CFD Polanharjo Dibuka – CFD Inisiator di Kecamatan, Yoga: Setiap UMKM Harus Memiliki Kartu Nama Usahanya
"Melalui CFD, hasil karya dari desa layak jual bisa dikenal oleh masyarakat se-Polanharjo khususnya dan menjangkau pasar yang lebih luas lagi," kata Wabup Klaten Yoga.
Nusantarapedia.net, Klaten, Jawa Tengah — Pembukaan Car Free Day (CFD) perdana di Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten pada Minggu (15/1/2023) berlangsung meriah. Warga antusias membanjiri kegiatan pagi tersebut yang digelar di ruas jalan kecamatan Polanharjo – Delanggu, tepatnya di pusat kantor kecamatan. Ada yang sekadar berjalan-jalan pagi, menikmati kuliner hingga berolahraga.
Dimeriahkan oleh sajian musik organ tunggal lokal, senam pagi juga perlombaan lato-lato bagi anak-anak. Sementara deretan puluhan UMKM menjadi pertanda awal semakin hidupnya ekonomi di kecamatan ini.
Hadir Wakil Bupati Klaten, Yoga Hardana dan beberapa pejabat Forkopimcam setempat. Wabup Yoga mengungkapkan apresiasinya terhadap kegiatan ini. CFD di Kecamatan Polanharjo merupakan upaya pemerintah setempat dalam mendekatkan akses ruang publik. Yang lebih esensial lagi meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.
“Saya memberi apresiasi luar biasa kepada pemerintah kecamatan yang telah menginisiasi kegiatan ini. Harapan kami bisa menumbuhkan ekonomi di tingkat kecamatan. Melalui CFD, hasil karya dari desa layak jual bisa dikenal oleh masyarakat se-Polanharjo khususnya dan menjangkau pasar yang lebih luas lagi,” kata Wabup Klaten Yoga.
Kedepannya, ia melanjutkan, setiap UMKM hendaklah memiliki kartu nama usahanya yang bisa diberikan kepada pengunjung agar kegiatan jual beli berkelanjutan, tidak hanya berbelanja di CFD, tetapi juga di luar.
Yoga juga menuturkan bahwa Jika CFD hanya berpusat di kabupaten, kasihan masyarakat.
“Akses ruang publik harus ke kota, para pelaku UMKM juga harus membawa barang dagangannya ke kota. Dengan adanya CFD lokal ini bisa mendekatkan dan mempermudah para pedagang dalam berjualan, seperti disabilitas, kalau ke Klaten (ke kota: red), kan, jauh,” tuturnya.
Sementara itu Camat Polanharjo, Joko Handoyo juga mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan inisiasi bersama sebagai upaya bangkit kembali setelah hantaman pandemi selama dua tahun.
“Ini salah satu bentuk upaya kami bangkit dari pandemi selama kurang lebih dua setengah tahun. Selain menyediakan ruang bagi masyarakat, yang lebih penting lagi adalah peningkatan ekonomi dari 18 desa. CFD akan kita gelar setiap hari Minggu dan kita evaluasi bagaimana agar masyarakat tidak jenuh,” ungkap Camat Polanharjo.
Lanjutnya, bagaimana CFD ini tetap berkelanjutan, masyarakat harus tetap bersemangat. Kedepannya masyarakat UMKM Polanharjo harus kreatif, segera memiliki link-link ekonomi di luar sana agar bisa meningkatkan kualitas hidupnya.
Profil Singkat Kecamatan Polanharjo
Polanharjo adalah salah satu kecamatan dari 26 kecamatan di Kabupaten Klaten. Secara kultural berdasarkan administrasi kewilayahan, wilayah Polanharjo dalam satu kawasan budaya di eks-Karesidenan Jatinom, yaitu; Kecamatan Jatinom, Tulung, Karanganom dan Polanharjo.
Wilayah Polanharjo dekat dengan budaya ngare/persawahan yang kaya akan “seribu mata air”. Maka, definisi Klaten terkenal dengan beras Delanggu, termasuk beras dari Polanharjo yang merupakan satu kawasan pertanian persawahan yang terletak di bagian barat Delanggu sebagai “Beras Delanggu”.
Kecamatan Polanharjo dengan populasi 36,599 jiwa, dengan luas 23,84 km², terdiri dari 18 desa.
Polanharjo dengan kata kunci sebagai daerah dengan potensi praktik polikultur – akuakultur atau minapadi, yaitu daerah pertanian persawahan penghasil padi yang terintegrasi dengan usaha peternakan ikan air tawar. Hal ini jelas karena daya dukung alam akan ketersediaan air (mata air) yang melimpah di Polanharjo, dalam kata lain geologi Polanharjo seperti daerah aquifer, yaitu sistem distribusi air tanah alami yang keluar ke permukaan. Hal ini karena topografi Polanharjo di bagian tengah menerima limpahan tangkapan air maupun DAS (Daerah Aliran Sungai) dari hulu dan tangkapan di daerah Merapi-Merbabu.
Bila kata kuncinya merujuk pada tempat yang terkenal, maka di Kecamatan Polanharjo ini terdapat; Wisata Umbul Ponggok, Pemancingan Janti, Pabrik Air Minum (AQUA), serta obyek wisata air lainnya dalam definisi eko-wisata.