Formula E Sirkuit Otomotif, Politik dan Kampanye Emisi (1)
Namun, konteks ini tak lain adalah kegiatan atau event dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah saja, kalau di tarik pada sirkuit politik, sampai kapan pun tak akan selesai.

Nusantarapedia.net, Jurnal | Polhukam — Formula E Sirkuit Otomotif, Politik dan Kampanye Emisi
“Dengan demikian, bila ditarik pada sisi tata kelola pemerintahan sebagai entrepreneur government, pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Elon Musk mengenai prospek bisnis industri otomotif berbahan bakar listrik masa depan adalah sangat strategis, linier dengan isu dunia perihal dampak emisi yang ditimbulkan oleh penggunaan kendaraan ber-Pembakaran internal.”

Diselenggarakannya balapan Formula E di Jakarta, oleh Pemprov DKI Jakarta pada Sabtu (4/6/2022), yaitu ajang balap mobil listrik, menjadi gairah baru bagi pelaku olahraga balapan otomotif mobil listrik dunia, pasalnya dua tahun dunia dihantam pandemi Covid-19 telah membuat event internasional ini terganggu, berjalan dengan tidak maksimal.
Event internasional ini secara resmi bertajuk “ABB FIA Formula E World Championship” atau yang sering dikenal dengan sebutan Formula E. Sedangkan gelaran Formula E oleh Pemprov DKI Jakarta ini dinamakan “E-Prix Jakarta 2022”, yang berlangsung di Sirkuit JIEC (Jakarta International E-Prix Circuit), Ancol.
Balap Formula E merupakan sebuah kejuaraan tahunan dunia balap mobil kursi tunggal yang hanya menggunakan tenaga listrik.
Sejarahnya, balapan Formula E ini masih tergolong baru bagi dunia, karena kejuaraan ini pertama kali digagas pada tahun 2011 yang lalu oleh presiden FIA Jean Todt dan Alejandro Agag. keduanya merupakan pendiri dan kepala eksekutif dari Formula E Holdings. Perlombaan secara resmi pertama digelar di Beijing, Tiongkok pada September 2014, dan resmi mendapatkan status sebagai kejuaraan dunia baru tahun 2020 (wikipedia).
Setelah statusnya resmi menjadi kejuaraan dunia, Covid-19 menghantam dunia hingga kemudian sempat terhenti. Akhirnya, digelar lagi pada tahun 2022 ini di Jakarta. Dengan demikian, E-Prix Jakarta ini benar-benar mengobati kerinduan ajang balap listrik bagi tim dan pembalap mobil listrik dunia. Dunia begitu antusias menyambutnya.
Jakarta menjadi tuan rumah dari gelaran ini dengan perjuangan panjang. Dikutip dari wikipedia, awalnya pada Juli 2019, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan melakukan pertemuan dengan Federasi Otomotif Internasional (FIA) di New York, Amerika Serikat, untuk membahas rencana Jakarta menjadi tuan rumah Formula E mulai musim 2019-2020. Pada bulan September 2019, Formula E mengumumkan bahwa Jakarta akan menjadi tuan rumah untuk lima tahun ke depan mulai dari tahun 2020. Namun E-Prix ini ditunda untuk sementara karena pandemi Covid-19.
Pada 15 Oktober 2021, E-Prix Jakarta diumumkan akan menjadi balapan kesembilan dalam Formula E musim 2021–2022. Balapan tersebut menjadi E-Prix pertama di Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai negara keempat di benua Asia yang menjadi tuan rumah E-Prix setelah Tiongkok, Hong Kong, Malaysia, dan Arab Saudi.
Kini, posisi Indonesia benar-benar nyata adanya menjadi negara pelopor sebagai tuan rumah penyelenggaraan Formula E. Tentu, peristiwa ini akan dikenang oleh dunia bahwa Indonesia terlibat dalam pengembangan dan pembentukan “ABB FIA Formula E World Championship” menuju pada kesempurnaan format dan efek yang ditimbulkan.

Kampanye Emisi
Kendaraan listrik ini membawa pesan transportasi masa depan yang bebas polusi (zero emission) dan ramah lingkungan. Seiring gairah industri otomotif dunia untuk terus mengembangkan mobil listrik sebagai alat transportasi yang ramah lingkungan di masa depan.
Pesan dan kesan yang mendalam dari gelaran ini adalah, membuat antusias bagi produsen industri mobil listrik dunia, pelaku olah raga otomotif maupun pegiat isu lingkungan hidup. Ya, karena tidak menggunakan bahan bakar fosil melainkan menggunakan energi listrik. Di sinilah transformasi energi mulai dipikirkan dan dilakukan oleh dunia seiring dalam kepentingan global untuk banyak tujuan kesadaran lingkungan (ekologi) dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri.
Transformasi energi yang mulai menggejala di seluruh dunia, tak hanya konversi energi dari energi fosil ke energi listrik saja, namun dalam definisi keseluruhan transformasi energi ke dalam penggunaan perubahan energi terbarukan. Salah satunya konversi energi listrik.
Konversi energi listrik adalah, berkaitan dengan proses konversi energi dari energi listrik menjadi energi lainnya. Proses konversi energi listrik dilakukan oleh peralatan yang memanfaatkan arus listrik agar dapat bekerja. Konversi energi listrik menjadi bentuk energi lain hanya terjadi melalui penghantar listrik. Energi listrik umumnya diubah menjadi cahaya atau energi gerak. Hasil konversi energi listrik dimanfaatkan oleh rumah tangga, industri maupun pabrik. Di atas adalah konversi energi listrik dalam hal penerapannya, dikutip dari wikipedia.
Sedangkan transformasi energi yang dimaksud dalam hal ini yaitu peralihan energi (bahan bakar) dari kendaraan bermesin pembakaran internal menuju teknologi elektrifikasi atau yang jamak dikenal sebagai mobil listrik.
Pembakaran internal yang dimaksud adalah pembakaran kendaraan (mobil) yang menggunakan bahan bakar bensin, solar, gas, avtur, dan lainnya. Sedangkan teknologi elektrifikasi pada mobil menggunakan energi listrik.
Pembakaran internal atau bahan bakar bensin dari fosil yang diambil dari bahan dasar seperti minyak bumi, termasuk dalam kategori energi yang tidak terbarukan, tidak bisa diperbaharui dan jumlahnya terus berkurang. Misalnya bisa diperbaharui pun membutuhkan waktu jutaan tahun.
Indonesia dalam hal ini, sebenarnya sudah cukup tanggap dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) untuk Transportasi Jalan.
Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) untuk kendaraan transportasi di jalan raya maupun olahraga otomotif, saat ini masih dalam tahap pengembangan di seluruh dunia dalam hal penyempurnaan teknologi. Adapun klasifikasi jenis teknologi elektrifikasi kendaraan tersebut diantaranya meliputi; Hybrid Electric Vehicle (HEV), Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), dan Battery Electric Vehicle (BEV).
Dalam rangka tujuan transformasi di atas, bagaimana persiapan dan kesiapan dunia (negara-negara dunia) dalam hal penyiapan infrastrukturnya, seperti penyediaan mobil listrik, stasiun pengisian baterai, dan tentunya hubungannya dengan ekonomi dan keuangan atau multiplier effect.
Dengan demikian, bila ditarik pada sisi tata kelola pemerintahan sebagai entrepreneur government, pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Elon Musk mengenai prospek bisnis industri otomotif berbahan bakar listrik masa depan adalah sangat strategis, linier dengan isu dunia perihal dampak emisi yang ditimbulkan oleh penggunaan kendaraan ber-Pembakaran internal.
Diketahui, Elon Reeve Musk adalah pengusaha, penemu, dan tokoh bisnis dari Amerika Serikat, merupakan CEO dan arsitek produksi Tesla, Inc. Tesla termasuk pelopor lahirnya mobil listrik.
Dengan demikian, korelasi dengan digelarnya E-Prix Jakarta ini sebagai momentum akan berkembangnya industri otomotif mobil listrik saat ini dan masa depan, seiring dengan gairah dunia untuk menurunkan emisi gas buang dari mobil konvensional yang selama ini berdampak serius pada lingkungan.
Selain itu, isu dunia soal emisi (zero emission) atau ramah lingkungan, harusnya menjadikan semuanya tersadar bahwa, pembangunan (isme) yang dilakukan dunia telah benar-benar mengancam kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup (alam) yang dari hari ke hari semakin berdampak pada kehidupan manusia dunia, seperti global warming (pemanasan global), kualitas udara akibat polusi emisi dan polusi suara, yang akhirnya mengancam kesehatan dan sustainable kehidupan manusia di bumi.
Pembangunan (isme) dunia sudah saatnya berwawasan lingkungan. Problem ekologi adalah PR bagi penduduk bumi saat ini dan masa depan.
Bila dibaca dalam konteks bisnis, saatnya Indonesia mulai serius dalam membidik segmen ini untuk mengembangkan industri otomotif. Syukur industri otomotif mobil listrik ber-Plat merah, atau pun misalnya investasi pun cukup positif manfaatnya di pelbagai bidang, selain isu lingkungan dan bisnis tentunya.
Bila ditangkap dari sektor energi, isu krisis energi dunia dengan melambungnya harga BBM (Bahan Bakar Minyak), senada dengan Indonesia yang seringkali urusan BBM termasuk dalam kalkulasi APBN dengan skema-skema. Untuk itu, kehadiran mobil listrik sebagai alternatif mahalnya harga BBM dunia atau Indonesia, meskipun masih tergolong murah, namun alokasi anggaran untuk membeli BBM bisa dialihkan untuk pemenuhan kebutuhan lainnya bagi rakyat.
Kesimpulannya, bila selama ini aroma rivalitas politik menjadi riuh antara istana dan gubernuran, hingga menimbulkan polemik di masyarakat serta menjadikan keterbelahan antar masyarakat yang pro dan kontra atas gelaran tersebut, terlebih hingga lahirnya dikotomi Istana versus Gubernuran, Presiden vs Gubernur, Pusat vs DKI, seyogyanya tidak terjadi dengan terseret dan masuk pada pusaran politik sebagai road map menuju Pemilu 2024.
Setidaknya, sampai dengan alasan di atas, antara Istana dan Gubernuran, Pusat dan Daerah, hingga Jokowi dan Anies tidak ada alasan lagi lahirnya perpecahan atas terselenggaranya event E-Prix Jakarta 2022.
Mengingat, setiap orang punya hak politik untuk bermanuver dalam permainan politik. Namun yang perlu di lihat sebagai fakta bahwa, Anies tidak mempunyai kendaraan partai politik. Tidak harus ditangkap sebagai sesuatu yang berlebihan (kekhawatiran) mempunyai peluang menjadi presiden, kecuali kalau hanya pos wakil presiden tentu akan berbeda.
Namun, konteks ini tak lain adalah kegiatan atau event dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah saja, kalau di tarik pada sirkuit politik, sampai kapan pun tak akan selesai.
(bersambung bagian 2)

Sirkuit Politik 2024
Formula E Sirkuit Otomotif, Politik dan Kampanye Emisi (2)
Mobil Listrik, Kelebihan dan Kekurangan Menyambut Transformasi Energi
Moral Clarity dan Etika Politik Poros Intelektual
Aktualisasi Semangat Kebangkitan Nasional Indonesia Sebagai Substansi Bukan Sensasi
Membaca Peluang 3 Poros Pasangan Capres 2024 (1)
Geopolitik Negara dan Sumber Daya (1)
Konstruksi Kerajaan di Jawa, Bangun-Hancur-Pindah (1)