Candi Sukuh, Sebuah Kisah Pengruwatan Kehidupan (1)

Adanya penyimpangan tersebut diduga karena Candi Sukuh dibangun pada masa memudarnya pengaruh Hinduisme di Jawa. Memudarnya pengaruh Hinduisme di Jawa rupanya menghidupkan kembali unsur-unsur budaya setempat dari zaman Megalitikum

4 Oktober 2022, 10:39 WIB

Nusantarapedia.net, Jurnal | Sejarah — Candi Sukuh, Sebuah Kisah Pengruwatan Kehidupan

“Di ruang dalam gapura, terhampar di lantai, terdapat pahatan yang menggambarkan phallus dan vagina dalam bentuk yang nyata yang hampir bersentuhan satu sama lain. Pahatan tersebut merupakan penggambaran bersatunya lingga (kelamin perempuan) dan yoni (kelamin laki-laki) yang merupakan lambang kesuburan.”

CANDI Sukuh berada di lereng Gunung Lawu. Terletak di Dusun Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Berada pada ketinggian kurang lebih 910 Mdpl. Reruntuhan candi ini ditemukan oleh Johnson pada tahun 1815. Johnson adalah Residen Surakarta pada masa pemerintahan Raffles.

Pada tahun 1842 diteliti oleh Van der Vlis dan hasil penelitiannya ditulis dalam buku Prove Eener Beschrijten op Soekoeh en Tjeto. Pada tahun 1864-1867 penelitian kembali dilanjutkan oleh Hoepetmans dan hasil penelitiannya ditulis dalam buku Hindoe Oudheiden van Java.

Tahun 1889, Verbeek mencoba melakukan inventarisasi Candi Sukuh yang dilanjutkan dengan penelitian oleh Knebel dan WF. Stutterheim pada tahun 1910.

Candi Sukuh adalah candi Hindu yang diperkirakan dibangun pada akhir abad ke-15 M. Bentuk Candi Sukuh berbeda dengan candi Hindu lainnya. Arsitektur Candi Sukuh dinilai menyimpang dari ketentuan dalam kitab pedoman pembuatan bangunan suci Hindu, Wastu Widya.

Menurut ketentuan, sebuah candi harus berdenah dasar bujur sangkar dengan tempat yang paling suci terletak di tengah. Adanya penyimpangan tersebut diduga karena Candi Sukuh dibangun pada masa memudarnya pengaruh Hinduisme di Jawa. Memudarnya pengaruh Hinduisme di Jawa rupanya menghidupkan kembali unsur-unsur budaya setempat dari zaman Megalitikum. Pengaruh zaman prasejarah terlihat dari bentuk bangunan Candi Sukuh yang merupakan teras berundak. Bentuk semacam itu mirip dengan bangunan punden berundak yang merupakan ciri khas bangunan suci pada masa pra-Hindu. Ciri khas lain bangunan suci dari masa pra-Hindu adalah tempat yang paling suci terletak di bagian paling tinggi dan paling belakang.

Candi Sukuh dibangun untuk pengruwatan, yaitu untuk menangkal atau melepaskan kekuatan dan energi buruk yang mempengaruhi kehidupan seseorang. Ini berdasarkan relief-relief yang ada pada dinding candi yang memuat kisah-kisah pengruwatan seperti Sudamala dan Garudheya. Juga arca kura-kura dan garuda yang terdapat pada Candi Sukuh.

Terkait

Terkini