh di tempat yang sama 3000 tahun kemudian. meski ini spekulatif.

Berdasarkan laporan para peneliti, Uḍumbara sejatinya adalah telur hewan Green Lacewings. Telur hewan yang unik dengan bentuknya serupa dengan bunga Uḍumbara yang menempel pada ranting dan dedaunan. Namun demikian, para ilmuwan belum bisa memastikan bahwa Uḍumbara adalah telur hewan Green Lacewings.

Di samping itu, adakah korelasi antara bunga Udumbara (Youtan Poluo) dengan pohon atau buah Udumbara Loa (Ficus racemosa), misalnya, bunga Youtan Poluo tumbuh di pohon atau buah Lo. Penghubungan ini berangkat dari pemikiran sederhana akan kesamaan nama ‘Udumbara.’ Menarik kiranya dilakukan pengamatan pada pohon Lo di Indonesia, barangkali terdapat bunga Udumbara Youtan Poluo yang tumbuh.

Dengan kesimpulan bahwa, bunga Uḍumbara dengan jumlah sampel yang sedikit dan sangat jarang ditemui, membuat para peneliti (ilmuwan) sulit untuk meneliti. hingga belum didapatkan gambaran pastinya mengenai Uḍumbara ini. Apakah Uḍumbara masuk dalam kategori tumbuhan atau hewan, dan apa nama binomal (latin) dari tanaman ini, belum dapat diketahui secara ilmiah.

Saat ini, Uḍumbara masih dipercayai sebagai bunga dari surga, bunga keberuntungan, keselamatan dan bunga pembebasan manusia dari segala derita.

Sumber Pustaka :

• wikipedia
• indonesia.go.id
• diolah dari beberapa sumber

Dewandaru Berenergi Spiritual Besar Hanya Ada di 3 Lokasi (1)
Kemuning
Tanaman Mirten
Tips Beternak Sapi
Transformasi Pertanian Subsisten Menuju Kapitalisasi Industri Pertanian Mandiri

Terkait

Terkini