Enaknya Kerja di Bidang Kemediaan
Terbiasa bergelut dengan data, membuat awak media selalu berhati-hati dalam menyatakan pikiran dan berdebat. Perdebatan adalah ladang untuk semakin menambah wawasan dan membuka dimensi pemikiran agar lebih lebar.
Nusantarapedia.net, Jurnal | Sosbud — Enaknya Kerja di Bidang Kemediaan
“Pekerja media haruslah peka terhadap setiap perubahan. update hal-hal baru dan mengikuti perkembangan setiap bidang, bidang politik, sosial, musik, kuliner, fashion, gaya anak muda, bahasa gaul, dsb.”
Jika yang terpikir bekerja yang bergengsi itu kerja kantoran, yang setiap hari harus klimis, rapi, seragam perlente dan baju dinas yang wangi dsb, beda hal dengan bekerja di media. Bukan berarti bekerja di kemediaan tidak rapi dan wangi. Hanya saja, banyak hal unik yang membedakan dengan pekerjaan selain non-kemediaan. Sehingga banyak anggapan seberapapun melehkannya dan banyaknya pekerjaan, bekerja di kemediaan itu tetap mengasikkan. Dan itu memanglah benar.
Nuspedian, apa saja, ya, hal-hal yang mengasikkan kerja di media itu?
1) Selalu dituntut kreatif
Seperti sudah diketahui, beberapa profesi yang bisa dikerjakan saat kita berada di perusahaan kemediaan. Tentu selain sebagai pemilik perusahaan, atau bagian dari perusahaan kemediaan, kita bisa menjadi jurnalis, penulis, editor, tim IT, marketing, dsb. Profesi-profesi ini menuntut kreativitas demi update-nya konten media setiap saat. Dengan begitu, otak kita akan terus mengeksplore hal-hal baru, kekinian, sedang trend. Sehingga pengetahuan dan wawasan kita otomatis akan ter-update pula.
Pekerja media memang dituntut menjadi orang yang kreatif. Karena itu, sehari-hari, mereka terbiasa bermain-main dengan idenya masing-masing. Mengulik ide-ide yang segar akan mengasah kreativitas, yang lantas membuat mereka tampak selalu muda dan bugar. Apalagi, mereka harus berpikir menyajikan hasil yang berbeda dengan media-media lain agar masyarakat tak bosan.
2) Tidak perlu harus memakai seragam saat di lapangan.
Betapa senangnya melihat para jurnalis di layar televisi yang mengenakan seragam dan emblem kebanggaan. Namun, pada faktanya di lapangan awak media mengenakan pakaian casual pun boleh, tidak masalah selama tetap dalam koridor kesopanan dan aturan perusahaan.
Awak media tak terkekang dengan pakaian yang formal atau dandanan yang dituntut rapi. Yang penting nyaman dipakai. Itulah sebabnya, mereka bisa dengan bebas mengeksplorasi diri.
3) Komunikatif dengan semua kalangan
Awak media adalah mereka yang bekerja di bidang komunikasi. Tidaklah asik jika mereka tidak memiliki sifat komunikatif. Mereka juga wajib tahu bagaimana adab dan etika berkomunikasi dengan semua kalangan yang memiliki karakter yang berbeda-beda. Bisa berkomunikasi dengan pejabat yang penuh dengan protokoler, bisa pula berkomunikasi dengan anak muda yang suka selengean.
4) Mengikuti hal-hal kekinian
Pekerja media haruslah peka terhadap setiap perubahan. update hal-hal baru dan mengikuti perkembangan setiap bidang, bidang politik, sosial, musik, kuliner, fashion, gaya anak muda, bahasa gaul, dsb.
Awak media memang sumbernya informasi dan berita-berita terbaru. Sebab, merekalah salah satu gerbang yang menghubungkan masyarakat dengan fenomena yang berkembang. Untuk itulah mereka harus mengikuti setiap perkembangan isu.
5) Terbiasa terburu-buru di lapangan
Menjadi pekerja lapangan memang tidak mudah. Terlebih jika dikejar-kejar waktu. Dengan kebiasaan seperti itu pekerja media dituntut pandai berstrategi, cepat berpikir dan mengambil keputusan. Seringnya dikejar jam tayang dan mengejar narasumber, juga menjadikan fisik gesit dan lincah sehingga mudah saja melakukan pekerjaan dengan mobilitas tinggi.
6) Terbiasa berpikir obyektif
Terbiasa bergelut dengan data, membuat awak media selalu berhati-hati dalam menyatakan pikiran dan berdebat. Perdebatan adalah ladang untuk semakin menambah wawasan dan membuka dimensi pemikiran agar lebih lebar sehingga mampu menjadi orang yang terbuka, dan bisa menerima pemahaman-pemahaman orang lain.
7) Sering hangout dalam rangka tugas kemediaan
Hal paling mengasikkan bagi pekerja media adalah mobilitas yang tinggi. Mengunjungi satu tempat ke tempat lain yang memungkinkan tempatnya jauh dari tempat tinggal adalah keharusan pekerjaan dan tugas dinas. Pekerjaan kemediaan, terutama jurnalis memang identik dengan melakukan perjalanan.
Tugas perjalanan yang jauh dan berat akan menjadi terasa menyenangkan jika dinikmati sambil berwisata, dan jalan-jalan gratis. Itulah mengapa awak media kaya akan pengalaman hidup.
Bagaimana? Asik dan menyenangkan, bukan, bekerja di media?
Mimetisme Media
Pengertian Feature dan Langkah Menulisnya (1)
Internet Positif, Korelasi Netizen Journalism dan Pengaruh Buruk Medsos
19 Pasal RKUHP Ancam Kemerdekaan Berpendapat, selain Polemik 14 Isu Krusial
Media Sosial, Eksistensi Diri dan Pencitraan