Harga Komoditi di Jakarta Hari Ini 2 Oktober

Harga Telur Ayam, rata-rata Rp.25.364/kg, harga tertinggi Rp.29.000 /kg di Pasar Baru Metro Atom, harga terendah Rp.23.000/kg di Pasar Senen Blok III-VI

2 Oktober 2022, 11:48 WIB

Nusantarapedia.net, Jakarta — Bagaimana harga komoditas di Jakarta hari ini, Minggu (2/10/2022), di pekan pertama bulan Oktober pasca kenaikan BBM Subsidi, terutama jenis Pertalite dan Solar.

Kenaikan BBM Subsidi jenis Pertalite dan Solar serta Pertamax non subsidi, lantaran tidak mungkin lagi pemerintah menambah dana subsidi untuk energi dengan menambah kuota BBM bersubsidi. Namun akhirnya, pemerintah tetap menambah jumlah subsidi, dari sebelumnya total subsidi energi tahun 2022 sebesar Rp502 triliun naik menjadi Rp653 triliun, seperti dikatakan Sri Mulyani (Menkeu) beberapa waktu yang lalu.

Setelah BBM Subsidi terjadi pengalihan subsidi BBM, atau pendek kata harga BBM naik, kini Pemerintah dan DPR sepakat akan ada perubahan daya listrik subsidi. Yaitu daya listrik yang tadinya 450 volt ampere (VA) akan dinaikkan menjadi 900 VA, dan dari 900 VA menjadi 1.200 VA. Namun hal tersebut sudah dikatakan Presiden bahwa tidak ada penghapusan daya listrik 450 VA.

Tak berhenti disitu, pemerintah pun mewacanakan konversi penggunaan kompor gas LPG 3 kg ke kompor listrik induksi. Namun kemudian, Dirut PLN Darmawan Prasodjo mengatakan pada Selasa (27/9/2022), bahwa program tersebut dibatalkan.

Diketahui, inflasi Indonesia per Agustus 2022 tercatat sebesar 4,69% (year on year), lebih baik lagi dari Juli 2022 pada angka 4,94 persen (yoy) masih yang terbaik dibandingkan dengan tingkat inflasi di Uni Eropa sebesar 8,9 persen, Turkey 7,9 persen, Uni Eropa 8,9 persen, atau Amerika 8,5 persen.

Potensi inflasi yang besar, mendorong pemerintah pusat dengan menginstruksikan pemerintah daerah agar menggunakan (memaksimalkan) dana APBD guna menekan laju inflasi.

Saat ini, upaya pemerintah dengan menggelontorkan dana sebesar Rp24,17 triliun serta bentuk bantuan lainnya untuk bantalan sosial berbentuk bantuan tunai sebagai penyikapan kondisi tersebut di atas, atau bentuk pengalihan subsidi BBM. Adakah korelasinya dengan harga pangan kedepannya. Secara langsung, sudahkah bantalan sosial yang mulai dikucurkan berdampak pada daya beli masyarakat.

Bahkan menurut Sri Mulyani (Menteri Keuangan) pada konferensi APBNKita edisi September, pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih akan tumbuh lebih baik di tahun 2022, sejalan dengan proyeksi yang dilakukan oleh lembaga internasional terkemuka seperti ADB (5,4%), IMF (5,3%), Bloomberg (5,2%), Bank Dunia (5,1%).

Dalam perspektif global, bagaimana harga-harga sembako terdapati relasi dengan resesi dunia, seperti isu ketahanan pangan, krisis energi yang berdampak pada krisis ekonomi dan keuangan. Yang mana ini baru awal dari krisis global, setidaknya akan terus dengan dinamikanya dalam bulan dan tahun mendatang.

Perlu kiranya menjadi perhatian yang serius bagi pemerintah dalam hal ketahanan pangan. Ancaman berbagai krisis tersebut, terutama sektor pangan sudah direspon oleh pemerintah dengan kebijakan mengalokasikan dana ketahanan pangan sebesar Rp.92,3 triliun tahun 2022 dalam APBN.

Upaya kebijakan pemerintah dalam tata kelola pangan dari hulu sampai hilir sangat diharapkan, dalam hal ini untuk terus menjaga harga pangan tetap stabil, terlebih saat ini negara-negara dunia dalam posisi inflasi dan upaya menjaga pertumbuhan ekonomi.

Dengan demikian, bagaimana kenaikan BBM serta isu-isu tersebut, serta prestasi ekonomi Indonesia 2022 terkorelasi dengan harga sembako pada hari, pekan dan bulan mendatang.

Komoditas pangan yang dimaksud adalah kebutuhan sembilan bahan pokok, yaitu beras, gula pasir, minyak goreng dan mentega, daging sapi dan daging ayam, telur ayam, susu, bawang merah dan bawang putih, gas elpiji serta garam.

Bagaimana untuk harga-harga sembako, terutama cabe rawit merah yang mana cenderung stabil pra kenaikan BBM di range Rp.50.000-Rp.60.000 per/kg. Pasca kenaikan BBM terpantau fluktuatif naik, pada Sabtu (1/10/2022) rata-rata Rp.66.700.

Terkait

Terkini