Gelaran G20 Dongkrak Perekonomian Bali, Menparekraf Optimis

Nusantarapedia.net, Jakarta — Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) G20 Indonesia 2022, yang berlangsung di Bali tanggal 15-16 November 2022.
Gelaran KTT G20 di Indonesia ini yang puncaknya diselenggarakan di Bali, diawali dari rangkaian hajatan penting, yakni berupa Presidensial G20 yang diselenggarakan mulai 1 Desember 2021 hingga KTT G20 Bali, 15-16 November 2022 sebagai puncak. Artinya, Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan G20 selama setahun penuh.
Gelaran tersebut menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf)/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf), Sandiaga Uno, optimistis rangkaian pertemuan tersebut mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya Bali yang menjadi lokasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
“Kami berharap dengan KTT G20, puncak pertumbuhan ekonomi Bali, bersamaan dengan musim liburan, akan terus mendorong ekonomi untuk menciptakan lapangan kerja yang berkualitas,” kata Sandiaga dalam keterangan pers di auditorium, Media Center G20 Bali, Bali Internasional Convention Center (BICC), Selasa (15/11/2022).
Menparekraf menyampaikan, ekonomi Bali pada Triwulan III-2022 tumbuh signifikan dan diproyeksikan akan berlanjut di Triwulan IV-2022.
“Ekonomi pada kuartal III-2022 tumbuh signifikan sebesar 8,9 persen (year on year), yang merupakan peningkatan besar dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencatatkan kenaikan 3,5 persen,” ujarnya.
Selain gelaran G20, kata Sandiaga, terdapat beberapa faktor yang juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Bali, di antaranya meningkatnya frekuensi maskapai penerbangan, fokus pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkelanjutan dan berkualitas, serta adanya delapan kawasan ekonomi khusus (KEK).
“Termasuk yang banyak dinanti kawasan ekonomi khusus kesehatan di Sanur, Bali. Ada juga digitalisasi di berbagai sektor ekonomi, khususnya pariwisata dan ekonomi kreatif,” ucapnya
Menurut Sandi, pihaknya terus mendorong peningkatan daya saing pariwisata Bali di tingkat global, di antaranya melalui paket insentif dan paket wisata yang menarik.
“Kami juga meningkatkan kegiatan promosi dan kami juga ingin mendatangkan lebih banyak penerbangan dari maskapai global,” kata Menparekraf.
