“Gersindang” Kabupaten Semarang, Upaya Tekan Wabah LSD Sapi
Nusantarapedia.net, Semarang, Jawa Tengah — Setelah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) beberapa waktu yang lalu menyerang hewan ternak seperti sapi dan kambing, kini wabah penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) kembali merebak di sejumlah daerah. Dilaporkan, penyakit ini masuk di Indonesia pada awal tahun 2022, meski kasus LSD mulai marak di akhir Desember dan awal tahun 2023.
Hal itu telah menjadikan daerah-daerah (Pemda) meningkatkan kewaspadaan akan penularan penyakit LSD dengan menekan laju penyebarannya.
Dinas Pertanian Peternakan dan Ketahanan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, terus berupaya menekan laju penularan penyakit cacar sapi, (Lumphy Skin Disease/LSD). Dikarenakan laju penularan penyakit tersebut masih tergolong tinggi.
Yohana Diah Haryuni, selaku Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet Dispertanikap Kabupaten Semarang menyampaikan, pada awal Januari lalu, jumlah kasus positif cacar sapi masih dalam hitungan jari. Namun, di pertengahan Januari, sudah mencapai angka ribuan.
“Kita terus mengedukasi petani untuk menjaga kebersihan kandang untuk mencegah pertumbuhan vektor penular penyakit,” kata Yohana, di sela-sela pencanangan gerakan bersih kandang (Gersindang), di Dusun Penggung, Desa Boto, Bancak, Jumat (10/2/2023), seperti dikutip dari diskominfo.jateng.
Yohana menambahkan, pihaknya juga telah melakukan vaksinasi ternak sehat, untuk mencegah penularan LSD tersebut. Sebanyak 1.288 dosis telah disuntikkan kepada ternak di delapan desa, yang berada di lima kecamatan. Yakni, Desa Bancak, Bringin, Getasan, Ungaran Barat, dan Desa Tengaran.
“Langkah ini terkendala minimnya jumlah vaksin dari Kementerian Pertanian, yang masih harus impor,” jelasnya.
Lanjut Yohana, sampai dengan Minggu kedua Februari, tercatat 1.722 kasus suspek LSD. Sebanyak 14 ekor sapi mati dan 58 kondisinya membaik.
Sementara itu, Kepala Dispertanikap Kabupaten Semarang Wigati Sunu menjelaskan, Gersindang (gerakan bersih-bersih kandang) dilaksanakan di 17 kecamatan, yang ditemukan kasus LSD. Dua kecamatan yang nihil kasus, adalah kecamatan Sumowono dan Jambu.
Pada kesempatan itu, Wakil Bupati Semarang, Basari, mengajak para peternak untuk tetap bersemangat, meski ada wabah penyakit menular.
“Penyakit dapat dicegah dengan vaksinasi dan menjaga kebersihan kandang. Tetap bersemangat beternak, sehingga tidak terjadi penurunan populasi ternak dan pendapatan petani,” tegasnya.
Usai pencanangan Gersindang, Wabup didampingi Kadispertan meninjau kandang sapi milik warga. Wabup juga mempraktikkan penanganan limbah kotoran sapi, menjadi bahan pupuk kandang.
Sebagai informasi, dikutip dari bbvetwates.ditjenpkh.pertanian.go.id, Lumpy Skin Disease (LSD) adalah penyakit kulit infeksius yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV) yang merupakan virus bermateri genetik DNA dari genus Capripoxvirus dan famili Poxviridae. Virus ini umumnya menyerang hewan sapi dan kerbau. Belum ada laporan terkait kejadian LSD pada ruminansia lain seperti kambing dan domba.