Gubernur VBL Ajak Generasi Muda NTT Jadi Petani Milenial
Generasi muda jangan hanya bercita-cita menjadi ASN tetapi juga menjadi petani milenial yang mandiri melalui pengolahan sektor pertanian

Nusantarapedia.net, Sumba Barat Daya, NTT — Untuk terus meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang pertanian, Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat mengajak generasi muda untuk belajar menjadi petani milenial dan menekuni sektor pertanian.
Hal tersebut diungkapkannya pada saat Peninjauan Lokasi TJPS Kerja Sama Dinas Pertanian NTT bersama Universitas Nusa Cendana, Politeknik Pertanian Kupang dan Universitas Brawijaya Malang di Desa Ana Engge, Kecamatan Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya, Sabtu (22/10/22).
Dalam perbincangan dengan para mahasiswa dan masyarakat, Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan, generasi muda jangan hanya bercita-cita menjadi ASN tetapi juga menjadi petani milenial yang mandiri melalui pengolahan sektor pertanian.
“Kalian ini, kan, mahasiswa pertanian, jadi sudah harus bisa mandiri setelah kalian lulus. Maka belajar untuk menjadi petani milenial yang tangguh di lapangan. Selama ini orang berpikir bahwa pertanian itu hanya dikerjakan oleh orang-orang miskin. Anda sebagai mahasiswa pertanian harus mengubah mindset bahwa sektor pertanian itu dikerjakan oleh orang yang cerdas dan pintar serta bisa menjadi mandiri dan kaya bila dikelola dengan benar,” kata Gubernur yang akrab disapa VBL ini.
Dia juga menambahkan, mahasiswa pertanian di NTT harus cerdas di bidang pertanian dan jangan hanya cerdas dalam isi kepala saja tetapi cerdas kerja di lahan dan ada hasilnya.
Menurut Gubernur VBL, pertanian ilmu yang penting sekali karena terkait pangan dan sangat bermanfaat bagi peradaban dan kehidupan masyarakat.
Pada kesempatan tersebut juga Gubernur meminta secara khusus kepada kelompok mahasiswa Undana dan Politani untuk mengelola lahan jagung masing-masing 1 Ha mulai dari penanaman hingga panen dengan didukung oleh Bank NTT.
“Saya minta masing-masing 1 Ha untuk Undana dan Politani. Nanti didukung dengan anggaran dari Bank NTT setelah panen kita kita bawa offtaker untuk beli. Kita usahakan juga hasilnya dikembangkan untuk menjadi bibit. Kerjakan juga dengan kemandirian serta didukung juga dengan mahasiswa dari Universitas Brawijaya,” ujarnya.

Sementara itu Dosen Universitas Brawijaya, Hendra Saputra menjelaskan, sejauh ini Luas lahan yang dikerjakan seluas 0.5 Ha, menggunakan jenis benih berupa Galur murni dengan jumlah bibit 2 kg benih jantan, dan 8 kg benih betina. Pemupukan menggunakan 75 kg NPK dan 125 Kg Urea dan direncanakan panen 15 Desember 2022.
“Yang kita lakukan bersama dengan mahasiswa Undana, Politani dan juga masyarakat ini adalah salah satu bentuk transfer knowledge. Kita juga ketahui bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi tanaman jagung yaitu genetik dan lingkungan. Maka kita lakukan pilot plan adalah penangkaran jagung. Kita masih kerjakan dalam percobaan lahan 0,5 Ha. Ini proyeksi hasilnya bisa sampai 900 Kg bisa digunakan untuk bibit 50 Ha lahan. Kita ingin agar Desa Ana Engge ini kita bisa lanjutkan menjadi tempat penghasil bibit jagung bagi Kabupaten Sumba Barat Daya,” pungkas Hendra. (MYasin)
Garap Perdana Pola Kemitraan Program Tanam Jagung Panen Sapi
Firmus Mega, Difabel Sang Motivator Usaha Cabai Raih Penghargaan “Role Model Petani Milenial”
Menakar Kekuatan Rakyat dan Kebijakan Pemerintah dalam Isu Global Krisis Pangan (1)
Proyeksi Indonesia Tahun 2100 dalam Perspektif Demografi dan Isu Pangan, Jangan Rugi 3 Kali!
Kerajaan Nagekeo Dibentuk Tahun 1919, Fusi Kerajaan Nageh dan Kerajaan Keo