Hantu, Tuhan, dan Tahun

- Budaya Jawa serta akulturasi pun digambarkan cukup jelas pada sub-subab buku ini. Hal tersebut dapat dilihat dari penggalan-penggalan cerita di dalam buku ini, seperti ari-ari atau plasenta -

24 Desember 2022, 08:01 WIB

Nusantarapedia.net, Gerai | Resensi — Hantu, Tuhan, dan Tahun

Edi Warsidi

AGAMA dan spiritualisme merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, sama-sama memiliki hubungan dalam bidang kerohanian. Agama berorientasi pada kepercayaan atau keimanan terhadap Sang Pencipta dan di dalam agama terdapat berbagai aturan yang mengikat pemeluknya, sedangkan spiritualisme lebih terbuka atau tidak mengikat, tetapi sama-sama berorientasi pada Tuhan.

Buku novel Simple Mircales, Doa dan Arwah menggambarkan berbagai bentuk dan contoh spritualisme, agama, serta budaya dari tanah Jawa. Ayu Utami menggambarkan semua itu melalui berbagai kejadian di dalam kehidupan keluarga besarnya, terutama sang ibu. Ia juga menggambarkan berbagai kejadian sederhana yang dianggapnya sebagai sebuah keajaiban yang berasal dari kekuatan doa. Keikhlasan dalam berdoa sebagai salah satu cara untuk memohon kepada Tuhan Sang Maha Pencipta. Keberhasilan dari doa pun digambarkan dalam cerita, seperti yang dialami oleh Ayu, tokoh Ibu, dan Bibi Gemuk. Sesuai dengan agama yang dianut Ayu, Kristen Katolik, keimanan dalam novel ini banyak digambarkan sesuai dengan aturan dalam agama tersebut. Akan tetapi, penulis pun menggambarkan bagaimana agama-agama lain sebagai pengikat bagi pemeluknya (hlm. 59).

Cerita tentang arwah digambarkan dalam buku ini melalui salah satu tokoh yang menjadi keponakan penulis, Bonifacius. Sejak kecil Bonifacius memiliki kemampuan dalam melihat suatu hal yang tidak dapat dilihat oleh kebanyakan manusia lainnya. Menurutnya, arwah merupakan orang yang sudah meninggal (hlm. 37). Selain itu, Bonifacius pun dapat mengetahui kapan kematian neneknya atau ibu dari penulis.

Budaya Jawa serta akulturasi pun digambarkan cukup jelas pada sub-subab buku ini. Hal tersebut dapat dilihat dari penggalan-penggalan cerita di dalam buku ini, seperti ari-ari atau plasenta yang ditanam di halaman rumah, dalam kendil tanah liat; ziarah ke makam leluhur pada hari-hari tertentu; ritual kematian, misalnya dalam sebagaian pemeluk agama Islam melakukan tahlilan; jumat kliwon dipercaya sebagai hari saat makhluk halus menampakkan diri dan hari selasa kliwon dipercaya sebagai hari keramat bagi warga Yogya; dan kepercayaan orang Jawa pada arwah orang mati masih ada di tempat biasa tinggal selama 40 hari.

Novel ini merupakan satu di antara banyak karya sastra yang menggambarkan salah satu keanekaragaman bangsa Indonesia. Dalam buku ini digambarkan bagaimana doa serta kekuatannya, kepercayaan terhadap Sang Pencipta, akulturasi dan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, arwah serta ritual-ritual yang dapat diteruskan sebagai suatu adat atau kebiasaan atau bahkan dihilangkan. Ayu Utami selalu berhasil mengemas suatu cerita yang merupakan bagian dari kehidupan bangsa Indonesia, dalam buku ini kejadian-kejadian sederhana tersebut digambarkan melalui tokoh-tokoh yang ada dalam kehidupannya. Berbagai kejadian yang sederhana, tetapi hal tersebut merupakan bagian dari sebuah keajaiban yang berasal dari Tuhan.**

Edi Warsidi, tinggal di Bandung
| Selepas menjabat Kepala Divisi Penyuntingan di ITB Press (Juni 2022), dia masih diberi amanah menjadi penulis dan editor di beberapa penerbit buku di Bandung, juga pengisi materi pada lokakarya pelatihan penyuntingan/editing naskah. Pengajar Mata Kuliah Bahasa Indonesia dan Literasi Keilmuan di sebuah kampus di Bandung.

Islamic Hypnoparenting MULTIPLE THERAPHY for MUSLIM, Jurus Sakti Mengatasi Masalah dan Emosi Anak dalam Hitungan Menit
Referensi untuk Introspeksi pada Diri Sendiri
Meluruskan Pandangan Miring Barat terhadap Islam
Penyakit Aneh Para Pencinta Buku
Museum Mandala Bhakti Wanitatama “Penghormatan untuk Peran Kaum Ibu”

Terkait

Terkini