Friendly Fire “Karánsebes”, 10.000 Pasukan Tewas
Utsmaniyah menjadi negara besar (emporium) lintas benua dan berjaya pada tahun 1600-an di seluruh dunia, termasuk pengaruhnya di kerajaan Nusantara, seperti kerajaan Pajang, Mataram Islam, dan Banten.
Nusantarapedia.net, Jurnal | Sejarah — Friendly Fire “Karánsebes”, 10.000 Pasukan Tewas
“Dengan demikian, insiden Karánsebes merupakan pertempuran termudah tanpa adanya satu butir peluru pun yang ditembakkan oleh pasukan Turki Utsmaniyah. Peristiwa tersebut menjadi catatan bagi Utsmani sebagai kampanye militer termudah sepanjang sejarah Kesultanan Turki Utsmaniyah.”
Kesultanan Turki Utsmaniyah atau disebut Kesultanan Turki, Kekaisaran Utsmaniyah atau Turki Utsmani, didirikan pada tahun 1299 Masehi. Pada mulanya hanya kerajaan kecil sekelas kadipaten, lambat laut berkembang menjadi kerajaan monarki dengan bentuk kekaisaran oleh suku-suku di kebudayaan Turki yang dipimpin oleh Osman Bey di barat laut Anatolia.
Dalam perkembangannya, Utsmaniyah menjelma menjadi kekuatan dunia setelah tahun 1354, yang mana melakukan ekspansi kekuasaan dengan melintasi Eropa dan memulainya dengan menaklukkan Balkan. Utsmaniyah menjadi negara besar (emporium) lintas benua dan berjaya pada tahun 1600-an di seluruh dunia, termasuk pengaruhnya di kerajaan Nusantara, seperti kerajaan Pajang, Mataram Islam, dan Banten.
Kekuasaan Utsmaniyah tersebar di benua Asia, Eropa dan Afrika. Tak mengherankan, Utsmaniyah mewarisi naluri kerajaan Bizantium yang cukup memberikan warna peta dunia. Bizantium merupakan bagian dari kerajaan Kekaisaran Romawi Timur yang telah ada sejak tahun 330 Masehi.
Sejarah awalnya ber-Ibu kota di Konstantinopel tahun 330-663, 669-1204, dan 1261-1453. Selama periode tersebut, Turki dengan dinamikanya yang kompleks, termasuk pergantian kekuasaan dengan simbol-simbol kepercayaan sebagai ideologi atau haluan negara.
Khusus pada definisi Kesultanan Turki Utsmaniyah dengan ideologi Islam bermula pada tahun 1299. Terbagi dalam empat bentuk pemerintahan dalam sejarah Kekaisaran Utsmaniyah, yakni kerajaan mutlak, diktator-totaliter autokrat, parlementer konstitusional, dan parlementer diktator-militer totaliter.
Periodesasi bentuk pemerintahan Kekaisaran Turki Utsmaniyah :
1) Kerajaan mutlak (periode 1299–1876 dan periode 1920–1922)
2) Kerajaan mutlak di bawah kediktatoran totaliter autokrat (1878–1908)
3) Kerajaan parlementer konstitusional (1876–1878; 1908–1913; 1918–1920)
4) Kerajaan parlementer di bawah kediktatoran militer totaliter satu partai (1913–1918)
Ekspansi Termudah Kampanye Militer Turki Utsmani Sepanjang Sejarah
Pada tahun 1788–1791, berlangsung perang antara monarki Habsburg dan Kekaisaran Ottoman. Perang tersebut dikenal dengan Perang Austro-Turki. Di tempat lain sebagai bagian kampanye militer Utsmani, juga berperang melawan Rusia tahun 1787-1792. Selain itu juga bersamaan dengan Perang Rusia-Swedia (1788-1790) dan Perang Teater. Secara peta, perang tersebut disebut sebagai Perang Habsburg–Ottoman atau Perang Austro-Ottoman, yang mana Turki Utsmaniyah lebih sebagai pihak agresor dalam kesatuan politik ekspansi Kekaisaran Utsmaniyah yang sedang gencar-gencarnya.
Pada Perang Austria-Turki tahun 1788–1791, Kesultanan Turki Utsmaniyah memperoleh kekuasaan wilayah Austria dengan tidak melakukan pertempuran sama sekali. Peristiwa tersebut disebut dengan Pertempuran Karánsebes.
Pertempuran Karánsebes adalah bagian dari Perang Austria-Turki tahun1788–1791, adalah insiden baku tembak antara sesama tentara Austria (friendly fire). Peristiwa tersebut diduga terjadi pada malam hari tanggal 21-22 September 1788. Jadi, selama perang berlangsung hampir belum terjadi baku tembak, meskipun ketegangan selama perang terus terjadi, hingga terjadinya insiden fatal bagi pasukan Austria.
Insiden ini berlokasi di Caransebeş, dekat Sungai Timiș (Rumania modern). Hasilnya perang dengan kemenangan pihak Turki Utsmaniyah karena blunder dari pihak militer Austria. Turki merebut wilayah Caransebeş.
Pihak Monarki Habsburg dipimpin oleh Joseph II, sedangkan Kesultanan Utsmaniyah dipimpin oleh Koca Yusuf Pasha.
Kekuatan Monarki Habsburg dengan 80.000–100.000 pasukan dan 500 meriam, sedangkan pihak Utsmani tidak ada pasukan dan senjata, karena memang tidak ada pertempuran. Pihak tentara Utsmani tiba di lokasi setelah perang sesama tentara Austria berlangsung.
Atas insiden tersebut, legenda dunia menyebutkan sekitar 10.000 tentara tewas. Namun diduga korban tewas sebanyak 150, 1200 luka-luka, dan 563 hilang.
Kronologi Friendly Fire (Baku Tembak sesama Tentara Austria)
Disarikan dari wikipedia, berikut kronologi terjadinya insiden tersebut.
Tentara Austria berjumlah sekitar 100.000 orang, sedang mendirikan kemah di sekitar kota. Rombongan pasukan hussar (pasukan berkuda), menyeberangi Sungai Timiș untuk mengintai pergerakan tentara Utsmani.
Pada saat itu, patroli dinyatakan aman, tidak ada tanda-tanda keberadaan pasukan musuh (Utsmani). Di tengah perjalanan, pasukan hussar bertemu dengan sekelompok orang Rom. Mereka menawari schnapps (sejenis minuman keras) kepada pasukan hussar yang kelelahan. Kemudian, para pasukan membeli schnapps dan mulai pesta minuman keras.
Setelahnya, beberapa pasukan infanteri lainnya sedang menyeberangi sungai dalam kegiatan patroli. Mereka melihat pesta sedang berlangsung oleh para pasukan hussar, dan para prajurit infanteri meminta minuman tersebut. Permintaan tersebut ditolak oleh pasukan hussar, dan dalam keadaan mabuk, malah mendirikan benteng darurat. Akhirnya terjadi pertengkaran sengit, hingga situasi menjadi tidak terkendali, lalu seorang tentara melepaskan tembakan.
Terjadilah keributan besar antara prajurit berkuda (hussar) dan infanteri. Selama pertikaian tersebut, karena terpengaruh alkohol, beberapa tentara mulai berteriak, “Turci! Turci!” (“Turki! Turki!”).
Akhirnya, salah paham terjadi, antara para pasukan berkuda dan infanteri. Sedangkan pasukan Austria sendiri adalah gabungan dari tentara orang-orang Austria, Serbia, Kroasia, orang Italia dari Lombardia serta etnis minoritas lainnya, yang mana tidak saling memahami bahasa masing-masing.
Situasi menjadi makin genting ketika ada yang berniat melerai dengan berteriak, “Halt! Halt!” (Hentikan! Hentikan!), namun disalahpahami oleh tentara yang tidak bisa bahasa Jerman sebagai “Allah! Allah!”. Mengira bahwa itu adalah pasukan Turki yang beragama Islam. Akhirnya situasi semakin buruk dan baku tembak tidak bisa terhindarkan.
Keesokan harinya, pasukan Turki mendapati korban Friendly Fire pasukan Austria. Ada tentara yang mati, terluka, sekarat dan kondisi mengenaskan lainnya. Kemudian dengan mudahnya pasukan Turki menguasai wilayah Caransebeş, sekaligus menaklukkan Austria.
Dengan demikian, insiden Karánsebes merupakan pertempuran termudah tanpa adanya satu butir peluru pun yang ditembakkan oleh pasukan Turki Utsmaniyah. Peristiwa tersebut menjadi catatan bagi Utsmani sebagai kampanye militer termudah sepanjang sejarah Kesultanan Turki Utsmaniyah.
Wangsa Mataram, Cabang Ningrat Baru
Politik Ekspansi Panembahan Senopati dan Susuhunan Hanyakrawati
Geopolitik dan Strategi Sultan Agung Menuju Kejayaan Nusantara di Pentas Dunia (1)
Mataram Pleret, Penaja Perang Suksesi Monarki Jawa
Mataram Kartasura, Lahir dan Tumbuh dengan Pecah Belah (1)