Gambang Rancag Pantun Betawi, Si Jali-jali Abang Jampang, …
Sampiran pada Pantun Betawi berfungsi untuk menyamakan bunyi dengan pengungkapan perasaan sesuka hati dengan kata-kata kiasan. Sedangkan isi sebagai maksud untuk menyatakan kelugasan. Menggunakan kata-kata yang jelas.

Nusantarapedia.net, Jurnal | Seni — Gambang Rancag Pantun Betawi, Si Jali-jali Abang Jampang, …
“Pementasan kesenian ini mengandung banyak aspek di dalamnya, unsur seni sastra, seni musik, dan seni tari, maupun teater. Latar dari pertunjukan ini merepresentasikan keadaan kultural Betawi sebagai kota urban sejak era Portugis maupun Fatahillah Demak hingga masa tumbuhnya keroncong perjuangan (45).”
“Ukirlah ukir Tuan si kayu jati, kayu di balik dibikin meja, jangan dipikir Tuan sampai di hati, lebihlah baik bernyanyi saja.”
SIAPA yang belum pernah mendengar Pantun Betawi, tentu sudah ya? Pantun Betawi sangat familiar dan populer, tidak hanya bagi suku Betawi, namun sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.
Definisi Pantun Betawi menurut wikipedia adalah, pantun yang berasal dari tradisi lisan masyarakat Betawi dengan lirik tanpa susunan tertentu. Isi Pantun Betawi berupa ungkapan perasaan dengan nilai etika dan ajaran-ajaran agama Islam. Pantun Betawi merupakan pengembangan Pantun Melayu pada abad ke-17 dan ke-18 dan pantun Gujarat abad ke-15. Gaya penyajiannya spontan, lugas dan bebas.
Berdasarkan KBBI, Pantun adalah bentuk puisi melayu, tiap baitnya atau kuplet umumnya terdiri atas empat baris yang bersajak (a-b-a-b). Di setiap lariknya biasanya terdiri atas empat kata. Pada baris pertama dan kedua disebut sebagai sampiran untuk tumpuan, dan baris ketiga dan keempat merupakan isi.
Pantun Betawi berawal dari budaya lisan, hal tersebut menjadikan keluwesan dalam hal apapun dapat disampaikan secara bebas. Hingga menjadikan ciri khas pantun nya sebagai representasi kultural etnis Betawi dengan gaya berbicara yang ceplos-ceplos, los, humoris, apa adanya dan cenderung gembira (riuh/ramai).
Syair-syair dalam Pantun Betawi sangat kental merepresentasikan keadaan sosial pada kebudayaan Betawi. Isinya digunakan untuk berbagai kepentingan, termasuk mengungkapkan kesamaan hak manusia dalam aspek sosiologis sebagai kritik sosial. Berisi mengenai etika, moral, adab, sopan santun, nilai-nilai agama, hingga kehidupan berumah tangga dalam hubungannya dengan menantu dan mertua atau hal curahan hati.
Pendek kata, pantun sebagai bagian dari karya sastra atau puisi adalah bentuk kebiasaan masyarakat pada waktu itu untuk fungsi komunikasi yang disampaikan melalui medium seni. Selanjutnya membentuk menjadi seni sastra dalam medium kesenian, seperti musik Gambang Kromong maupun pertunjukkan teater Gambang Rancag juga Lenong Betawi.
Pantun Betawi menjadi bagian dari budaya masyarakat di Karawang, Tambun, Bekasi, Depok, Cimanggis, Cibinong, Ciputat, Tangerang, dan Jakarta sendiri sebagai pusat. (wikipedia)
Dalam perkembangannya, praktik Pantun Betawi bagi masyarakat pada kebudayaan Betawi digunakan dalam tradisi pernikahan yang disebut Palang Pintu. Kedua mempelai saling berkomunikasi dengan gaya bahasa ber-Pantun, seperti permintaan mempelai perempuan dengan menanyakan kepada pihak laki-laki atas kesanggupan memenuhi persyaratan untuk menikah yang disampaikan dengan ber-Pantun. Selanjutnya terjadi dialog dengan saling berbalas pantun yang diselingi dengan candaan, dengan tetap berisi nasihat-nasihat kepada mempelai berdua.
