Grebeg Sura 1 Muharram 1445 H, Petilasan Keraton Pajang Gelar Kirab Ganti Songsong Agung

18 Juli 2023, 23:21 WIB

Nusantarapedia.net | SUKOHARJO, JATENG — Dalam rangka menyambut tahun baru Islam 1 Muharram 1445 (2023), petilasan Keraton Pajang Prabu Adi Wijaya (Joko Tingkir), menggelar rangkaian acara bertajuk “Grebeg Sura”.

Kegiatan ini dihelat oleh kelompok masyarakat pelestari budaya Petilasan Keraton Pajang yang beralamatkan di bekas istana keraton, Desa Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, yang disesepuhi oleh Bambang Sridaya.

Menurut ketua panitia pelaksana Joko Winarno, rangkaian acara “Grebeg Sura Keraton Pajang 2023” ada beberapa agenda, yaitu; pengibaran bendera Tunggul Wulung di pantai Parangkusumo, pada Jumat Legi pekan yang lalu; acara kedua kirab ganti songsong agung hari ini; ketiga ritual 15 Sura (pertengahan bulan Muharram) berupa labuhan laut di pantai Parangkusuma.

Puncak rangkaian kegiatan selanjutnya, akan digelar pertunjukan wayang kulit oleh dalang KRT. Guno Dipiro (Ki) Pahang Sunarno, seniman dari Desa Makamhaji. Pergelaran wayang kulit ini akan dihelat pada 12 Agustus mendatang dengan lakon “Tumuruning Wahyu Payung Agung”.

“Rangkaian Grebeg Sura Petilasan Keraton Pajang ini ada lima kegiatan, yaitu; pengibaran bendera Tunggul Wulung, kirab ganti songsong agung, labuhan laut 15 Sura, dan puncaknya pagelaran wayang kulit,” kata Joko Winarno ketua pelaksana di sekretariat petilasan, Selasa (18/7/2023).

Adapun kirab ganti songsong agung hari ini dengan rute menyusuri jalan raya sekitar Desa Makamhaji, menempuh jarak sekitar 3 kilometer. Start dan finish dari halaman petilasan istana Keraton Pajang, dengan rute; berangkat dari paleggahan istana menuju Jl. Joko Tingkir, Tugu Lilin Pajang, kemudian menuju Jl. Slamet Riyadi (selatan), under pass, wilayah Butulan – Bangsren, finish kembali ke istana dengan puncak acara mengganti songsong atau payung agung, dari payung lama diganti payung baru.

Menurut Joko Winarno, kirab ganti songsong dihadiri sekitar 500 orang lebih dari berbagai daerah dan elemen masyarakat, dengan peserta dari kalangan pemerhati dan pelestari petilasan Keraton Pajang dan masyarakat sekitar.

Kirab ini juga dimeriahkan dengan 7 kereta kuda dan kuda tunggangan, kesenian Reog dari Windan Kartasura, grup seni Hadroh dari Semin Gunung Kidul. Rerata peserta kirab memakai busana adat Jawa, dengan menaiki kuda, kereta kuda, dan berjalan arak-arakan.

Di akhir keterangannya, Joko berharap, rangkaian acara Grebeg Sura ini untuk melestarikan budaya, yang mana istana Pajang atau Kesultanan Pajang yang dibangun oleh Prabu Adi Wijaya (Joko Tingkir) ini adalah bagian dari sejarah Indonesia, maka perlu dilestarikan. Harapan selanjutnya, agar generasi muda mengenal sejarahnya yang adi luhung sebagai jati diri.

“Semoga generasi muda mengenal sejarah, karena Pajang ini bagian dari sejarah Indonesia yang adi luhung, perlu dilestarikan sebagai jati diri bangsa,” harap Joko.

Menutup perbincangan, Joko Winarno berharap, “Semoga dinas terkait pemerintah Kabupaten Sukoharjo ikut handarbeni petilasan Keraton Pajang ini.”

Sebagai informasi, Kerajaan Pajang kelanjutan dari Demak Bintara, berdiri hanya sekejap (1554 –1587), berdiri sejak Joko Tingkir dilantik oleh Sunan Mrapen di Giri Kedathon menjadi raja di kerajaan Pajang bergelar Prabu Adi Wijaya (Hadiwijaya) tahun 1568. Tahun 1587 kekuasaan Pajang sebagai kerajaan berdaulat hilang, sewaktu kekuasaan Pangeran Benowo. Tahun 1587-1591 di bawah kekuasaan kerajaan Mataram pada masa kekuasaan Gagak Baning. Dan kerajaan Pajang benar-benar runtuh tahun 1591.

Beberapa waktu yang lalu, nama Joko Tingkir viral, setelah lagu dangdut koplo dengan lirik “Joko Tingkir Ngombe Dawet”. Namun lagu tersebut menjadi polemik, akhirnya para pembawa lagu mengganti lirik Joko Tingkir dengan kalimat lain. Joko Tingkir sebagai raja besar tak pantas namanya dibuat bahan guyonan dengan lirik “ngombe dawet”, kritik para budayawan dari berbagai daerah. (da/asm)

Suasana 1 Sura 1957 Jawa/1 Muharram 1445 H (18/7/2023) malam, di petilasan istana Keraton Pajang. Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah. YouTube: Nusantarapedia Journals | NPJ

Keraton Pajang Istana Joko Tingkir

Nasab Joko Tingkir Versi NU

Joko Tingkir dalam Diskursus Sejarah, Tokoh Imajinatif hingga “Ngombe Dawet” (1)

Legenda “Aprang Tandhing” Arya Penangsang vs Danang Sutawijaya di Bengawan Sore (1)

Geopolitik dan Strategi Sultan Agung Menuju Kejayaan Nusantara di Pentas Dunia (1)

Terkait

Terkini