Geopolitik dan Strategi Sultan Agung Menuju Kejayaan Nusantara di Pentas Dunia (2)

13 Maret 2022, 19:33 WIB

Nusantarapedia.net, Jurnal | Sejarah — Geopolitik dan Strategi Sultan Agung Menuju Kejayaan Nusantara di Pentas Dunia

Raden Mas Jatmika atau Panembahan Hanyakrakusuma juga disebut Sultan Agung Hanyakrakusuma, memimpin Mataram pada tahun 1613 hingga 1645 M. Dengan gelar penobatan:
Paduka Ingkang Sinuhun Kangjeng Sultan Agung Hadi Prabu Hanyakrakusuma Senapati ing Ngalaga Abdurrahman Sayyidin Panatagama Khalifatullah Tanah Jawi

Kerajaan Mataram resmi menjadi sebuah negara berciri institusi saat pemerintahannya. Penggunaan nama Sultan mulai digunakan mengacu pada bentuk pemerintahan monarki Islam di dunia.

Gelar Sultan oleh Susuhunan didapatkan atas hubungan politik luar negri yang dijalinnya dengan kesultanan Ottoman Utsmaniyah (Turki), juga membangun poros dengan Arab di Mekah, ataupun karena urusan bilateral kerjasama antar negara yang kemudian diberikan gelar tersebut.

Gelar kalifatullah tanah Jawa mulai digunakan sejak era Mataram berdiri oleh Panembahan Senopati, artinya poros politik maupun kerjasama antar negara sudah dilakukan sejak kesultanan Demak. Maka, Senopati dan cucunya tinggal melanjutkan tradisi tersebut. Hal itu menjadi kewajaran atas politik global Islam yang dilakukan dari jalur kenasaban Ahlul Bait, yang mana kesultanan Ottoman Utsmaniyah mengalami puncak kejayaan.

“Nagari Kasultanan Mataram” atau “Daulat Nuubil Mataram” yang berarti, Mataram yang luhur. Dari penamaan tersebut membuktikan bahwa Sultan Agung sudah mengenal struktur dan tata kelola pemerintahan dengan manajemen organisatoris, seperti pada kerajaan atau kesultanan pan Ottoman. Atau juga duplikasi simbol-simbol Islam kedalam tatanan Mataram dengan maksud untuk melegitimasi Mataram.

Terkait

Terkini