GMIT Kalvari Maumere Gelar Event “Budaya dan Bahasa”

Nusantarapedia.net, MAUMERE, SIKKA — Gereja GMIT Kalvari Maumere, gelar puncak bulan “Budaya dan Bahasa,” yang mana budaya dipersatukan oleh Tuhan, semua tetap satu tidak ada yang teristimewa.
Event ini digelar tiap bulan Mei setiap tahunnya, selalu mengagendakan jadwal tetap tahunan, karena di bulan Mei adalah bulan budaya. Untuk bulan Mei tahun 2023, Gereja GMIT Kalvari Maumere merayakan bulan budaya dan bahasa tahun 2023 dengan tema, “Roh Kudus menguatkan budaya dan mempersatukan suku-suku bangsa agar hidup dan memuliakan Allah.”
Berbagai kegiatan telah dilakukan sepanjang bulan Mei 2023, dari kegiatan pelayanan liturgi sampai pada puncaknya malam puncak budaya dan bahasa yang digelar di Gereja GMIT Kalvari Maumere, Rabu (31/5/2023) malam.
Ketua panitia Yery Lay dan Lia Mandona kordinator acara sekaligus MC, kepada media menjelaskan, kegiatan malam budaya dan bahasa dibuka oleh pendeta Ferluminggus Bako, S.Th., dilanjutkan sapaan oleh Ketua Majelis GMIT Kalvari Maumere pendeta Diana D.D. Babys Funi, S. S.i., dan selanjutnya oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sikka Petrua Poling Wairmahing.
Diterangkan oleh Lia Mandona, pagelaran ini merupakan puncak bulan budaya pada bulan Mei tahun 2023, yang mana pada bulan Mei itu adalah bulan budaya yang diangkat oleh Gereja GMIT Kalvari Maumere.
“Bulan Mei adalah bulan budaya dan bahasa, ada berbagai kegiatan tentunya yang melatarbelakangi budaya dan bahasa dari masing-masing etnis suku yang tergabung dalam Gereja GMIT Kalvari Maumere,” kata Mandona.
Lanjut Mandona menjelaskan, kegiatan berupa pelayanan liturgi sampai pada puncak malam pagelaran budaya dan bahasa. Kegiatan ini diperankan langsung oleh masing-masing etnis suku sekaligus menggambarkan bahwa jemaat-jemaat di Gereja GMIT Kalvari Maumere terdiri dari berbagai macam etnis, dan ketika etnis dengan berbagai keberagaman budaya itu dipersatukan oleh agama, oleh Tuhan, mereka itu tetap satu, tidak ada satu etnis yang lebih melebihi etnis lainnya.
“Kegiatan ini setiap etnis menampilkan berbagai budaya yang dimilikinya seperti tari-tarian, nyanyian dan bahkan cerita rakyat dikemas dengan penampilan fragmen,” kata Mandona.
Masih menurut Lia Mandona, ada 11 etnis yang terlibat yang menampilkan keragaman budaya masing-masing, ada etnis Sikka menampilkan tarian Bitak Wua Ta’a, etnis Sabu dengan tarian Lendo, tarian Pado’a dan Pado’a massal, etnis Sumba menampilkan tarian Woleka dan tarian Gazza, etnis Rote dengan penampilan tarian Ofa Langga dan tarian Foto, etnis Maluku dengan vokal grup lagu Katong Bakumpul Rame-rame, etnis Alor menampilkan tarian Cakalele, Lego-lego dan sebuah fragmen cerita rakyat, etnis Timor dengan tarian Oko Mama dan tarian khas Tebe, etnis Batak membawakan tarian Tor-tor.
Acara ditutup dengan tarian Pado’a massal, tarian Tebe massal dan Gemu fa mi re secara massal.
