Cara Menanamkan Jiwa Kompetitif Pada Anak

- persaingan sangat penting bagi perkembangan anak. Persaingan mengajarkan si kecil bahwa anak-anak terpintar tidak selalu berhasil, tetapi mereka yang bekerja keras dan terus berusaha -

1 Desember 2022, 19:47 WIB

Nusantarapedia.net, Jurnal | Pendidikan — Cara Menanamkan Jiwa Kompetitif Pada Anak

Jadi jangan lagi bilang, “Saya bangga nilai matematika kamu 100,” tapi beri dia pujian seperti, “Saya bangga kamu rajin belajar matematika, nggak heran hasilnya bagus.”

SETIAP orang tua pasti ingin anaknya pintar, pantang menyerah, dan sukses. Namun tahukah Anda bahwa semangat bersaing adalah faktor utama dalam meraih kesuksesan? Ya, kepintaran saja tidak cukup untuk menjadi sukses, anak juga butuh persaingan.

Sayangnya, beberapa anak sering kalah sebelum berkelahi. Dengan kata lain, anak-anak tidak kompetitif. Padahal jika dilakukan dengan benar, persaingan sangat penting bagi perkembangan anak. Persaingan mengajarkan si kecil bahwa anak-anak terpintar tidak selalu berhasil, tetapi mereka yang bekerja keras dan terus berusaha.

Kegiatan kompetitif membantu anak mengembangkan berbagai keterampilan penting yang akan berguna hingga dewasa, seperti mengembangkan empati, mengantri, dan ketekunan. Sayangnya, ada anak-anak yang takut menghadapi kekalahan sehingga tidak merasa ingin bersaing.

Jika dibiarkan, lama kelamaan anak akan kehilangan semangat bersaing dalam dirinya dan itu tidak boleh terjadi. Jika anak Anda kurang kompetitif, jangan khawatir.

Berikut ini mengenai langkah-langkah yang mudah dalam menumbuhkan jiwa kompetitif anak yang telah kami rangkum untuk Nuspedian. Yuk, simak baik-baik!

Pujilah Kerja Keras Anak
Ini adalah cara termudah untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak. Jika ia cukup percaya diri, akan lebih mudah bagi anda untuk merangkulnya dalam mengikuti berbagai lomba. Tapi jangan salah dalam memberikan pujian, ya. Anda tidak boleh memuji anak karena dia pintar, tapi berikan pujian saat dia sudah menunjukkan kerja kerasnya.

Jika anda bisa menghargai kerja keras anak, maka anak anda akan tumbuh menjadi sosok yang gigih dan tidak takut untuk menghadapi tantangan ataupun kekalahan. Jadi jangan lagi bilang, “Saya bangga nilai matematika kamu 100,” tapi beri dia pujian seperti, “Saya bangga kamu rajin belajar matematika, nggak heran hasilnya bagus.”

Jangan Terlalu Fokus Pada Hasil
Semua orang tua bangga ketika anaknya mendapatkan nilai terbaik di semua mata pelajaran. Tapi jangan sampai hal ini membuat anak merasa tertekan, ya. Anak bisa stres, frustasi, bahkan tidak menyukai pelajaran.

Terkait

Terkini