Eksplorasi Eksistensi dan Rekonsiliasi Sosial
Nusantarapedia.net | OPINI, HUMANIORA — Eksplorasi Eksistensi dan Rekonsiliasi Sosial
Oleh : Alvian Fachrurrozi
“Sejak kelahiran dan bahkan sampai kematiannya, orang seperti ini tidak pernah melakukan perantauan fisikal (menjelajahi daerah lain), perantauan intelektual (menjelajahi pemikiran peradaban lain), maupun perantauan rohani (menjalajahi tradisi rohani yang lain)”
– Mereka adalah penjaga keseimbangan antara perubahan dan keteguhan, antara pemberontakan dan penerimaan, antara pencarian dan pulang. Di dalam diri mereka, setiap langkah maju selalu diimbangi dengan penghormatan terhadap akar. Mereka adalah manusia yang hidup dalam dua dunia, namun tetap utuh dalam satu diri yang tidak terpecah –
ADA manusia yang sepanjang hidupnya selalu statis berdiam di zona nyaman kampung halamannya, di zona nyaman pola pikir masyarakatnya, dan di zona nyaman tradisi rohani di lingkungan sekitarnya. Sejak kelahiran dan bahkan sampai kematiannya, orang seperti ini tidak pernah melakukan perantauan fisikal (menjelajahi daerah lain), perantauan intelektual (menjelajahi pemikiran peradaban lain), maupun perantauan rohani (menjalajahi tradisi rohani yang lain). Biasanya orang seperti ini temannya sejak kecil sampai tua, ya, tetap itu-itu saja yang berasal dari kampung halamannya atau teman-teman sekolahnya. Selain lingkar pergaulannya yang terbatas, pada umumnya pemikirannya juga akan cenderung statis dan wawasan pengetahuannya pun akan sangat sempit.
Lalu ada manusia jenis kedua yang sangat bertolak belakang dengan jenis manusia sebelumnya itu, mereka adalah manusia-manusia yang begitu berani dalam melakukan perantauan dari segala segi (fisikal, intelektual, rohani). Mereka manusia yang sangat dinamis, tempat tinggalnya sejak kecil sampai tua selalu tidak sama (berpindah-pindah), cakrawala intelektualnya sejak mulai bisa berpikir sampai tua juga selalu tidak sama selalu terus berubah seiring dengan pertambahan asupan pengetahuannya, bahkan secara kerohanian juga terus selalu mengembara dari satu tradisi mistik rohani ke tradisi mistik rohani yang lain.
Manusia jenis kedua ini adalah manusia jenis rebel (pemberontak), mereka selalu gelisah dan tidak nyaman dengan tempat asal kelahirannya, mereka juga gelisah dan tidak puas dengan warisan intelektual/pola pikir dari masyarakat sekitarnya, begitu juga secara kerohanian mereka juga gelisah dan tidak puas dengan warisan sistem jalan rohani dari keluarganya.
Mereka karena sangat rebel dan tidak bisa dipahami oleh keluarga dan masyarakat asal mereka dilahirkan, maka mereka terkadang harus memutus kontak secara total dengan masa lalunya, mereka jadi menghindari teman-teman masa kecil atau teman-teman masa sekolahnya, bahkan terkadang sampai harus memutus kontak dengan orangtuanya. Orang jenis rebel yang gelisah ini pada akhirnya akan tercerabut secara total dengan akar masa lalunya, tercerabut secara total dengan akar tradisi masyarakat dimana mereka dilahirkan.