Ganjar Pranowo: Respon Cepat Penanganan Bencana, Kearifan Lokal Punya “Ngelmu Titen”
"Nanti kawan-kawan kades, lurah kita siapkan juga untuk mereka mau terlibat secara aktif untuk mensosialisasikan, dan curah hujan mesti menjadi bacaan kita harian, maka info BMKG menjadi sangat penting sekali, termasuk info-info bencana yang ada."
Nusantarapedia.net, Semarang, Jawa Tengah — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, menekankan pentingnya solidaritas antar instansi dan respon cepat dalam penanganan bencana alam di Jawa Tengah.
Hal tersebut disampaikan dalam gelar apel kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana pada musim penghujan 2022-2023. Gubernur Ganjar bertindak sebagai pimpinan apel, Jumat (14/10/2022), digelar di halaman Kantor Gubernur Jateng, diikuti 200 personel, mulai dari Basarnas, BPBD, Dinas Sosial, PMI, Baznas, BMKG, Dinas PU SDA, Dinas ESDM, Pramuka, TNI/Polri, ormas peduli bencana, hingga sejumlah relawan.
Dalam kesempatan tersebut, juga informasi melalui akun Fp/@GanjarPranowo (18/10/2022), Ganjar berharap agar masyarakat mudah melapor, meminta agar instansi terkait men-blow up nomor-nomor darurat yang bisa dihubungi saat terjadi bencana.
Ganjar berpesan agar semua BPBD di 35 kabupaten/kota mengaktifkan posko dan berkoordinasi dengan dinas terkait.
“Kalau kita melihat ke daerah tengah dan pegunungan, itu mulai dari Temanggung, Wonosobo, Purworejo, Banjarnegara Purbalingga, sampai ke barat di Banyumas sana, terus sampai ke Cilacap. Yang daerah Tengah, daerah-daerah rawan longsor, kalau ke timur tentu saja di sekitar gunung-gunung, kita perlu menyampaikan kepada masyarakat.”
Selanjutnya, Gubernur Ganjar meminta agar kesiapsiagaan bencana selalu update dengan mengikuti perkembangan melalui laporan BMKG dan sumber informasi lainnya.
“Nanti kawan-kawan kades, lurah kita siapkan juga untuk mereka mau terlibat secara aktif untuk mensosialisasikan, dan curah hujan mesti menjadi bacaan kita harian, maka info BMKG menjadi sangat penting sekali, termasuk info-info bencana yang ada.”
Selain itu, Gubernur Ganjar juga menyinggung bahwa kesiapsiagaan bencana sebenarnya sudah dimiliki oleh masyarakat dengan “Ngelmu Titen” sebagai kearifan lokal.
“Dalam kearifan kita, kita betul-betul mesti punya ngelmu titen, ilmu titen ini pakai perasaan memang, tapi kebiasaan-kebiasaan di kampung itu jauh lebih efektif. Saya akan berkeliling, Bapak Ibu akan bisa memberikan layanan yang terbaik kepada masyarakat.”
Lanjutnya, Gubernur berpesan agar personel dan peralatan serta logistik disigakan.
“Maka apel hari ini kita undang relawan, dinas ke sini untuk siaga. Termasuk alatnya, kita mau saat digunakan berfungsi dan logistik juga. Kita pantau agar bisa respon cepat,” urainya.