Gloomy Sunday, Lagu Kematian hingga Bunga Terakhir Bebi Romeo

27 Januari 2022, 13:42 WIB

Nusantarapedia.netGloomy Sunday, Lagu Kematian hingga Bunga Terakhir Bebi Romeo

Lagu adalah bentuk ekspresi bagi kebanyakan individu maupun entitas. Dibawakan dalam bentuknya yang sederhana berupa bunyi vokal manusia.

Dalam perkembangannya, bunyi atau suara vokal tersebut mempunyai ukuran tertentu, frekuensinya membentuk menjadi susunan nada. Rangkaian nada-nada tersebut menjadi kalimat lagu dengan diberikan kata-kata berupa syair atau lirik.

Agar semakin indah, lagu menemukan mediumnya dalam instrumen alat musik untuk mengiringi suara vokal tersebut, hingga melahirkan sebuah definisi Musik.

Secara teknis telah membentuk menjadi format musik, didalamnya terdapat unsur lagu atau tembang dengan iringan set orkes yang berirama atau style. Tentu, pemahaman dan pengertian serta teknik didalamnya sudah melahirkan budaya ber-musik oleh entitas kebudayaan dunia yang telah distandarisasi, termasuk rasa “sense” keindahan dalam suatu lagu.

Dalam sejarah dan perkembangannya, musik tidak hanya sekedar sarana ekspresi yang lebih pada bentuk hiburan. Kemunculan pertama kalinya berbentuk ritus spiritual, seiring berkembangnya pengetahuan yang lain mengenai konsep teologi.

Dengan lagu, akhirnya menjadi sarana agitasi suatu kelompok untuk tujuan tertentu. Pada definisi yang lebih kompleks, aspek sosiologis suatu bangsa juga bisa dilihat dari cara bermusiknya dalam aneka ekspresi. Kebudayaan bangsa-bangsa bisa ditelaah dari sudut pandang “etnomusikologi,” sama halnya kebudayaan kuliner merepresentasikan keadaan kultural didalamnya.

Lagu dalam Ekspresi Diri dan Sosial

Anda sedang jatuh cinta? ya, bernyanyilah dengan lirik-lirik yang tentu berisi puja-puji terhadap pasangannya. Pastinya, akan ada kalimat “aku jatuh cinta,” “tresna kowe,” “abdi bogoh ka anjeun,” “awak cinto uda,” “wo ai ni.”
Bahkan, ungkapan tersebut wajib untuk dilebih-lebihkan, “ibarat gunung kan didaki-laut disebrangi,” “rela mati bunuh diri-asal dengan pedang cintamu ini,” atau “i can’t sto
p loving you,” yang jelas haruslah lebay dan alay.

Nah, tak cukup hanya perasaan cinta, lagu Indonesia Raya, The Star-Spangled Banner (AS) contohnya, bertujuan demi membangkitkan semangat patriotisme, juga deretan lagu-lagu daerah yang mengetengahkan cinta dan kesetiaan kepada tanah kelahiran. Maluku Tanah Pusaka, Oh Minahasa, Gendhing Sriwijaya, Kampoang Nan Jauah Di Mato, Kr. Kemayoran dan lainnya.

Polish 20220126 180131845
Musik dapat merepresentasikan keadaan kultural suatu bangsa. Kelahiran musik sering berawal dari situasi dan kondisi suatu bangsa.

Lagu Genjer-Genjer ditujukan kepada agresor Jepang atas ketidakadilan terhadap pribumi, juga lagu Ayang-yang Gung (Sunda) sebagai kritik sosial pada kolonial Belanda.

Pada kebudayaan dunia, kelahiran genre musik Jazz sebagai bentuk protes praktik perbudakan oleh kaum kulit putih kepada kulit hitam. Lagu Jingle Bells yang identik dengan perayaan Natal, meski kelahirannya bermula ketika budaya berkereta kuda menjadi trend pada awal abad ke-19 di Georgia, Eropa dan Amerika.

Kelahiran musik Country juga demikian, berawal dari kelas petani terutama pada genre country fiddle, meskipun kemudian dimodernkan dan penghapusan stigma tersebut menjadi istilah musik “western.”

Politik majelis perwalian di pesisir utara Jawa juga demikian, lagu Ilir-Ilir, Gundul-Gundul Pacul, aneka tembag Suluk, Ada-Ada dan Macapat digunakan untuk sarana dakwah, berisi petuah ajaran hidup.

Lagu Sebagai Pesan Dari Alam dan Tuhan

Mbah Ranto Edi Gudel (almarhum), adalah ayahanda seniman Didi Kempot (alm). Masih ingatkah tragedi 97-98 ketika rezim orde baru tumbang, disitulah peristiwa bakar-bakaran terjadi hampir meluas diseluruh Indonesia. Sebelumnya, lagu Anoman Obong karya Ranto EG, menjadi booming dibelantika musik Jawa hingga menasional. Liriknya mengenai kekacauan suatu negara dengan puncaknya terjadi peristiwa pembakaran besar di kota tersebut (negara).

Lagu tersebut banyak ditafsirkan sebagai perlambang terjadinya tragedi bakar-bakaran. Saya meyakini bahwa lagu tersebut benar adanya sebagai petunjuk. Berisi bisikan, sasmita, petunjuk dari Tuhan untuk kiranya manusia berhati-hati akan datangnya tragedi besar.

Dalam tinjauan diatas, bisa juga Ranto EG atas seringnya bertirakat menjalankan laku spiritual akhirnya mendapatkan wangsit tersebut dari Tuhan secara sadar, ataupun Ranto EG secara khusus menjadi manusia terpilih untuk menyampaikan hal tersebut melalui lagu tanpa disadarinya.

Hal serupa juga terjadi pada Ki Narto Sabdo lewat karyanya lagu Kelinci Ucul. Sebelumnya, langkah Megawati dalam karir politiknya cenderung teraniaya. Rivalitas kedua pemimpin besar Indonesia, Sukarno dan Suharto berimbas. Megawati pantas diapresiasi sebagai wanita pejuang demokrasi Indonesia yang berani mendobrak orde baru secara konstitusional.

Meski Megawati terseok-seok, namun tetap bertahan dan akhirnya berhasil menjadi Ketua Umum PDI hingga saat ini. Namun siapa sangka, road map pelaksanaan kongres partai PDI yang dilaksanakan di Jakarta, Surabaya, Bali dan Semarang telah tersurat dalam lirik lagu Kelinci Ucul, sebagai tonggak menangnya kelompok pro-Megawati atas kelompok Suryadi-Budi Hardjono.

Berikut petikan lirik lagu Kelinci Ucul;

Polish 20220126 180047294 1

“lungo mengetan, Suroboyo,
terus nyang mBali,
mengulon lungo nyang mBandung,
ora ketemu,
terus aku nyang Jakarta,”

“jebul ora ketemu,
adhuh kelinciku,
ojo mbletho aku,
terus bali nyang Semarang,
kelinciku wus ono kandang”

Dengan demikian, sadar atau tidak, Ki Narto Sabdo telah mendapat gambaran tersebut mengenai suksesnya Megawati dari pesan alam maupun langit.

Gloomy Sunday

Gloomy Sunday berarti “minggu yang sedih.” Lagu ini pertama kali direkam tahun 1935 di Hongaria oleh Pal Kalmar.

Diciptakan oleh pemain piano dan komposer Hungaria, Rezső Seress. Tahun 1933 diterbitkan dalam tulisan berjudul “Vége a világnak” (penghujung dunia). László Jávor, adalah penulis dari liriknya, dalam versi aslinya berbahasa Hongaria, semula dinamakan “Szomorú vasárnap” (minggu yang suram).

Perjalanan lagu ini lebih populer di negara berbahasa Inggris, setelah Billie Holiday seorang penyanyi Jazz merekamnya pada tahun 1941. Sebelumnya, dipopulerkan versi bahasa Inggris oleh Hal Kemp pada 1936, liriknya ditulis oleh Sam M. Lewis, juga dinyanyikan oleh Paul Robertson di tahun yang sama pada tema Desmond Carter. Label Record pada Industri Musik Menamakan Sebagai “Lagu Bunuh Diri Hungary.”

Seiring tumbuhnya budaya Urban Legend di Eropa, yang mempercayai akan mitos-mitos berbentuk kontemporer, diekspresikan pada keyakinan dan kebenaran akan hal-hal yang bersifat horor, misteri, ketakutan massal, humor dan kisah moral juga sesuatu yang abnormal. Seringkali, legenda urban diterjebakkan dalam gaya-gaya yang sensasional, penuh isu-isu, meski terkadang juga mengandung kebenaran.

Hal tersebut yang semakin menjadi keniscayaan bahwa Gloomy Sunday adalah lagu kematian, hingga dalam kasus tertentu terjadi gerakan antisemitisme, menimbulkan prasangka yang berdampak pada perpecahan sosial.

Kematian Rezső Seress sebagai Trigger

Yah, kenapa dinamakan lagu bunuh diri? dan mengapa terjadi bunuh diri massal?

Rezső Seress meninggal bunuh diri dengan melompat dari gedung apartemennya di Budhapest ketika berumur 69 tahun setelah hari ulang tahunnya. Sebelumnya, Seress diinternir oleh Nazi di kamp kerja Ukraina.

Setelah itu, Seress kehilangan karirnya, hidup menderita berjuang untuk menyambung hidup. Dari pengalaman tersebut dan persoalan yang lain, menginspirasi untuk menulis sebuah lagu. Aneka kepedihan hidup, kesedihan, kekecewaan berada pada ruang hati dan pikirannya dengan menumpahkannya pada lagu yang kemudian berjudul Gloomy Sunday.

Penulis lirik lagunyapun, yaitu László Jávor juga ikut terbawa pada alunan nada Seress yang kebetulan juga dalam kondisi kesedihan yang mendalam akibat putus dari tunangannya.

Bak gayung bersambut, antara Seress dan Javor, sama-sama dalam keadaan depresi. Bisa dibayangkan bagaimana gabungan kesedihan keduanya tertumpah maksimal pada lagu tersebut.

Lagu tersebut bernada 1:Eb, bertangga nada C minor, disamping liriknya yang sedih, alunan nadanya cukup membuat tertekan jiwanya, sentimentil bahkan halusinasi tingkat tinggi. Hal tersebut yang mendorong setiap orang dalam mendengarnya mendorong untuk melakukan bunuh diri, terlebih dibarengi persoalan diri bagi si pendengarnya.

Namun, bunuh diri atas nama lagu tersebut juga dilakukan tanpa dibarengi persoalan pribadi bagi pendengarnya, membuktikan bahwa kekuatan dari lagu tersebut berenergi sangat dahsyat dan negatif.

Lebih dari 100 Kasus Bunuh Diri

Di Hongaria, Amerika dan negara Eropa telah terjadi lebih dari 100 kasus bunuh diri dengan menghubungkan keterkaitan dari lagu ini.

Di Danube, beberapa mayat ditemukan dalam posisi mencengkeram lembaran musik lagu tersebut. Beberapa orang menembak diri sendiri setelah mendengarkan lagu tersebut dari pemain band. Juga banyak ditemukan mayat dalam tempat yang terisolasi setelah mendengarkan lagu terbaru.

Koran Daily News Hungary, memberitakan lagu kontroversial ini pernah dicekal oleh BBC, pencekalannya berlangsung selama 66 tahun, dan baru dicabut pada tahun 2002. Lagu tersebut masih dilarang untuk dibawakan di outlet-outlet Amerika Serikat, mereka kawatir terjadi hal yang tidak diinginkan.

Beberapa negara seperti di Eropa juga mencekal lagu ini, karena dianggap berpotensi mendorong orang melakukan bunuh diri, meningkatkan depresi dan rawan terhadap orang-orang dengan penyerta gangguan psikis.

Dan, sampai saat ini, legenda dan mitos tentang Gloomy Sunday masih tetap dipercaya oleh sebagian kalangan.

Bagaimana Nuspedian? beranikah mendengarkan lagu ini, telusur di YouTube ya, tetapi saran saya, jangan mendengarkan lagu ini ketika mempunyai masalah, dalam keadaan mental yang tertekan.

Ahmad Dhani Nge-fans Bebi Romeo

Lagu yang indah, dibawakan dengan aransemen yang sempurna, lirik yang singkat dan padat namun syarat makna, dibawakan dengan karakter vokal “ngombak banyu” (serak basah). Aliran nada-nadanya begitu kuat dalam menerjemahkan akan ekspresi kehilangan. Itulah lagu “Bunga Terakhir” karya Bebi Romeo, yang mana Ahmad Dhani sangat menyukai lagu-lagu karya Romeo yang dianggap karya yang sempurna terutama pada lagu ini.

Polish 20220126 180359575
Lagu Bunga Terakhir ciptaan Bebi Romeo terinspirasi dari lagu Gloomy Sunday

Kita apresiasi lagu ini, namun bukan berarti Romeo menjiplak lagu Gloomy Sunday, memang Romeo menciptakan lagu Bunga Terakhir dari referensi Gloomy Sunday. Coba Nuspedian mendengarkan kedua lagu tersebut, terdapati kemiripan dalam konsepnya meski secara terpisah lagu tersebut tetap berdiri sendiri. Jadi, eyang buyut lagu Bunga Terakhir adalah Gloomy Sunday, begitulah adanya.

Harapan

Nama adalah doa, ucapan adalah untaian harapan, maka berbicaralah yang baik, karena disitulah mengandung energi yang terpancar, berpengaruh pada laku kehidupan kita.

Seperti lagu Gloomy Sunday diatas, bahwa berangkat dari fakta yang kelam akhirnya menghasilkan karya yang ber-energi negatif, meskipun dari tinjauan musik lagu tersebut bagus.

Jangan pernah bermain-main dengan nada-nada, karena nada tersebut adalah gambaran nyata orkestrasi alam, disitulah gerak langkah manusia di uji.

Oh, iya, lupa! Indonesia juga punya lagu horor loh, judulnya Lingsir Wengi.

(disarikan dari beberapa sumber)

Terkait

Terkini