Di Tengah-tengah Alun-alun Kota Pemalang Terdapat Sumber Mata Air, Benarkah? (Sejarah Nanas Madu)
- Diketahui, Pemalang terkenal dengan nanas madu yang kemudian menjadi ikon Kabupaten Pemalang. Nanas madu Pemalang juga familier disebut dengan nanas belik, karena sentra nanas berada di kecamatan Belik, desa Beluk -

Nusantarapedia.net, Pemalang, Jawa Tengah — Banyak masyarakat Kabupaten Pemalang terutama yang sering berkunjung ke Alun-alun kota Pemalang, tidak mengetahui jika pusat Alun-alun tersebut menyimpan banyak misteri. Ternyata di tengah-tengah Alun-alun kota Pemalang, tepatnya persis di bawah patung atau tugu nanas madu, terdapat sumber mata air yang debit airnya begitu besar menyembur keluar.
Sebelum adanya pembangunan tugu nanas, sudah ada patung bambu runcing terlebih dahulu, dibangun beserta relief/diorama tentang gambaran perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah. Yang mana keberadaan patung bambu runcing tersebut, sekarang ditempatkan di sebelah timur bundaran Alun-alun kota Pemalang.
Ternyata menurut Rabadi (64) seorang pemerhati sejarah, juga salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pemalang, dalam kesempatan bincang-bincang dengan awak media, Selasa (17/1/2023 ), dirinya menceritakan sekilas tentang sejarah kota Pemalang dan perkembangannya.
“Saat patung bambu runcing akan dipindahkan dan diganti dengan tugu nanas madu, saya kurang setuju, karena patung bambu runcing tidak hanya sebatas sebagai monumen perjuangan rakyat Pemalang saja,” tutur Rabadi.
Dirinya menyayangkan pada akhirnya patung bambu runcing dipindahkan dari tempatnya di tengah-tengah Alun-alun kota Pemalang beberapa tahun yang lalu.
“Terlepas percaya atau tidak, patung bambu runcing mempunyai kekuatan supranatural, untuk menangkal energi negatif yang akan mengarah pada Pendapa kabupaten Pemalang,” katanya.
Di samping itu masih menurutnya, ada satu sumber mata air yang sangat besar berada di bawah patung monumen bambu runcing (sekarang tugu nanas madu).
“Makanya kenapa patung bambu runcing ditaruh di situ, agar jangan sampai sumber mata air memancar keluar, jadi patung itu sebagai penyumbat membludaknya mata air yang akan keluar,” kata Rabadi yakin.
Politikus senior yang juga berhasil memperbaiki beberapa makam sesepuh kota Pemalang, lebih jauh menceritakan saat pembangunan tugu nanas.
“Pada saat pembangunan tugu nanas madu, saya berpesan pada mandor proyek itu. Untungnya si mandor itu juga paham dunia supranatural, agar ketika nanti pembangunan berjalan, di sekitar bekas patung bambu runcing, jika baik mandor maupun anak buahnya menemukan batu pusaka ataupun emas serta benda berharga apapun, tolong jangan diambil untuk dibawa pulang, tapi kembalikan lagi ke tempat asalnya,” pesan Rabadi kepada mandor proyek.
Lanjutnya, “Alhamdulillah proyek pembangunan tugu nanas selesai, semua pekerja selamat.”
Dirinya mengatakan sembari berpesan, bicara sejarah Pemalang harus hati-hati, karena masih banyak yang belum diketahui.
“Banyak nama-nama Bupati atau sebutan lain untuk penguasa jaman dulu yang namanya tidak tercatat dalam cerita sejarah kota Pemalang,” kata Rabadi.




Sejarah Singkat Nanas Madu Pemalang
Diketahui, Pemalang terkenal dengan nanas madu yang kemudian menjadi ikon Kabupaten Pemalang. Nanas madu Pemalang juga familier disebut dengan nanas belik, karena sentra nanas berada di kecamatan Belik, desa Beluk.