Es Gempol Pleret Solo, Kuliner Manis dan Segar Penghilang Dahaga

9 Desember 2021, 05:59 WIB

Nusantarapedia.net – Yuk, jalan-jalan ke Pasar Gede Solo. Kita akan temukan spot kuliner yang sangat unik dan lezat, salah satunya  yaitu Es Gempol Pleret. Namanya lucu ya, Gaes? Agak-agak berbau tempat-tempat kuno gitu? Yup, gempol pleret adalah salah satu nama kuliner asli Solo.

Hidangan ini seperti dawet, dihidangkan dalam mangkuk kecil. Nama Pleret diambil dari nama daerah di Jepara yang konon merupakan daerah tempat kuliner ini berasal. Gempol sendiri adalah isian dari hidangan ini berupa adonan tepung beras kasar yang dibuat bulatan-bulatan menyerupai bakso.

Pleret juga merupakan bagian dari isian hidangan ini. Terbuat dari adonan tepung yang dibentuk pangsit. Hidangan gempol pleret disajikan bersama tape, nangka dan siraman gula jawa cair dan santan encer. Sangat segar disajikan dingin-dingin.

12 Kuliner Nusantara yang Mulai Langka

Ya, kuliner ini berasal dari Jepara. Dalam perkembangannya akhirnya meluas hingga ke Jogjakarta, semarang dan Solo. Setiap daerah tentu berbeda penyajiannya. Gempol pleret ada yang disajikan dengan gempol yang berwarna warni, ada pula yang disajikan dengan gula pasir.

Gempol pleret Solo dijual di Pasar Gede sekitaran jajan pasar atau biasa masyarakat menyebut Nenjongan atau Senenjongan, yang berarti jajan pasar yang beraneka ragam, ada aneka kudapan ringan khas Solo termasuk sosis Solo, juga dawet  dan brambang asem.

Di Pasar Gede, penjual es gempol pleret tidak hanya satu orang. Ketika kita memasuki pintu utama pasar, sudah ada banyak pedagang senenjongan yang menawarkan jajanannya, termasuk es gempol pleret ini. Es gempol pleret dijual 7000 rupiah per porsi.

Sejarah Es Boba dan Gaya Hidup Anak Muda

Harga yang sangat murah untuk es senikmat gempol pleret. Satu porsi tentu tidaklah cukup. Sangat nikmat dinikmati bersama kudapan solo yang lainnya seperti sosis solo atau brambang asem.

Sayangnya di beberapa daerah, es gempol pleret sudah mulai langka. Beragamnya kuliner kekinian yang bermunculan, menggeser banyak jenis makanan legend, salah satunya gempol pleret. Perlu upaya konservasi kuliner untuk melestarikan eksistensinya.

Selain enak, bergizi (tanpa pengawet), makanan legend mengandung nilai-nilai sejarah dan filosofi yang tinggi.

Perlu kepedulian masyarakat bagaimana melestarikan warisan kuliner ini. Beberapa masyarakat pegiat budaya sudah ada yang memulai menghelat sebuah kegiatan kirab untuk membangkitkan kuliner Lompya Duleg di Delanggu Klaten Jawa Tengah.

Ini langkah nyata bentuk kepedulian masyarakat terhadap potensi sejarah kuliner yang ternyata masih sangat signifikan dalam meningkatkan ekonomi rakyat. Tentu, ini juga tak bisa lepas dari sentuhan pemerintah setempat dalam mendukung terwujudnya konservasi kuliner. Semoga bisa menginspirasi masyarakat yang lain. 

Mengenal Sale Pisang Makanan Khas Pacitan

Terkait

Terkini