Fenomena “Celebrity Worship” Menimbulkan Krisis Jati Diri? Yuk Cegah dengan 5 Cara Sederhana!

Nusantarapedia.net | SOSBUD — Fenomena “Celebrity Worship” Menimbulkan Krisis Jati Diri? Yuk Cegah dengan 5 Cara Sederhana!
Oleh : Ratu Balqis Raqilia
HALO sobat Nuspedian! Tahukah kamu bahwa era globalisasi membawa dampak yang besar pada konteks sosial, terutama di kalangan remaja? “Tindakan Celebrity Worship kerap dilakukan individu usia remaja, dan kecenderungannya menurun seiring bertambahnya usia”. (McCutcheon et al., 2002). Banyak dari mereka kini berlomba-lomba mengidolakan para selebriti, baik luar maupun dalam negeri. Sayangnya, kekaguman ini seringkali berubah menjadi obsesi berlebihan yang dikenal sebagai fenomena Celebrity Worship.
Mengutip dari bab Ticket war: Celebrity Worship, Flexing, atau FoMO? dalam buku Pumpunan Kajian Urban: Konsep Kajian Berkelanjutan Dari Kampus Urban (Yulianto, 2023), fenomena ini memiliki 3 tingkatan terkait intensitas, yakni:
1. Entertainment-social: tingkatan paling rendah, ditandai dengan aktivitas menyukai selebriti sebagai bentuk hiburandan interaksi sosial bersama penggemar lainya.
2. Intense personal: sebagai tingkatan menengah, merupakan perasaan kompulsif terhadap selebriti yang diidolakan, seperti menganggap selebriti tersebut sebagai
3. Bordeline pathological: ditandai perilaku ekstrem, seperti melakukan tindakan ilegal atau membeli barang dengan harga yang tidak masuk akal demi idola.
Fenomena ini seringkali muncul pada kaum remaja yang sedang berada pada tahap pencarian jati diri, dimana seringkali membawa pengaruh buruk, yang di hubungkan dengan ketidakpiawaian mereka dalam mengontrol diri. Sehingga menimbulkan perilaku yang merugikan diri sendiri, seperti: (1) Ketergantungan pada validasi eksternal. (2) Menurunkan kesejahteraan psikologis.(Cahyani & Purnamasari, 2019). (3) Perbandingan antara diri mereka dengan idola mereka secara tidak sehat, yang mana dapat memicu rasa tidak percaya diri. (4) Penurunan produktivitas karena terlalu banyak menghabiskan waktu untuk mengikuti berita idola. (5) Isolasi diri akibat dari mengabaikan hubungan sosial.(Benu et al., 2019).
Dengan begitu yuk simak 5 cara sederhana untuk menguranginya:
1. Batasi Paparan dan Ekspetasi terhadap Idola; “Kontrol diri adalah kunci Individu yang mampu mengontrol dirinya akan memahami batasan-batasan dalam menjadi penggemar K-pop. Ia akan lebih bijaksana dalam menjaga kedisiplinan dan bertindak sesuai dengan skala prioritas” (Qorina & Khoirunnisa, 2024). Batasi diri dalam mengonsumsi konten selebriti di media sosial, dan sadari bahwa apa yang di tampilkan selebriti atau idola kita sering kali hanyalah sisi terbaik dari kehidupan mereka, bukan keseluruhan realitas. Hal ini dapat membantu kita untuk tidak membandingkan diri kita dengan mereka.
2. Bangun Relasi Sosial Nyata Berpartisipasi; dalam kegiatan sosial seperti bergabung dengan komunitas, menghadiri acara yang mendukung minat kita, atau menjadi sukarelawan dapat membantu kita membangun hubungan nyata. Dengan demikian, kita dapat mengalihkan perhatian dari idola kita ke hubungan interpersonal dan relasi yang lebih bermakna.
3. Alihkan Fokus pada Kegiatan Positif; Mengembangkan hobi baru atau memperdalam keterampilan yang sudah kita miliki dapat menjadi langkah penting. Contohnya, belajar memasak, menggambar, atau menulis jurnal harian dapat membantu kita merasa lebih produktif dan percaya diri tanpa perlu membandingkan diri dengan selebriti atau idola kita.
4. Tingkatkan Kesadaran Diri dan Membentuk Identitas Otentik Refleksi dan Regulasi Diri; adalah kunci untuk menyadari dampak negatif dari celebrity worship. “Self-Regulation menjadi salah satu perilaku yang dapat menunjukkan bahwa kemampuan individu untuk dapat mengatur emosi, impuls dan perilaku memiliki dampak yang besar terhadap kesejahteraan psikologis individua”. (Putri & Rozi, 2024). Selain itu membuat daftar tujuan hidup yang realistis dan fokus pada pencapaian tersebut membantu kita membangun identitas yang lebih otentik. Terapi atau konseling juga dapat menjadi pilihan jika perilaku ini sudah terlalu intens.
5. Membangun Rasa Percaya Diri Agar Terlepas dari Ketergantungan Terhadap Validasi Eksternal; Rasa percaya diri dapat diperkuat dengan menghargai pencapaian kecil dalam hidup. Menghindari membandingkan diri kita dengan orang lain di media sosial, serta memprioritaskan kebahagiaan internal daripada pengakuan sosial, adalah langkah penting. Dengan fokus pada hal yang di syukuri, juga dapat membantu individu fokus pada hal-hal positif dalam hidupnya.
Celebrity worship adalah tantangan sosial yang memengaruhi banyak kalangan khususnya remaja di era digital ini. Dengan menerapkan strategi sederhana seperti membatasi paparan, mempererat hubungan sosial, mengalihkan perhatian, meningkatkan kesadaran diri, dan membangun rasa percaya diri, sehingga perilaku ini dapat dihindari. Saatnya kita bergerak menuju perubahan sosial, menciptakan masyarakat yang lebih sehat secara emosional dan menghargai identitas autentik setiap individu. (*)

Ratu Balqis Raqilia | Mahasiswa Psikologi, Universitas Pembangunan Jaya, Tangerang Banten
DAFTAR PUSTAKA :
Benu, J. M. Y., Takalapeta, T., & Nabit, Y. (2019). Perilaku Celebrity Worship pada Remaja Perempuan. Journal of Health and Behavioral Science, 1, 13–25. https://doi.org/10.35508/jhbs.v1i1.2078
Cahyani, D., & Purnamasari, Y. (2019, March). Celebrity Worship on Early Adult K-Pop Fangirling. https://doi.org/10.2991/acpch-18.2019.41
McCutcheon, L. E., Lange, R., & Houran, J. (2002). Conceptualization and measurement of celebrity worship. British Journal of Psychology, 93, 67–87. https://doi.org/10.1348/000712602162454
Putri, F. S., & Rozi, F. (2024). Studi Tentang Celebrity Worship dan Self Regulation serta Pengaruhnya terhadap Psychological well-being Penggemar K-pop. Jurnal Diversita, 10, 219–230. https://doi.org/10.31289/diversita.v10i2.12970
Qorina, M. N., & Khoirunnisa, R. N. (2024). Hubungan Kontrol Diri dengan Perilaku Celebrity Worship pada Penggemar K-pop Dewasa Awal The Relationship between Self-control and Celebrity Worship in Early Adult K-pop Fans. Https://Ejournal.Unesa.Ac.Id/, 11(02), 1168–1179. https://doi.org/10.26740/cjpp.v11n2.p1168-1179
Yulianto, A. (2023). Ticket war: Celebrity Worship, Flexing, atau FoMO? Dec 2023. In E. Purwanto & S. Handoko (Eds.), Pumpunan Kajian Urban: Konsep Kajian Berkelanjutan Dari Kampus Urban (pp. 81–90). CV Diandra Kreatif