Gempa Mamuju, Analisis Geologi Kejadian Gempa Bumi Merusak

9 Juni 2022, 13:57 WIB

Nusantarapedia.net, Mamuju, Sulawesi Barat — Telah terjadi gempa bumi pada hari Rabu, (8/6/2022), pukul 12:32:36 WIB/13.32 WITA. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak di Selat Makassar pada koordinat 2,74°LS dan 118,54°BT, dengan magnitudo (M5,8) pada kedalaman 10 km, berjarak sekitar 44,1 km barat – barat daya Kota Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat.

Dilansir dari laman esdm.go.id, menurut data The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 118,537 BT dan 2,78 LS dengan magnitudo (M5,8) pada kedalaman 23,6 km. Berdasarkan data dari Geo Forschungs Zentrum (GFZ), Jerman, lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 118,58 BT dan 2,81 LS, dengan magnitudo (M5,9) pada kedalaman 35 km.

Kondisi Geologi dan Penyebab Gempa Bumi

Wilayah yang terletak dekat dengan lokasi pusat gempa bumi adalah Kabupaten Mamuju dan sekitarnya. Wilayah ini pada umumnya merupakan morfologi perbukitan hingga perbukitan terjal, lembah dan dataran pantai yang tersusun oleh batuan berumur Pra Tersier (terdiri – dari batuan metamorf, meta sedimen). Tersier (terdiri – dari batuan sedimen, batu gamping, gunung api) dan Endapan Kuarter (terdiri – dari endapan pantai dan aluvial).

Sebagian batuan berumur Pra Tersier dan Tersier tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan berumur Pra Tersier dan Tersier yang telah mengalami pelapukan tersebut bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi.

Selain itu morfologi perbukitan yang tertutup oleh batuan berumur Pra Tersier dan Tersier yang telah mengalami pelapukan akan berpotensi terjadi gerakan tanah/longsoran apabila dipicu guncangan gempa bumi kuat di daerah ini. Kejadian gempa bumi merusak tanggal 15 Januari 2021 yang lalu memicu terjadinya gerakan tanah tipe jatuhan batu yang menutup jalan trans Sulawesi dengan material bongkahan batu gamping.

Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, dan data mekanisme sumber (focal mechanism) dari BMKG dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi tersebut berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif, mekanisme sesar mendatar dengan komponen naik.

Menurut data Badan Geologi daerah Sulawesi Barat, secara umum didominasi oleh struktur geologi berupa jalur lipatan dan sesar naik (fold thrust belt) berarah relatif utara – selatan. Sesar naik ini tergolong sudut landai dan blok bagian timur relatif bergerak naik terhadap blok bagian barat bidang sesar. Jalur sesar naik ini berasosiasi dengan lipatan yang banyak terdapat di bagian barat Provinsi Sulawesi Barat. Jalur sesar naik ini diperkirakan menerus ke arah darat

Dampak Gempa Bumi

Hingga laporan ini dibuat menurut informasi dari Halu (Kesbangpol Provinsi Sulawesi Barat), guncangan gempa bumi terasa kuat dan kejadian gempa bumi ini telah mengakibatkan bencana berupa kerusakan gedung PKK yang terletak di belakang Kantor Gubernur Sulawesi Barat.

Guncangan gempa bumi di Kota Mamuju terasa pada skala intensitas IV-V MMI  (Modified Mercally Intensity) dan di Majene terasa pada skala IV MMI.

Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi tinggi dan menengah. Kejadian gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, karena tidak mengakibatkan terjadinya deformasi dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami.

Menurut data Badan Geologi daerah pantai Sulawesi Barat tergolong rawan terhadap bencana tsunami, dengan potensi tinggi tsunami di garis pantai berkisar mencapai 3,85 m.

Rekomendasi Untuk Masyarakat

1) Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.

2) Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, yang diperkirakan kekuatannya lebih kecil
Bagi masyarakat yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman sesuai dengan arahan dari BPBD setempat.

3) Apabila terdapat retakan tanah pada bagian atas perbukitan akibat guncangan gempa bumi, agar waspada terhadap kemungkinan terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi dan curah hujan tinggi.

4) Kejadian gempa bumi ini diperkirakan berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) dalam dimensi kecil, seperti retakan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.

5) Daerah Sulawesi Barat tergolong rawan bencana gempa bumi dan tsunami, oleh karena itu direkomendasikan agar ditingkatkan kegiatan mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami melalui mitigasi struktural dan mitigasi non struktural.

Sampai dengan pukul 19.41 WIB, dikutip dari Breaking News KOMPAS TV, Rabu (8/6/2022), dilaporkan Gedung PKK Sulawesi Barat bangunannya rusak berat. Di sana ada enam orang korban luka-luka ringan di wajah kena serpihan kaca. Sementara itu di Polda Sulawesi Barat ada yang mengalami luka lecet 5 orang, tapi tidak signifikan.

Selain gempa di Mamuju, ada dua gempa yang mengguncang pada Rabu (8/6/2022). Hingga pukul 21.40 WIB, ke dua gempa bumi tersebut dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terjadi di Kota Manokwari dan Majene Sulawesi Barat (Sulbar).

Menurut BMKG, gempa bumi yang pertama terjadi pukul 10.54 WIB di Manokwari dengan magnitudo 4,8. Getarannya terasa hingga Kota Manokwari. Gempa tersebut dalam skala II-III MMI (Modified Mercalli Intensity).

Lokasi gempa terletak pada koordinat titik 0,76 Lintang Selatan (LS) dan 133,81 Bujur Timur (BT).

Berikutnya, gempa terjadi di Palopo dan Pinrang, masing-masing dalam skala II dan III MMI. Sedangkan Majene dalam skala IV MMI.

Berikut data ke-9 gempa yang terjadi di sekitar wilayah tersebut sebagai referensi :

1) 23 Desember 1915
2) 11 April 1967 M 6,3 Tsunami
3) 23 Februari 1969 M 6,9 Tsunami
4) 6 September 1972 M 5,8 Tsunami
5) 8 Januari 1984 M 6,7
6) 7 November 2020 M 5,3
7) 14 Januari 2021 M 5,9
8) 15 Januari 2021 M 6,2
9) 8 Juni 2022 M 5,9

Demikian analisis geologi kejadian gempa bumi merusak, untuk dijadikan referensi. (Andi)

Sat-Pol PP Tolitoli Respon Laporan Masyarakat Penimbunan Tabung Gas LPG
Sorgum Alternatif Pangan Antisipasi Krisis Pangan Global, Kata Presiden
Presiden Jokowi: Pembangunan Industri Baterai Listrik Terintegrasi Dimulai
Tsunami Alat Legitimasi, Ungkap Peristiwa berbasis Geo-Mitologi
Konstruksi Kerajaan di Jawa, Bangun-Hancur-Pindah (1)

Terkait

Terkini