Gubernur NTT Tinjau Lokasi Bencana Banjir di Kabupaten Kupang
"Terkait dengan pengendalian terhadap curah hujan yang menyebabkan banjir, maka ke depannya Pemerintah Provinsi dan Kabupaten bersama Pemerintah Pusat akan melakukan perencanaan pembangunan bendungan di sungai-sungai di bagian utara Pulau Timor ini,"

Nusantarapedia.net, Kupang, NTT — Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) meninjau lokasi bencana banjir di Kabupaten Kupang, diantaranya di Desa Nunkurus Kecamatan Kupang Timur, Desa Pariti Kecamatan Sulamu dan Desa Naitae Kecamatan Fatuleu Barat.
Mengenai tinjauan tersebut dimaksudkan untuk melihat secara langsung dampak kondisi lingkungan serta kondisi para korban banjir, juga dampak kerusakan yang ditimbulkan karena bencana banjir.
Adapun juga kegiatan peninjauan yang dilaksanakan, diantaranya; Pertemuan bersama masyarakat korban banjir Desa Nunkurus; Meninjau jembatan Nefopal yang putus; kemudian dialog bersama masyarakat Desa Pariti; serta mengunjungi para korban banjir di Desa Naitae. Terakhir mengecek lokasi luapan air sungai Siumate akibat tersumbatnya gorong-gorong jembatan.
Dalam peninjauan tersebut, Gubernur VBL juga didampingi Ny. Julie Sutrisno Laiskodat, Bupati Kupang Korinus Masneno bersama Wakil Bupati Jerry Manafe, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTT Ambrosius Kodo, Kepala Dinas Sosial Provinsi NTT Yosef Rasi, Kepala Dinas PUPR NTT Maxi Nenabu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT Lecky F. Koli, Kepala BPAD Provinsi NTT Alex Lumba, dan juga Kepala Biro Administrasi Pimpinan Provinsi NTT Prisila Parera serta Kapolres Kupang FX Irwan Arianto.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur VBL mengatakan pentingnya pengendalian yang dilakukan bersama terkait dengan bencana banjir.
“Bencana banjir ini merupakan tantangan bagi kita. Dan saya harapkan dengan kerja bersama maka dapat kita lakukan penanggulangan bencana yang baik. Nanti kita akan bersama membantu melakukan relokasi tempat tinggal dari para korban terdampak dan saya tegaskan untuk jaga alam kita ini,” ujar Gubernur, Kamis (05/02/2023) di lokasi.
Lanjut Gubernur, atas kajian dari Pemprov NTT, ke depan Pemprov NTT bersama Pemda dan Pemerintah Pusat akan membuat rekayasa lalu lintas air, salah satunya dengan membangun bendungan.
“Terkait dengan pengendalian terhadap curah hujan yang menyebabkan banjir, maka ke depannya Pemerintah Provinsi dan Kabupaten bersama Pemerintah Pusat akan melakukan perencanaan pembangunan bendungan di sungai-sungai di bagian utara Pulau Timor ini, sehingga aliran sungai dapat dibendung bersama juga dengan mengantisipasi luapan air pada saat musim hujan, sehingga tidak menyebabkan banjir,” ungkap Gubernur.
Dengan konsep tersebut, selain untuk mencegah banjir, bendungan akan dimanfaatkan untuk kepentingan pertanian dari memanen air hujan yang ada, juga bisa dikembangkan untuk tujuan kepariwisataan.
“Dengan demikian maka kita akan memiliki tampungan air yang melimpah dan juga selain mencegah banjir pada musim hujan, maka kita juga tidak kesulitan air pada musim kemarau. Air yang ditampung tersebut akan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan sektor pertanian. Pembangunan bendungan bermanfaat bukan hanya mencegah banjir tetapi juga untuk pertanian kita,” ungkapnya.
Dengan sistem rekayasa air seperti itu, ke depan tidak diperlukan lagi jembatan, melainkan membangun bendungan.
“Jadi ke depannya jembatan tidak dibangun lagi, melainkan kita membangun bendungan. Pembangunan jembatan akan kita sesuaikan pada kondisi dan kebutuhan tertentu,” ungkapnya.

Gubernur juga turut mengapresiasi kinerja semua pihak yang telah membantu mengevakuasi masyarakat, hingga pembangunan posko bencana serta perbaikan jembatan secara darurat untuk dapat dilalui kendaraan sepeda motor.
Gubernur VBL juga meminta masyarakat agar setelah penanganan banjir selesai maka masyarakat harus kembali memulai aktifitas, diantaranya untuk sektor pertanian harus terus dikerjakan.
“Saya minta agar setelah masalah banjir selesai maka masyarakat dapat kembali beraktifitas seperti biasa. Beliau juga meminta agar pemanfaatan lahan pertanian dapat dimaksimalkan, mungkin juga melalui penanaman jagung. Nanti Pemerintah Provinsi NTT melalui Dinas Pertanian akan memberikan bantuan seperti bibit dan lainnya untuk mendukung hal tersebut seperti,” ungkapnya.