Dewandaru Berenergi Spiritual Besar Hanya Ada di 3 Lokasi (4)

Sang Sunan memiliki tongkat yang terbuat dari kayu Stigi dan benda-benda lainnya yang mempunyai tuah atau khodam

28 April 2022, 21:16 WIB

Nusantarapedia.net — Kayu Dewandaru Berenergi Spiritual Terbesar Hanya Ada di 3 Lokasi

“Pulau yang terlihat “kremun-kremun,” dari pulau Jawa (Jepara) tersebut kemudian dinamakan Karimunjawa. Karimun dari asal kata “kremun-kremun” menjadi “karimun,” karena masih satu kesatuan dalam kebudayaan Jawa, kemudian ditambahkan kata Jawa, menjadi Karimunjawa atau Karimun Jawa.”

Sejarah, Legenda dan Mitos Karimunjawa

Asal Usul Nama Karimunjawa

Sejarah pulau Karimunjawa tidak terlepas dari peran para wali dalam rangka siar Islam.

Sunan Nyamplungan adalah tokoh utama dalam sejarah berdirinya Karimunjawa yang terlacak dari peninggalan kulturalnya. merupakan tokoh penyebar Islam di pulau Karimunjawa.

Sunan Nyamplungan di makamkan di pulau Karimunjawa, yakni di Dusun Nyamplungan, Desa Karimunjawa, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara. Putra dari Sunan Muria yang meninggal di Kudus 1551. Sunan Muria sendiri merupakan putra dari Sunan Kalijaga.

Sunan Nyamplungan dengan nama asli Amir Hasan, kemudian disebut sebagai Sunan Nyamplungan, karena di sekitar makam Sunan Nyamplungan terdapat pohon Nyamplung. kemudian menjadi nama Nyamplungan.

Alkisah: Amir Hasan pada awalnya adalah pemuda yang nakal, hingga orang tuanya menitipkan kepada pamannya, yakni Sunan Kudus untuk dididik dan dibentuk dengan akhlak Islam.

Sepulang mondok di rumah pamannya, Amir Hasan sudah berubah menjadi pemuda yang baik, tanggung jawab dan kuat. hingga suatu hari ayahandanya memerintahkan anaknya agar siar dan dakwah ke daerah yang dilihat dari Jawa terlihat “kremun-kremun,” atau samar-samar.

Selanjutnya, Amir Hasan menjadi wali hingga menetap dan kubur di Karimunjawa. Pulau yang terlihat “kremun-kremun,” dari pulau Jawa (Jepara) tersebut kemudian dinamakan Karimunjawa. Karimun dari asal kata “kremun-kremun” menjadi “karimun,” karena masih satu kesatuan dalam kebudayaan Jawa, kemudian ditambahkan kata Jawa, menjadi Karimunjawa atau Karimun Jawa.

Mitos-Mitos atau Legenda di Pulau Karimunjawa

1) Ikan Lele Tanpa Patil

Makanan kesukaan Amir Hasan adalah Pecel Lele. ketika ayahandanya memerintahkan untuk pergi ke tempat yang ‘kremun-kremun,’ Nyai Muria tidak mengetahui.

Ketika Amir Hasan sudah berangkat menuju pantai, segera ibunya menyusulnya dengan membawa makanan kesukaannya berupa pecel lele untuk bekal perjalanan. Namun akhirnya, ketika ibunya tiba di pantai, putranya sudah pergi berlayar.

Akhirnya, pecel lele tersebut di sebar oleh ibunya ke laut. Dan, atas ijin Allah, lele tersebut hidup kembali dan mengikuti Amir Hasan hingga tiba di tempat ‘kremun-kremun’ tersebut. Kemudian, lele tersebut berkembang biak di sungai-sungai Karimunjawa yang kemudian diberi nama menjadi daerah “Legon Lele”.

Dan uniknya, ikan lele tersebut dengan ciri khasnya tanpa patil atau tanpa kumis. Secara logis, daerah pulau Karimunjawa merupakan daerah endemik ikan lele tanpa patil dengan nama binomal Clarias meladerma (keluarga ikan lele).

2) Siput Bolong

Makanan kesukaan Amir Hasan selain Pecel Lele adalah Siput Bolong. Siput Bolong tersebut termasuk bagian dari paket pecel lele yang hendak disusulkan ibunya ke pantai, namun sudah terlambat.

Mitosnya, siput tersebut akhirnya hidup lagi mengikuti Amir Hasan, hingga akhirnya hidup dan berkembangbiak di daerah pantai-pantau di Karimunjawa.

Daerah pantai di Karimunjawa banyak tumbuh aneka hewan jenis Mollusca, seperti kebanyakan pantai-pantai lainnya. Mollusca berasal dari bahasa latin molluscus yang berarti lunak. Itulah mengapa kriteria tubuh mollusca sebagai hewan invertebrata (tidak memiliki tulang belakang) lunak atau elastis.

Mollusca terbagi dalam lima kelas, yaitu Amphineura, Gastropoda, Scaphopoda, Pelecypoda dan Cephalopoda (Nontji, dalam bukunya yang berjudul Laut Nusantara tahun 1993). Dari kelima klasifikasi mollusca tersebut, ada tiga jenis yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu Gastropoda (siput), Pelecypoda atau Bivalvia (kerang-kerangan), dan Cephalopoda (cumi-cumian).

Dengan demikian, mitos Siput Bolong tersebut adalah jenis hewan Mollusca berjenis Gastropoda. Namun keistimewaannya, di bagian ujung cangkangnya berlubang atau bolong. Jenis tersebut yang turut menjadikan keunikan dan kekhasan dari kekayaan laut Karimunjawa.

3) Ular Bedor (Calloselesma rhodostoma)

Pada saat Amir Hasan membuka hutan untuk dijadikan pemukiman. daerah tersebut banyak terdapat ular. Ular-ular tersebut sangat mengganggu Amir Hasan dan pengikutnya. Akhirnya ular tersebut berkelahi dengan Amir Hasan, namun kalah dan dikutuk menjadi ular buta, atau ular yang tidak bisa melihat.

Secara ilmiah, ular ini adalah ular tanah. Disebut dengan ular bandotan, ular kapak, ular bedor, atau ular edor. Nama edor diberikan oleh penduduk setempat dari kata bedor, yang berarti panah.

Awal ular ini ditemukan, diberi nama Trigonocephalus rhodostoma. Beberapa nama lain terdahulu di antaranya ialah Ancistrodon rhodostoma dan Agkistrodon rhodostoma. Tetapi nama ilmiah yang berlaku sekarang adalah Calloselasma rhodostoma.

Ciri dari ular ini buta warna, tidak bisa memanjat pohon dan warnanya dapat berkamuflase dengan warna di sekitarnya. termasuk sebagai ular berbisa.

Ular jenis ini tidak banyak tersebar di Nusantara, populasi terbesarnya ada di kepulauan Karimunjawa dan sekitarnya. Juga terdapat di pulau Jawa, Kangean dan pulau lainnya dalam populasi yang sedikit.

4) Kayu Stigi, Dewandaru dan Kalimasada

Sejarah awalnya, bahwa ketiga kayu tersebut bertuah, masih terkait dengan cerita kesaktian Amir Hasan (Sunan Nyamplung).

Pada saat Amir Hasan digigit ular Bedor dan meninggalkan racun di tubuh, Sang Sunan mengobatinya dengan kayu Stigi dan kayu bertuah lainnya.

Sang Sunan memiliki tongkat yang terbuat dari kayu Stigi dan benda-benda lainnya yang mempunyai tuah atau khodam. Keistimewaan dari kayu stigi dapat tenggelam di air.

Berawal dari teks cerita rakyat tersebut, akhirnya kayu bertuah khas Karimunjawa menjadi legenda hidup, kayu dengan energi spiritual besar, yakni kayu Stigi, Dewandaru dan Kalimasada.

Seiring berjalannya waktu, bermunculan perajin kayu bertuah yang menjadikan Karimunjawa terkenal dengan kerajinan kayu bertuah.

(bersambung bagian 5)

9 Destinasi Wisata Terkenal di Karimunjawa

Dewandaru Berenergi Spiritual Besar Hanya Ada di 3 Lokasi (5)
Dewandaru Berenergi Spiritual Besar Hanya Ada di 3 Lokasi (1)
Presiden Jokowi Memutuskan: Ekspor Bahan Baku Migor dan Migor Dilarang
Jokowi dan Prabowo Beli Blangkon (Udheng) Madura
Sejarah Wonogiri, Jejak Perlawanan Raden Mas Said

Terkait

Terkini