Filivhiena Andalusia Faisol: Harapan Di Balik Hari Pengentasan Kemiskinan Internasional
Nusantarapedia.net | KAB. BEKASI — Persoalan yang paling menggelitik dan sangat besar pengaruhnya sebelum Indonesia merdeka hingga saat ini dan masih terus diperjuangkan adalah hal kemiskinan.
Sebagai persoalan yang seolah menjadi borok bernanah yang akut dan tak pernah kunjung sembuh. Kemiskinan pada akhirnya menjadi gambaran tidak terwujudnya — pengejawantahan UUD 1945 dalam peningkatan kesejahteraan rakyat.
Nah, pada “Hari Pengentasan Kemiskinan Internasional”, yang jatuh tanggal 17 Oktober ini, Filivhiena Andalusia Faisol sekaligus calon legislatif (caleg) DPR RI dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk daerah pemilihan (Dapil) Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta (Jawa Barat VII), berbicara (wawancara) melalui sambungan telepon kepada awak media.
Menurutnya, masyarakat Kabupaten Bekasi masih jauh dari kesejahteraan, banyak di pinggiran Bekasi yang masih miskin dan pembangunan belum merata. Pungli-pungli menyasar ke pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).
“Saya berani jadi caleg supaya bisa membantu masyarakat, membantu rakyat agar bisa menjadi jembatan dalam pengentasan kemiskinan,” katanya, Selasa (17/10/2023).
Masih kata Filivhiena Andalusia Faisol, bila menang dan duduk di parlemen Senayan, otomatis saya akan mengawal program pemerintah dan membuat kebijakan yang memang dimana dirinya bisa fokus pada daerah pemilihan (Dapil) di Kabupaten Bekasi, Karawang dan Purwakarta.
“Sehingga saya bisa bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, yang mana mereka paham bahwa banyak program-program pemerintah belum sampai ke masyarakat, artinya memperjuangkan agar masyarakat Kabupaten Bekasi menjadi lebih baik,” sambung dia.
Ia menjelaskan, menjadi wakil rakyat itu berarti memikirkan, mendampingi, mengawal dan mengawasi jalannya program-program pemerintah yang sudah dibuat agar sampai ke tangan rakyat.
“Bicara ‘Hari Pengentasan Kemiskinan Internasional’, saya secara pribadi sudah 6 sampai 8 kali mencoblos dalam pemilihan umum (Pemilu) yang diselenggarakan 5 tahun sekali, tapi tidak ada perubahan,” ulas Filivhiena Andalusia Faisol.
Kalaupun toh ada perubahan, tutur dia, itu hanya program-programnya saja, artinya kurang maksimalnya kinerja wakil rakyat yang sebelum-sebelumnya untuk menjadi pengawas sampai ke akar-akarnya.
“Di salah satu desa yang berada di Kecamatan Tarumaja, ternyata di situ tidak ada air bersih, mereka (masyarakat,red) mengambil air kali di depan rumah,” bebernya.
Padahal air kali berwarna hitam itu, ucap dia, kemungkinan airnya sudah tercemar, karena di sekitar daerah tersebut ada pabrik-pabrik.
“Maka sebelum maupun nanti duduk menjadi anggota DPR RI, dalam dekade ketiga pada ‘Hari Pengentasan Kemiskinan Internasional’, saya akan tetap berjuang untuk mengentaskan kemiskinan,” paparnya. (DPA)
Peringati Hari Pelajar se-Dunia, Mantan Guru Bercerita
Ayo “Gibran atau Siapa pun” Segera Deklarasi Capres-cawapres, Putusan MK Final and Binding!
Awas, Putusan MK yang Inkonstitusional Bisa Menyulut Kemarahan Rakyat!
Pinjam Dulu Seratus, Please, dech!
Serba Liberal, Bagaimana Capres 2024? Hadirnya Negara untuk Rakyat yang Sehadir-hadirnya!