Cahaya Rya, Bintang yang Tak Pernah Padam

Nusantarapedia.net | SASTRA — Cahaya Rya, Bintang yang Tak Pernah Padam
Oleh: Hasan Hasir
DI tengah langit sastra Indonesia, sebuah bintang redup. Nurul Qomariyah, yang lebih akrab dengan nama pena Rya, penulis muda produktif yang penuh semangat, telah pergi meninggalkan dunia untuk selamanya, pada Rabu (02/10/2024), di Puskesmas Modung, Bangkalan.
Ia pergi menyisakan cahaya yang tak akan pernah padam, meski meninggalakan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan para pecinta sastra.
Rya lahir di Desa Suwaan, Kecamatan Modung, Bangkalan, Jawa Timur, pada 22 Desember 1996. Rya sejak kecil berjuang melawan polio. Keterbatasan fisiknya menjadi tantangan berat, namun tak pernah memadamkan api semangatnya. Ia bukti nyata bahwa jiwa yang besar tak kenal batasan, dan mimpi mampu melampaui segala rintangan.
Anak dari pasangan Fadhil dan Siti Aminah, petani yang sederhana, Rya tumbuh menjadi pribadi yang teguh dan tangguh. Ia mendedikasikan hidupnya untuk dunia sastra.
Di antara pemikirannya telah diungkapkannya dalam buku-buku karyanya, seperti “MAZE of NIGHMARE”, Dear Lion 15616, Potongan Puzzle Termanis, Putih di Balik Noda, Benang Merah Darah, dan Menari Bersama Rinai. Setiap kata dalam tulisannya adalah refleksi jiwa Rya yang penuh semangat dan harapan.

Rya bukan hanya seorang penulis, tetapi juga seorang sahabat, seorang inspirasi bagi setiap jiwa yang merindukan kemajuan. Ia mengajarkan tentang kekuatan, keberanian, dan semangat juang yang tak kenal lelah.
Karya-karyanya menjadi warisan abadi, menginspirasi setiap orang untuk terus berjuang, untuk terus meraih mimpi, sebagaimana Rya telah melakukannya dengan gigih.
Rya mungkin telah kembali kepada Sang Pencipta, namun cahaya sastranya tetap bersinar terang. Semangat dan inspirasi yang ia tinggalkan akan terus menyala, menuntun para pecinta sastra untuk terus berkarya, untuk terus mewarnai dunia dengan keindahan kata-kata.
Rya, bintang sastra yang tak pernah padam, akan selalu menginspirasi setiap insan untuk terus berjuang, untuk terus menorehkan jejak kebaikan di dunia ini. (H)

Hasan Hasir | jurnalis, tinggal di Bangkalan. Pegiat literasi, seni dan budaya
Wartawan Pokja Polres Bangkalan, Meniti Jejak Menuju Sarasehan Sinergitas dengan Polri